4

1.6K 141 1
                                    

Seorang cowok sedang menggeliat gelisah diatas kasur king sizenya, jujur saja setelah 1 jam berbaring ia masih belum bisa memejamkan mata

"Gw butuh Mami"

Ia pun berjalan kearah kamar Maminya itu, namun sebelumnya ia memasuki kamar adiknya sekedar memastikan apakah adiknya itu sudah tidur

"Mal, lo udah tidur kan?"

Tidak ada jawaban yang keluar dri mulut gadis itu, kecuali hembusan nafas teratur nya

"Aman, dia udah tidur"

Laki laki dengan manik emerald itu pun kembali melangkahkan kakinya

"Mamii"

Cowok itu menyelonong masuk karna memang kamar maminya itu tidak dikunci

"Mamiii"

"Iya, kenapa sayang?, kok belum tidur?"

Ia pun berbaring, dengan posisi kepalanya diatas paha maminya

"Pat pat mii"

Metta pun mengelus lembut surai putranya itu

Seperti inilah kebiasaan Afan, yang tidak bisa sehari saja jika kepala nya tidak di 'Pat pat mami'

Tidak ada yang tau tentang sifat manjanya ini, termasuk adiknya, Mala, jika gadis itu tau pasti ia akan diledek olehnya

Sekarang saja ia sudah diledek Papinya apalagi ditambah dengan Mala yang sifatnya 11/12 dengan Daniel

Ceklek

"Eh ada anak Kudanil" ujar pria paruh baya yang baru memasuki kamar tersebut

"Eh ada kudanil"

"Berani ya lo manggil gw kudanil"

"Papi sendiri yang bilang Afan anak kudanil, jadi papi dong kudanilnya"

"Kan lo emang mirip kudanil nempel mulu keinduknya"

"Ooh, jadi papi bilang mami kudanil gitu?"

"Gak gitu miih, aush sakit"

Metta menjewer telinga Daniel yang membuat sang empu meringis

"Ampunn mii, ampunn"

Sementara Afan hanya tertawa terbahak bahak melihat telinga papinya yang sudah memerah akibat jeweran

"Sakit ga bro?"

"Ya sakit lah, pake nanya lo"

"Afan ini peduli banget loh sama papi, walau papi sangat jelek dan menjengkelkan"

"Lo mau gw lempar keujung dunia hah?"

"Lempar aja, kalau lo mau digetok pakai teflon sama mami"

"Udah itu Afan, gabaik loh ngomong gitu sama papi"

"Tapi papi yang mulai"

"Afaan"

"Iya mi, afan diam"

"katanya papi juga mau ngebicarain sesuatu sama kamu" ujar Metta

"Tentang apa?"

"Tentang wasiat kakek kamu"

"Wasiat?"

Afan mendudukkan dirinya, jika papinya sudah berbicara dengan kata -saya kamu- artinya pembicaraan itu serius

"Iya, sebelum kakek mu meninggal, ia meminta agar papi menikah kan kamu dengan cucu dari sahabatnya" Daniel menjelaskan

"Nikah?, Afan salah dengar kan?"

MINE (DEFAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang