Published 13/4/2024
Revisi pertama 29/7/2024Sama seperti harinya yang berlalu . Jimin tetap tidak merasa ada yang berubah. Dia tetap tidak akan melihat apapun . Bahkan meski saat ini dia harus berada dalam situasi yang tidak dia inginkan .
Dia tidak bisa membedakan malam dan pagi atau siang dan sore . Semuanya sama saja . Bedanya mungkin semua akan terdengar sibuk di waktu pagi menjelang siang.
Jimin harus bisa stabil , dia menerima pengobatan di rumah sakit. Lucu rasanya setelah dia menahan diri selama ini agar tidak masuk ke dalam suatu tempat yang benar benar menakutkan untuknya . Dan sekarang dia tidak memiliki pilihan . Dia ingin sembuh. Dan dia sangat ingin semua bayangan masa lalu yang selalu mampir dalam benaknya itu mungkin jika tidak hilang bisa menjadi sesuatu yang tidak menyakiti dirinya lagi.
Dua hari berjalan dan dia menerima semua sesi dengan baik. Beberapa obat anti depresan dia minum saat matanya tak terpejam atau dia tidak dapat tidur . Dokter di rumah sakit itu juga menjaga dirinya dengan baik. Dan ini keputusan yang bijak. Dia dengan mudah bisa menyusun kalimat dengan teratur; mengenai apa yang terjadi bahkan selama ini dia tidak bisa menjelaskan bagaimana perasaanya .
Jimin masih bisa bertemu dengan kakaknya , dan juga sahabatnya serta mantan kekasihnya yang tak pernah absen menemuinya .
Tetapi ada sesuatu yang sepertinya sangat mendesak hingga Jimin tidak memiliki pilihan selain mengingatnya. Ini mengenai kejadian dimana dia di bawa saat itu.
"Maukah anda bekerja sama dengan para polisi itu tuan Jimin?".
Dokter itu bertanya padanya, seolah memberinya pilihan agar dia bisa membantu ataukah tidak . Jimin akan mengingat ini nantinya namun sepertinya dia merasa tidak nyaman.
"Tuan jeon ingin bertemu dengan anda. Tetapi jika anda keberatan".
"Dokter , apakah aku harus menemuinya ?".
Dokter itu tersenyum penuh arti . "Jika kau ingin kita bisa mendampingi anda . Tetapi apa yang membuat anda takut pada tuan jeon, tuan Jimin?".
"Aku tidak takut , dia pria yang baik. Dia juga menyelamatkanku . Hanya saja orang orang di sekitarnya menakutkan. Mereka".
Jimin terdiam sebentar seolah enggan melanjutkan perkataannya. Tetapi dokter itu menepuk punggung tangannya . "Ini hanya formalitas , dia ingin mengakui sesuatu. Dan itu berarti kau juga membantu penyelidikan. Apapun itu menghilangkan nyawa orang lain adalah kesalahan tuan Jimin. Jika tuan jeon tidak terlibat mungkin hukumannya bisa berkurang. Kau mengatakan bahwa dia baik padamu bukan ?".
Jimin menganggukkan kepalanya dengan begitu perlahan . "Baiklah , aku bersedia".
"Apakah benar benar siap? Dan mengenai apapun yang tuan jeon katakan padamu nanti apakah tidak menjadi masalah?".
Jimin mengerutkan keningnya dan menundukkan kepala. "itu, aku tidak tau , tuan jeon meminta maaf padaku seolah olah dia merasa bersalah melibatkan diriku dalam perselisihan dia dan istrinya. Tetapi perkataan mereka sebelum meninggal , itu".
Sekali lagi tepukan jemari di punggung tangannya membuat Jimin berhenti berbicara. Dokter pria paruh baya itu kemudian menenangkan dirinya .
"Jangan di paksakan tuan Jimin".
"Tidak dokter , aku hanya merasa takut".
"Ada aku disini , ingat , semua itu hanya kenangan buruk di masa lalu . Kau tau ? Di luar sana Hyung mu dan juga kekasihmu yang tampan sedang menunggu hasil dari percakapan kita . Mereka seperti siap mengatakan . 'dokter , aku mohon jangan siksa adik ku'. Padahal aku tidak seperti itu bukan?".
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Tears(Yoonminkook)✅
FanfictionApa yang seharusnya di lakukan untuk memperbaiki segalanya. Baik Yoongi yang berusaha menyembunyikan trauma dari kekasihnya , dan jimin yang berusaha menyembunyikan rasa trauma lebih besar, lalu seorang jungkook yang tetap hidup dengan nyaman setela...