6 : TOKYO TOWER

1.6K 220 4
                                    

Suatu hari Yixing menceritakan semuanya kepada ibu dan ayahnya hingga mereka melakukkan penerbangan ke Jepang. Keluarga mereka kembali bertemu tentu tanpa ayah Mizu disekitarnya.

Waktu berputar, keadaan berubah, dan lambat laun sesuatu yang baru muncul kepermukaan.

Dua keluarga ini sedang makan malam bersama. Mereka berbincang ria, dihiasi canda dan tawa.

Mizu tidak sadar Yixing telah merencanakan sesuatu untuknya. Dan tentu saja kedua orang tuanya dan ibu Mizu mengetahui itu.

"Mmm..baiklah mungkin sekarang. Aku pergi dulu, ayo Mizu" tiba-tiba Yixing berdiri, berpamitan dan menarik tangan Mizu.

"Ehh? Mau kemana? Kita kan-" semua hanya terkekeh melihat Mizu yang kebingungan.

"Ikut saja Mizu.." kata ibunya.

"Iya, cepatlah" ucap ibu Yixing.

"Yixing, sukses!" seru ayahnya sembari mengangkat kepalan tangannya.

Mizu yang semakin heran, berpamit dan mengikuti Yixing entah kemana. Selama perjalanan pun pertanyaannya tidak dijawab, dan itu membuatnya sangat kesal.

Minato?. Batin Mizu.

"Kita mau apa disini?" tanya Mizu lagi.

Yixing enggan membuka mulutnya. Dia pun memarkirkan mobilnya dan menarik Mizu keluar.

Alhasil disinilah mereka. Duduk di Taman Shiba menikmati indahnya Tokyo Tower dimalam hari.

Suasana disini sangat ramai. Ada yang sedang berfoto, ada yang sedang duduk berbincang, ada yang sedang tertawa dengan teman-temannya, orang-orang lalu lalang, pokoknya sangat ramai.

"Mizu.." akhirnya Yixing membuka mulutnya.

"Ya?" tanya Mizu yang sekarang memfokuskan dirinya pada Yixing.

"Kamu tau tidak? Aku mengajakmu kesini untuk menagih janjimu?" ucap Yixing yang membuat Mizu mengernyitkan dahinya.

"Janji? Janji apa? Aku rasa tidak ada" Mizu diliputi rasa bingung dan heran.

"Kau benar-benar tak ingat?! Aku kecewa.." ucap Yixing.

"Maaf, aku benar-benar tak tau" pinta Mizu.

"Baiklah aku akan memberimu petunjuk. Hmm...dibukit, dibawah pohon, waktu kita kecil, kau menanyakanku 'akan jadi apa aku ketika besar nanti'.." jelas Yixing.

Ingatan Mizu pun mulai terbuka..

Mizu dan Yixing kecil sedang berlari, berlomba menuju pohon diatas bukit sana tempat mereka biasa bermain.

"Aku menang!" sorak Yixing.

"Kamu licik Yixing-ah!" Mizu cemberut tak terima.

Mereka ambruk terbaring dibawah pohon sambil mengatur nafas dan menenangkan degupan jantung mereka.

"Lihatlah Mizu, aku sangat suka degupan cepat ini" ucap Yixing yang sedang menaruh tangannya diatas dadanya.

"Kau aneh sekali" ejek Mizu polos. "Oiya Yixing, menjadi dewasa itu sepertinya menyenangkan, yah? Kita bisa melakukkan apapun yang kita inginkan."

"Yang aneh itu kau. Kau selalu saja bermimpi dewasa itu menyenangkan" Yixing bangun dan duduk. Mizu pun mengikuti.

"Yixing, kalau sudah dewasa kau mau seperti apa?" tanya Mizu.

"Aku ingin seperti ayahku, dia seorang dokter yang hebat!" seru Yixing bangga. "Kalau kamu?"

"Aku ingin tumbuh cantik seperti eomma, dan menjadi pengantinmu" Mizu tersenyum manis pada Yixing.

Yixing yang mendengarnya hanya tertawa. Dia berpikir anak perempuan ini hidupnya penuh dengan bualan. Karena Yixing tak ingin melukai perasaannya, mau tidak mau dia harus ikut masuk kedalam dunia Mizu.

"Kok tertawa?" tanya Mizu sedih.

"Haha..tidak kok. Benar kau ingin jadi pengantinku?" tanya Yixing yang membuat Mizu kembali tersenyum dan mengangguk penuh keyakinan. "Janji?"

"Janji!" seru Mizu menyantelkan kelingkingnya pada kelingking Yixing.

Mizu pun sontak kaget dan menatap Yixing yang berada disampingnya. Dia benar-benar tersipu dan tidak percaya.

"I-itukan hanya bualan anak kecil! Kau bercanda?!" dengus Mizu.

"Justru itu, aku yang akan mengabulkannya" Yixing pun mengeluarkan kotak merah dari dalam sakunya, dia menarik Mizu untuk bangkit.

"Choi Mizu, maukah kau menjadi pengantinku?" Yixing menatap dalam manik mata perempuan dihadapannya ini.

Mizu membeku, perasaannya meluap membeludak. Tanpa basa-basi dia pun mengangguk dengan tegas, mengiyakan. Yixing pun menyematkan cincin itu dijari manis Mizu.

Ditengah keramaian, pancaran sinar dari tower, semilir angin Tokyo dimalam hari, bintang, langit, dan semua yang menjadi saksi, mengungkapkan bahwa takdir itu tidak main-main.

Flashback off

Empat tahun sudah mereka membina keluarganya. Mizu pun kembali lagi ke Korea karena mengikuti Yixing yang berpindah bekerja disana. Mereka pun tinggal di rumah Mizu yang dulu sempat ditinggalkan. Hanya saja sekarang, Mizu datang kembali menempati itu bersama dengan suami dan anaknya.

Now What? (Sequel of Stop Now)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang