02. Peliharaan.

619 53 0
                                    


Doyoung menghela nafas sangat panjang, niat hati membelikan hewan peliharaan sang adik karena ia terus rewel meminta nya. namun pikirannya soal hewan peliharan yang lucu tergantikan saat melihat tikus di kamar Junghwan yang berada di kandang yang terbuat dari toples.

"Dek, kenapa harus itu?"

"Lucu ey! Liat deh waktu makan! kasih nama apa yah.. Pinie! iya! lucu kan?!"

"I-Iya.. tapi itu.. Tikus itu hewan kotor dek. Kucing aja ya?"

"Ga seru Hyung! enakan ini!"

'Kenapa adek gue jadi kek gini... pas koma otaknya ga di acak acak kek puzzle sama dokter kan?' —inner Doyoung.

"Hyung! pegang deh! pinie lucu, rasa nya kayak pegang hamster kok!"

"Engga! Hyung bby geli!"

"Pegang perempuan number one, pegang hewan kegelian."

satu kalimat mampu membuat Doyoung diam seribu bahasa, bukan tanpa alasan, perempuan, Doyoung trauma dengan panggilan itu, karena kecelakaan yang Junghwan alami juga sebab ulah seorang perempuan yang Doyoung tak tau siapa.

"Kenapa? tiati kesambet ngelamun begitu."

"Dek... salah satu pelaku yang buat kamu kecelakaan... juga perempuan... Hyung bby jadi sakit tiap denger itu. nyesek dihati Hyung bby.."

"Perempuan..? yang buat gue koma selama sebulan itu?"

"Hm... Hyung bby gatau siapa, Tapi Asa hyung pasti tau!"

"Kenapa kok tau?"

"Karena salah satu dalangnya, temen deket Asa Hyung."

Junghwan menatap heran Doyoung, setelahnya berpikir, raga Junghwan meminta Ardhan untuk membalas dendam karena satu alasan, perempuam itu yang kemungkinan juga Junghwan kenal.

"Kayaknya gue tau... tapi kayaknya engga.."

"Ga mungkin, kamu langsung kritis di tempat.."

"Separah itu? Gara gara gue balapan?"

"Itu alasan Appa kalo liat kamu bawa motor kayak pengen nangis, dia trauma dek.. Eomma juga gemeteran padahal dia senyum setulus itu, jaga kepercayaan Eomma sama Appa yah? jangan sampai kayak gini lagi."

"Hyung.. gue perlu balas dendam."

"Jangan, tolong jangan..."

"Kenapa? Nyawa di balas nyawa, Travis juga jadi korban kan? semenjak kematian dia, Haruto selalu pengen balas dendam, sama kek gue. ga adil Hyung."

"Tapi.. caranya?"

"Tentu harus matang matang."

Doyoung hanya tersenyum. Ia hanya bingung cara menghalangi adiknya, ia sudah sangat trauma dengan kecelakan itu. Ia menggenggam lembut tangan si bungsu dan menatapnya lirih.

"Hyung bby cuma takut, perlawanan mereka lebih besar. sudah cukup kamu jadi korban, cukup kejadian itu. jangan buat Eomma dan Appa sedih lagi." 

kata kata itu cukup membuat Junghwan ragu, ia tetapi hanya mengangguk, perasaan selalu mengganjal di hatinya seolah selalu ingin membalas dendam itu.

"Gue pastiin semua baik baik aja."

"Hyung percaya ke kamu. temuin Asa Hyung, cari tau, Hyung yakin dia juga mendam."

"Gue usahain."

"EH DEK TIKUS NYA! JAUH JAUH! EOMMA!!!"

"eh lupa!!"

"JANGAN  DI TARUH SINI! maaf bukan maksud apa, sayang Pinie sayang Pinie, APPA!!! EOMMA!!"

























"Hah? Lucu kamu nanya kayak gitu?"

"Bukan apa apa. Gue penasaran, gue ada salah apa? cuma karena gue menang?"

"Pemikiran kita beda dek, bagimu penting buat bales dendam, bagi Hyung, itu ga penting, walau Hyung juga ga terima."

"Cukup Eomma sama Appa kecewa, kita juga bales buat mereka."

Disitu lah Asahi hanya diam, sepertinya memang ia juga harus membalas orang orang keji yang telah membuat nyawa adik tersayangnya hampir melayang.

"Oke.. Jangan kasih tau Orang tua kita. cukup diantara kita bertiga aja."

"Setelah ini gue bisa tenang kan Hyung buat balik?"

"Kemana?"

"k-ke.. ke yang dulu! kayak dulu!" Panik Junghwan saat terkejut ia hampir saja mengatakan hal ini. sontak ia bisa mendengar raga Junghwan mengatai nya.

'Aelah, gue lempar ke neptunus ketimpa becak lu!'

Oke, sepertinya pemilik tubuh ini telah murka, ditambah Asahi yang terlihat heran, semoga ia tak bertanya hal lain.

"Oke.."

'Huft... jantung gue hampir ngebug.."























lanjut?

TRANSMIGRASI [Hwanshi, ft. So Family]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang