25. Jarum suntik?!

39 29 2
                                    

Haii...
Happy reading 🍒

•••

Fira yang awalnya biasa saja sekarang lebih-lebih tidak biasa, hatinya tidak tenang ketika mendengar kabar dari Aksel bahwa Pina berada di rumah sakit terkena tusukan pisau.

Awalnya Fira akan di jemput oleh Aksel tapi Fira orangnya tidak sabaran, sehingga ia pergi sendirian untuk menuju rumah sakit.

Fira sudah memesan ojol, ia tinggal menunggu. untung nya tidak terlalu lama bisa-bisa Fira cancel.

"Bodo amat dia ngambek." ucap Fira, ojol sudah datang lalu Fira memakai helm ijo yang di berikan oleh ojol tersebut.

Tanpa berlama-lama Fira naik, saat di perjalanan Fira memberi tahu Aksel bahwa ia telah pergi, Fira memotret dirinya lalu di kirimkan kepada sang kekasih sebagai bukti melainkan pap dari nya.

handphone nya berdering, Aksel menelpon nya dan ujungnya Fira menolak nya, jurus andalan Aksel adalah terus menelpon Fira sampai ia mengangkat telpon darinya.

Fira memutar bola matanya malas, kebiasaan Aksel selalu memaksa nya jika Fira menolaknya.

"Apaan?" ucap Fira malas, terdengar Aksel seperti kecewa pada Fira.

"Gue kecewa sama lo!"

"Idih ngambek!"

Fira langsung menutup sambungan telponnya, tidak penting jika ia bertengkar dengan manusia kutub satu ini apalagi orang nya pemaksa.

Jarak dari rumah nya lumayan jauh dari rumah sakit, jadi Fira harus bersabar sendari tadi, jika Fira di jemput oleh Aksel pasti akan lama sekali.

Tidak terasa sudah sampai di lokasi, Fira melepaskan helm tersebut dan memberikan nya kembali kepada pemiliknya dan tidak lupa membayar nya.

Tidak sabar Fira langsung berlari kecil menuju ke dalam, ia menanyakan ruangan pasien yang bernama Pina, setelah menanyakan sontak wajah Fira terlihat pucat.

Fira tidak menyangka Pina dalam keadaan darurat, saat sampai di sana kakinya terasa lemas tidak berdaya sehingga Fira terjatuh dengan sigap Aksel langsung menangkapnya.

Aksel mengandeng Fira, lalu Aksel menyuruh Fira untuk duduk terlebih dahulu supaya ia lebih mendingan, bulir air matanya menetes membasahi pipinya.

Sedangkan Gavin menunduk sendari tadi di dekat pintu IGD, baru kali ini Fira melihat Gavin terduduk lemah sembari menundukkan kepalanya.

Lampu merah masih menyala, Fira akan menghubungi orang tua Pina untuk memberi tahu tetapi orang tua Pina sedang tidak ada di sini melainkan ada di luar negri.

Tapi Fira akan menghubungi nya meskipun keadaan orang tua Pina sedang sibuk atau sedang liburan, Fira tetap akan memberi tahunya.

Dengan perasaan campur aduk Fira langsung menelpon nya, awalnya tidak di angkat tapi Fira tidak menyerah ia menelpon sekali lagi.

"Iya ada apa?"

Akhirnya telponnya telah di angkat oleh ibunya Pina, sedikit gugup tapi demi kebaikan Fira menghapus kegugupan nya.

Enemy Lover  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang