Published 26/5/2024
Revisi pertama 29/7/2024Mendengar bahwa Jimin berada di Nepal saat ini membuat Yoongi kepalang frustrasi. Dia berdiam diri di kamar tamu Seokjin. Seolah olah memandangi lantai putih itu bisa membuat otaknya kembali berjalan baik.
Nepal, satu negara yang menjadi impian Jimin. Entah apa yang ada disana hingga Jimin begitu terpesona. Benar , bahwa bisa saja mantan kekasihnya itu tidak akan keberatan walau dalam penculikan. Tetapi rasanya entah mengapa dia tidak merasa panik seperti empat minggu yang lalu.
Tertanam dalam hati dan pikirannya bahwa dia akan membuat perhitungan jika sampai Jungkook melakukan hal yang tidak baik lagi pada Jimin nya. Berbagai cara akan dia lakukan jika harus menyiksa pria itu terlebih dahulu. Dia bukan psikopat namun rasanya memikirkan jika Jimin sedang dalam masalah dan dia tidak bisa membantu membuatnya kesal.
Pria seperti apa dirinya? Yoongi biasanya memaksa dirinya untuk terus tegar. Bisanya jika tidak ada Jimin dia bisa menangis sepuasnya. Biasanya dia mampu menyembunyikan semua kesedihannya. Tetapi entah mengapa kali ini rasa cemas itu membuatnya tak mampu mengekspresikan lagi seperti apa yang seharusnya dia ungkapkan.
Pintu terbuka dan derap langkah masuk tidak membuat Yoongi yang duduk di pinggir ranjang melihat pada orang itu. Siapapun itu tak akan membuat hatinya tenang.
"Seokjin hyung memanggilmu untuk makan malam".
Suara bas itu sangat Yoongi hafal belakangan ini. Selalu di dengarnya untuk sekedar mengatakan bahwa mereka sama sama khawatir pada satu orang.
"Yaaa, kita harus tetap sehat untuk mencari Jimin". Ucapnya lagi.
"Taehyung ah".
Yoongi memanggil pria itu dengan perlahan sebelum mengangkat wajahnya yang penuh kesenduan dan Taehyung bisa melihat bagaimana pria pucat itu berkaca kaca. "Aku selalu gagal melindunginya".
Pria berkulit Tan itu memilih duduk di samping Yoongi dengan sangat hati-hati. Sebelah Pundaknya di tepuk tangan besar itu seolah sekali lagi mencoba menguatkan dirinya.
"Yang terjadi dulu bukan kesalahanmu. Tanpamu pun mungkin Tuhan sudah menuliskan takdir seperti itu untuk dirinya. Seberapa banyak kita menghindar takdir sudah tertulis seperti itu. Kau bukan gagal , lupakan semua itu dan cobalah untuk menjalani harimu. Jimin juga pasti tidak ingin kau terus berada disini dan mengorbankan mimpi mimpimu. Jika kau mau , kembali ke Amerika. Sebelum Jimin tau kau berkorban lagi untuknya dan dia merasa bersalah jika apa yang seharusnya kau jalani tidak berjalan baik. Kau sangat mengenal Jimin bukan?" .
Pria pucat itu mengangguk pelan. "Jika aku kembali pun aku rasa tidak akan stabil untuk diriku selanjutnya. Aku Hanya sedang berusaha semampuku agar tidak menyesal lagi di kemudian hari seperti yang kurasakan dulu".
"Kita pikirkan nanti. Ayo makan dulu , Seokjin hyung sudah memanggil kita".
"Makanlah dulu , aku tidak lapar".
Taehyung yang sudah berdiri merasa kesal. "Yak , aku juga sedih tetapi aku harus tetap hidup. Aku tidak bisa lemah jika seperti itu aku tidak bisa mencari Jimin ku".
Saat itu Yoongi menoleh pada Taehyung dan memperlihatkan tatapan tajam.
"Apa?". Tantang Taehyung. "Jimin bukan hanya milikmu. Dia juga milikku. Kalian kan sudah putus".
"Kau". Yoongi terdiam sebentar , "Jennie?".
"Aku sudah berakhir dengannya , bukan kah sudah ku ceritakan padamu ?".
"Kapan kau cerita?",
"Ah hyung aku sudah". Belum sempat Taehyung mengatakan sesuatu lagi tiba tiba dia berhenti saat mendengar suara dehem dari luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Tears(Yoonminkook)✅
FanficApa yang seharusnya di lakukan untuk memperbaiki segalanya. Baik Yoongi yang berusaha menyembunyikan trauma dari kekasihnya , dan jimin yang berusaha menyembunyikan rasa trauma lebih besar, lalu seorang jungkook yang tetap hidup dengan nyaman setela...