09. Hari yang buruk.

213 16 1
                                    

Hari ini sepertinya tidak berpihak pada Junghwan, baru saja ia membuka mata tapi sudah di sambut dengan omelan panjang Hyunsuk karena kecerobohan nya meninggalkan Yoshi sendirian di ruang tamu. Maaf, tapi Ardhan itu pengantuk, terutama sekarang ia ada di tubuh seorang pria yang memiliki banyak masalah di hidup nya, melelahkan.

'ini emak-emak berisik banget, eh bapak-bapak.' Batin Junghwan sembari menggaruk tengkuknya, bahkan nyawa nya saja masih belum seutuhnya terkumpul.

"Denger gak Eomma bilang apa?!" 

"Iya, denger kok."

"Kamu tuh ya! Iya iya tapi tetep lakuin hal yang sama. Kalau sampai Eomma tau kelakuan kamu gak berubah, tidur aja di kolam ikan bapak mu itu!" 

Junghwan mengangguk lagi, ia hanya pasrah. Telinga nya sudah sangat sakit mendengar berbagai omelan Hyunsuk, bahkan jam belum menunjukan pukul 09.00 pagi tapi ia sudah mendapat siraman rohani dari nya.

Hyunsuk menghela nafas, ia kemudian meninggalkan kamar Junghwan. Belum ada lima menit jika Junghwan hitung, namun Asahi sudah berada di kamarnya, menumpang tidur karena AC kamar nya sedang bermasalah. 

"Pindah napa sih Hyung! kamar lu luas aelah!"

"Monyet, dibilang Ac kamar gue mati! numpang bentar aja udah kaya numpang hidup." Sentak Asahi. Junghwan menatap nya sinis, baru ingin memulai hari namun sudah ada pengganggu saja.

"Dek, lu ninggalin Kak Yoshi di ruang tamu?"

"Harusnya kaga, kemarin gue ambil hp, malah ke bablas main sampe ketiduran. Ternyata udah pagi aja pas bangun." Jelas Junghwan. Asahi hanya merespon dengan tatapan lalu mengalihkan pandangannya ke arah pintu.

"Gue kebelet berak."

"Kutil! yaudah sana! ngapain ngomong ke gua? pengen gua cebokin?" Balas Junghwan sembari mendorong Asahi dengan kaki nya hingga terjatuh dari kasur nya.

"Bangsat lu!" Umpat Asahi.

"Udah sana! beneran mau gue cebokin?"

"Ya iya, gue pergi!" Balas Asahi. Ia segera pergi dengan menghentakkan kaki, berusaha memberi tahu bahwa dirinya kesal. Sontak Junghwan menoleh, ia menatapnya sebentar lalu kembali fokus kepada ponsel di tangannya, perduli dengan sang kakak yang membanting pintu.

'ASAHI! KAMU MAU PINTU NYA RUSAK HAH?'

Terdengar pekikan Hyunsuk yang membuatnya terkejut, sontak dirinya tertawa keras begitu mendengar Asahi yang mengucapkan maaf sembari berlari. Ketahuilah bahwa Junghwan bisa mendengarnya, ia sangat puas sekarang.

'Mampus lo!'

Malam menjelang, beberapa jam yang lalu Hyunsuk dan Jihoon pergi untuk menemui Nenek mereka yang sedang berada di rumah sakit, sememtara Asahi pergi entah kemana, kini hanya ada Doyoung dan Junghwan yang menjaga rumah. Sekarang tepat pukul 00.00 malam, merasa bosan akhirnya Junghwan memutuskan untuk mencari camilan. Saat hendak bangkit, tangan nya di tahan oleh Doyoung. Ia menatap manik sang adik. terlihat rasa kantuk dari tatapan sang Kakak.

"Mau kemana, dek?"

"Cari cemilan, kenapa?"

"Ambilin kopi di kulkas ya, ngantuk."

"Gak tidur aja? Lu melek aja udah gak bisa Hyung." Jawab sang adik, terdengar mengejek namun memang kenyataan. Sedari tadi ia sudah mengantuk, namun berusaha tetap terjaga. 

"Engga, sahi hyung belum pulang." balasnya. Junghwan hanya menatap sebentar lalu segera pergi ke dapur. 

'DUG!'

"Agh! bangsat!" Umpat nya sembari memegang kepala nya yang terbentur. Ia menghela nafas sebentar kemudian melanjutkan misi nya mencari camilan. Di tengah kesibukannya, mendadak ia merasa rindu dengan Yoshi, kemana pria manis kesayangannya?

"Kak Yoshi sama sekali gak ngabarin, masa marah?"

Hati nya mulai merasa tak tenang. Biasanya Asahi akan memberi nya kabar tentang Yoshi. Tapi sekarang tidak, jika boleh ia ingin menengok pria manis nya. Namun Asahi melarang.

"Dek? lama banget, kamu tidur di dapur ya?" Suara Doyoung membuat nya terkejut. Lantas ia bergegas kembali setelah mendapat yang ia cari. Ketika datang, ia melihat Doyoung yang tengah menonton film horror.

"Buset, malem-malem gini mau nonton begituan."

"Biar mata melek, kopi aja engga cukup." Junghwan menggeleng begitu mendengar jawaban yang keluar dari mulut kakaknya. Ia meletakkan camilan nya di meja dan ikut duduk di sebelah Doyoung sembari meminum soda miliknya. Malam itu, hanya ada dia dan Doyoung yang terus histeris menonton film menakutkan itu hingga tengah malam.

Sementara di kediaman Yoshi, ia hanya termenung dengan Asahi di sampingnya. Pikirannya melayang, ia rindu Junghwan. Sejujurnya ia kesal karena Junghwan meninggalkannya kemarin, namun sekarang, ia sangat rindu lelaki itu. 

"Jangan melamun, susu nya minum dulu. Bentar lagi aku pulang." Ucap Asahi saat melihat nya hanya memandang kosong dinding di ruangan tersebut, atmosfir perlahan mulai berubah, terasa hawa dingin seolah menusuk kulitnya. Ia menoleh, sudah pukul 01.00 malam, namun ia tak bisa meninggalkan Yoshi begitu saja.

"Sahi, aku kangen Junghwan." Ucapnya dengan lirih, pergerakan Asahi terhenti. Hari sudah larut, tak mungkin ia mempertemukan Yoshi dengan Junghwan, apalagi sudah mendekati waktu istirahat, lelaki manis itu harus segera tidur. Ia tak mungkin disana semalaman sementara di rumahnya ada dua malaikat nya yang sedang menungu dirinya kembali. Pasti mereka tengah menahan kantuk saat ini, terutama Doyoung.

"Udah malam kak, besok aku suruh Junghwan kesini. Sekarang habisin susu nya terus tidur." Balas Asahi. Ia mengambil susu di meja, kemudian memberikannya pada pria manis itu. 

Yoshi hanya mengangguk pelan, dengan perlahan ia menghabiskan susu yang telah di berikan Asahi, setelah di rasa kantuknya mulai datang, segera dirinya beranjak ke kamarnya setelah meminta izin pada Asahi.

Beberapa menit ia berbaring, rasa kantuknya semakin kalut. Perlahan ia menutup mata dan tertidur pulas, begitu merasa si manis sudah masuk ke dunia mimpi, Asahi tersenyum gemas dan segera beranjak dari tempat itu. Ia harus pulang sebelum dua bocah itu tertidur di sofa, atau mungkin sudah.

"Hm, Kanemoto Yoshinori? Dia kekasih Junghwan, kan?" Tanya seorang lelaki dengan wajah yang sudah tak lagi muda. Ia memainkan ponsel di tangannya dan tersenyum. Perlahan ia bangkit dari tempat duduknya dan melangkah perlahan, melihat jendela dengan pemandangan kota yang nampak sibuk.

"Iya, bos." Balas bawahannya. Ruangan tempat mereka mengobrol terlihat gelap, lelaki itu memasang senyum nya. Ia menghadap ke arah bawahannya dan tertawa kecil.

"Kalau begitu bunuh saja dia, ia lebih pantas mati dari Yeonjun anakku."

"Baik bos."






















gerimis rintik rintik dikit, good night semua!

TRANSMIGRASI [Hwanshi, ft. So Family]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang