2

280 12 0
                                    

PRANG

"BAJINGAN KALIAN! " teriak seorang remaja pria sedang berdiri tanpa menggunakan alas kaki, banyak darah mengalir disetiap langkah nya akibat serpihan benda tajam , yang ia injak.

"a-abang hiks" lirih seorang anak laki laki, ia berusaha menggapai kaki orang yang ia sebut 'abang' itu.

anak itu terus berusaha menggapai pergelangan kaki, remaja bertubuh tinggi itu tiba-tiba pandangan nya bergulir, ruang tengah mansion besar itu sudah dipenuhi banyak mayat yang bersimbah darah.

"jangan ikutin gue ZURA.." remaja bertubuh tinggi itu akhirnya bersuara, dengan nada lirih nya Namun seperti sebuah perintah yang harus dipatuhi.

"ibu sama ayah bakal dateng sebentar lagi....tahan sakit nya...abng rasa itu bakal jadi luka pertama buat kamu dek dan luka TERAKHIR yang, paling ringan buat kamu..." remaja itu keluar dari sana dengan sempoyongan.

digelapnya malam tanpa setitik cahaya, anak kecil itu terus menangis sendirian tanpa seseorang hanya dengan ditemani cahaya rembulan yang menyoroti puluhan mayat tak bernyawa itu melalui pintu besar mansion nya.

"hiks b-brengsek semua nya ninggalin eren sendiri-an hiks eren benci semua orang hiks eren benci abang" anak itu akhirnya membaringkan tubuh nya menghadap pintu mansion dan membiarkan cahaya rembulan menemani nya.

"RENZURA" sagara terus berusaha membangun kan zura, awalnya sagara bingung kenapa tangan zura mengepal.

kepanikan akhirnya sagara rasakan dikala saat zura berusaha dibangunkan bukan nya sadar, remaja itu malahan kejang-kejang.

ceklek

"zura kenapa rik?" tanya sagara panik saat dokter muda itu keluar dari ruang rawat zura.

"lu bilang kan tadi zura kejang kejang pas dia tidur, sebenarnya yang kayak gini banyak faktor nya tapi kalau kita lihat dari sisi zura, anak itu kayak nya lagi stres banget dan kebanyakan konsumsi obat anti stres yang gue kasih minggu lalu juga"ujar erik dokter muda yang juga bersahabat dengan sagara sedari mereka smp.

"huh..sebenarnya gue sebagai temen lo kasian juga liat lu punya nasib, hahaha tapi ga jadi deng kasianan zura"ucap erik sambil menepuk nepuk pundak sagara kasar.

tanpa memperdulikan tingkah aneh erik, sagara langsung masuk kedlam kamar rawat zura saat baru masuk, bisa dilihat zura yang kembali tenang dengan infus yang tertancap dilengan nya.

dua hari dan tiga hari sudah terlewatkan setelah kejadian zura mengalami kejang-kejang, venus bingung kenapa zura ga masuk sekolah udah dia tanya ke ketua kelas dan sagara juga tapi jawabannya gak tau.

"bim lu curiga ga sih?" tanya venus tiba tiba sambil menumpu kepala nya pada satu lengan sambil menghadap bima.

bima hanya menaikkan satu alis nya sembari membetulkan kursi.

"nih sigara gara itu kan bilang dia ga tau soal dedek zura yang g masuk skolah tapi dia juga ga masuk masalahnya??" tanya venus serius, lalu disaat itu bima juga merubah ekspresi wajah nya menjadi misterius.

ditempat lain yang jauh dari lokasi venus dan bima, dua kaum adam sedang asik menikmati suasana desa sembari memakan buah buahan.

"BANGSAT PUNYA GUE!" emosi zura sambil terus berusaha mengejar sagara, sedangkan seorang wanita paruh baya yang sedari tadi menyaksikan tingkah dua remaja itu hanya tertawa renyah.

Renzura(Hiatus) [bxb] [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang