Begitulah akhirnya aku mulai disibukkan dengan kuliah dan organisasi, aku juga jadi wakil ketua dan ketua nya adalah Megan. Ya, Megantara.
Awal mula aku tiba-tiba menjadi wakil ketua adalah ulah Sera, dia sengaja mendaftarkan aku menjadi calon wakil ketua dari Megan, karena dia juga mencalonkan diri dengan Aksa. Awalnya aku menolak, tapi ternyata yang lain mendukungku untuk menjadi calon wakil nya Megan.
Sejak saat itu hampir setiap hari aku bertemu dengan Megan, bukan karena keinginanku tapi kewajibanku yang harus membantu Megan.
Singkat cerita, seiring berjalannya waktu dan kebersamaan ku dan Megan yang cukup mencolok membuat orang lain yang melihat tidak jarang membicarakan kami cocok menjadi pasangan.
" jingga, kamu sama Megan gak pacaran aja? " Sera dengan polosnya bicara.
" Apaansi, ini aku jadi wakil juga terpaksa ya karna kamu yang suruh. Sekarang malah nyuruh pacaran sama dia, gila " Aku menjawab sedikit sewot
" Yee santai kali, lagian diliat liat emang cocok kok serius "
Aku diam tak menjawab, aku berjalan cepat hingga Sera tertinggal.
" Jinggaa, ayolah aku cuma bercanda. Tapi kenapa sih sampe sekarang kamu masih tutup hati? Masih gara-gara Biru? "
Aku menatap Sera, harusnya dia tau kalau aku memang masih belum move on dari Biru, walaupun aku tidak tau sekarang keadaan Biru.
" Udah deh, inget ya tar sore rapat "
Aku mengingatkan Sera dengan tatapan tajam.
***
Sementara diruang BEM aku masih membicarakan program kerja bersama Megan.
" Jingga, menurut lo kita harus gimana biar partisipan tertarik ke acara kita "
" Menurutku, kita tanya yang lain aja ya "
" Yee, lo selalu gitu padahal kan lo wakil gue harusnya bisa ngasih masukan "
" Ah terserah, siapa juga yang ngajuin jadi wakil " Aku menjawab Megan ketus.
" Lo tuh jadi cewe jangan galak-galak Jingg, kaga bakal ada yang mau sama lo ntar " Megan meledekku .
" Ya ga peduli, gue sendiri juga bisa kok "
" Noh kan noh liat Ser apa gue bilang mana ada cocok cocoknya Jingga sama Megan orang berantem terus, lo juga, lo berdua bisa gak sih gak ribut sehari aja " Aksa dan Sera masuk bersama ke ruangan.
" Apaan Sera bilang apa ke kamu " Aku bertanya kepada Aksa
" Itu jingg, katanya gue suruh bantuin lo berdua jadi... "
Sera dengan sigap menutup mulut Aksa dan mengisyaratkan jari telunjuk didepan mulut Aksa.
" Iituu maksud Aksa, aku sama aksa mau bantuin cari strategi biar partisipan kita banyak " Sera mengarang jawaban.
Aku menatap Sera dengan tatapan mematikan.
" Santai kali Ser, lagian siapa juga yang mau sama cewe galak kaya dia " Megan menimpali dengan ketus.
" Jihh lagian siapa juga yang mau sama lo " Aku menjawab Megan dengan sewot.
" Udah udah lo berdua gak tau emang dari benci bisa jadi cinta " Aksa menimpali.
" DIEM LO " Aku dan Megan membentak Aksa.
Aksa refleks menutup mulutnya dan saling tatap dengan Sera.
***
Rapat sudah selesai semua anggota sudah pulang, termasuk Sera dan Aksa mereka pamit duluan. Sedangkan aku dan Megan masih diruangan menyelesaikan proposal yang akan diserahkan ke dosen penanggung jawab.
" Udah selesai kan? " Megan bertanya kepadaku.
" Iya udah, kamu pulang duluan aja " Aku menyuruh Megan pulang duluan karena sudah gelap dan aku masih harus membereskan barangku.
Megan beranjak dari kursinya dan keluar ruangan.
Aku membereskan laptopku dan yang barang barangku yang lain nya dan mematikan lampu, waktu itu sudah tidak terlihat matahari yang artinya sudah larut malam. Sejujurnya aku penakut apalagi sendirian, tapi aku juga tidak mau berlama lama dengan Megan. Aku keluar ruangan dan
" Astaga, lo ngapain disitu untung gue gak jantungan " Aku mengelus dada. Benar benar terkejut, aku melihat Megan didepan pintu.
" Lo Megan atau hantu " Aku berusaha meneliti apakah yang didepanku Megan atau hantu karena posisi nya memang sudah gelap .
" Ye halu ya lo, ini gue "
" Kenapa lo disitu bukan nya balik "
Aku bertanya
" Terus gue tinggalin lo gitu, ya gue bisa aja tinggalin lo tapi gue gak tegaan orangnya makanya gue tungguin "
" Jihh " aku mendengus kesal.
" Udah sono balik orang udah selesai "
" Ya udah lo duluan, masa cewe dibelakang jalan nya "
" Ya emang kenapa gak masalah tuh"
" Udah sono sono duluan " Megan mendorong tubuh ku kedepan.
Begitulah bahkan hal sepele pun selalu ada keributan.
Sampai didepan kampus aku duduk dihalte sementara Megan tadi kami berpisah ditempat parkir. Aku hendak naik bis tapi ternyata sudah tidak ada, aku mencoba pesan ojek online ternyata tidak ada yang ngambil juga.
" Lo mau nebeng gak? " Megan tiba-tiba sudah berada didepanku.
" Ngga, aku jalan kaki aja " Aku menjawab
" Yakin jalan kaki? Ya udah gue balik "
Aku menatap ngeri jalan yang sangat gelap, aku tidak yakin bisa jalan kaki
" Tungguu, yaudah kalo lo maksa. Tapi ini terpaksa ya ini lo yang ajak bukan gue yang mau "
" Iyaa dah iya naik lo cepet " Megan tertawa.
Akhirnya malam itu aku pulang bersama Megan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUDRA
Teen FictionBiru, aku disini menunggumu kembali. entah bertahun tahun lama nya kamu akan selalu menjadi akhir dari tujuanku. tetaplah menjadi Biru yang ku kenal. Aku ingin lebih mengenal samudramu