Perjalanan yang baru saja aku mulai kembali. Aku dan Megan memutuskan menjalani hubungan. Memang benar awal mula hubungan dia sangat manis sekali. Aku pun merasa diratukan. Tapi siapa sangka dibalik semua itu hanya sandiwara belaka?
Hubungan yang kupikir berbeda, yang aku pikir akan berjalan mulus?
Jika waktu itu Aksa tidak speak up kepadaku, mungkin aku akan dibodohi terus menerus.
" Jingga, lo senggang hari ini? " Aksa tidak biasanya mengajaku mengobrol.
" Iya, kenapa? " Aku bertanya
" Ada yang mau gue omongin sama lo, tapi gak disini. Nanti gue jemput lo malem "
" Tapi gue harus bilang Megan dulu " Aku merasa memang sudah harusnya seperti itu tidak ada yang harus ditutupi.
" Jangan, jangan bilang ke dia. Gue mau kasih tau soal dia "
Aku heran, kenapa gak boleh? padahal Aksa dan Megan juga teman dekat. Tapi yasudah akhirnya aku setuju.
Pukul 19.00 WIB
Aksa menjemputku dikostan. Aku masuk ke dalam mobil Aksa. Dia menyuruhku memakai topinya, karna dia bilang akan pergi ke suatu tempat.
Aksa membawaku entah kemana, tempat itu, jalan itu, sama sekali tidak ku kenali. Sangat asing. Jalanan yang jauh dari keramaian dan gelap sekali. Tapi sepertinya tempat itu sering dijadikan tempat balap liar. Aksa memarkirkan mobilnya, didepan sana memang sudah banyak yang akan balap liar. Tapi kami tidak turun dari mobil.
" Apa yang mau lo omongin sebenernya kenapa harus sampe kesini? " Aku penasaran.
" Gue gak tau harus kasih tau lo ini apa gak Jingga "
" Lo udah berapa bulan jadian sama Megan? "
" Baru 2 bulan " ku jawab.
" Apa yang lo tau soal Megan? Lo tau siapa aja temen dia? Lo tau rumahnya dimana? Lo tau gimana pergaulan nya dia? "
Aku menggeleng, memang benar aku tidak tau apa apa tentang Megan, yang aku tau hanya Aksa teman nya. Bahkan rumahnya, pergaulannya aku sama sekali tidak tau dan ya aku baru tersadar kenapa aku gak pernah cari tau.
" Jujur gue agak shock pas tau lo jadian sama Megan dan gue lebih shock pas tau lo udah 2 bulan pacaran. "
" Ya terus? harus gue umumin? "
" Gak gitu Jingga, lo minimal kalo udah polos jangan gampang dibegoin"
" Lo pasti taunya temen dia cuma gue. Lo pasti gak tau kalo dia dulu pernah temenan sama Biru. Iya Biru mantan lo " Aksa menekankan.
Aku terkejut karna tidak pernah tau fakta itu.
" Lo gak tau kan alesan lo diputusin Biru gitu aja? "
Aku mengangguk menyimak apa yang ducapkan aksa.
" Lo pernah dijadiin bahan taruhan "
Aku shock menutup mulutku masih tidak percaya.
" Lo tau? Biru emang sesayang itu sama lo. Tapi Megan juga suka sama lo. Megan mau rebut lo dari Biru. Dulu Megan dan Biru temen deket banget. Cuma semenjak Biru pacaran sama lo, Megan benci sama Biru. Dia bilang kalo Biru gak lepasin lo, dia bakal bikin lo kena masalah. Makanya waktu itu mereka taruhan balap liar, kalo Biru menang, berarti lo bebas gak akan diganggu Megan. Tapi kalo Biru kalah, dia harus mutusin lo. Dan sialnya waktu itu biru kalah dan mau gak mau harus mutusin lo " Aksa menjelaskan
" Dan sejak saat itu mereka gak pernah tegur sapa lagi. Disisi lain Megan ngejar lo tapi gak dapet-dapet"
" Gue juga mau ceritain hal lain "
Aku mendengarkan.
" Kemarin gue ke tempat nongkrong sama anak-anak yang lain, lo tau? disana ternyata ada Biru. Gue gak berani masuk dulu tapi gue liat Megan didalam sama cewe yang gue kira itu lo, tapi gue kaget pas cewe itu keluar ternyata bukan lo. Disitu Biru marah sama Megan. dia bilang,
" Kalo lo cuma mau main-main sama Jingga mending lo lepasin Jingga. Lo ajak Jingga pacaran tapi disini lo bawa cewe lain? " waktu itu tangan Biru melesat memukul rahang Megan.
" Megan berusaha melepaskan cengkraman tangan Biru. " Lo gak usah ikut campur urusan gue. Jingga udah gue dapetin dan semurahan itu ternyata dia bisa gampang didapetin, dan asal lo tau gue gak akan lepasin Jingga." Megan bicara kepada Biru.
Biru yang sudah tidak tahan dengan emosi nya kembali melesatkan tinju dipipi Megan, dia gak terima lo dibilang murahan "
" Waktu itu gue langsung masuk dan ngelerai mereka berdua. Gue nahan Biru dan anak anak yang lain menarik Megan keluar." Aksa menghembuskan nafasnya mengakhiri penjelasan.
Aku masih terdiam, ternyata dimata Megan aku hanya mainan. Kenapa dia harus sampai taruhan dengan Biru jika akhirnya aku memang bukan untuk dijadikan tujuan.
" Ada lagi? " Aku bertanya kepada Aksa.
" Ada, lo liat bentar lagi ada yang mau balap liar " Aksa menunjuk ke arah yang memang ada banyak orang berkerumun.
" Sekarang lo pake topi lo biar ga keliatan, kita kesana "
Aksa menyuruhku untuk turun dari mobil.
Aksa menyapa teman-teman nya, aku sedikit melirik dan benar saja yang dikatakan Aksa disana ada Megan yang ditemani perempuan lain.
" Eh Sa tumben lo bawa cewe" teman nya menyapa Aksa.
" Iya nih, eh lo ganti cewe? bukannya lo bilang jadian sama Sera" tiba-tiba Megan menyela.
Aksa hanya tersenyum canggung.
" Eh buka dong topinya kan gue juga mau liat cewe nya Aksa " Tangan Megan menyerobot akan melepas topiku, tapi berhasil dicegah oleh Aksa.
" Jangan gitu lo, gak sopan "
Aku langsung menjauh dari kerumunan dan mengirim pesan kepada Aksa bahwa akan menunggu di toilet saja.
Aku diam cukup lama di toilet sambil menatap wajahku di cermin, sambil bertanya kepada diri sendiri apa yang harus aku lakukan sekarang? apa aku harus marah? atau diam? atau pura pura tidak tau? benar-benar kalut.
Tiba-tiba terdengar suara orang sedang berbincang diluar toilet.
" Kapan kamu mau putusin cewe itu!! aku udah cape kamu sama sekali gabisa pilih aku atau dia."
" Iya sayang nanti aku putusin kok, sabar yaa"
" Selesai balap kamu putusin oke?"
" Oke sayang "
Kurang lebih seperti itu percakapan mereka. Tapi tunggu sepertinya aku mengenali suara itu. Aku keluar dari toilet dan kulihat dua orang itu sedang berciuman. Aku terkejut dan refleks menutup mulutku, tapi yang lebih membuatku terkejut adalah ketika aku lihat bahwa laki laki itu adalah Megan. Apa yang aku lakukan saat itu? Ya aku menampar wajah Megan.
" Bajingan ya lo, gue kira semua yang lo ucapin kemarin beneran tulus tapi ternyata omong kosong semua "
" Lah, lo ada disini? ngapain? ohh gue tau lo selingkuh kan sama Aksa makanya lo bisa ada disini sama dia. Ngaku deh " Bukannya meminta maaf tapi dia malah playing victim seakan akan disini adalah salahku. Tapi memang benar ini salahku, salahku yang terlalu mudah percaya.
Aku menjambak rambut perempuan itu sampai dia berteriak. Aku benar-benar marah saat itu. Tapi lenganku dicengkram oleh Megan dan dihempaskan begitu keras.
Tapi seseorang menahan tubuhku yang hampir ambruk. Biru, ternyata dia yang menahan tubuhku. Melihat keributan didepan toilet, Aksa yang tersadar bahwa tadi aku berpamitan ke toilet akhirnya menghampiri.
" Lo bajingan nya Sa, lo selingkuh kan sama cewe murahan itu " Sekarang Megan menargetkan tuduhan kepada Aksa.
Tanpa berpikir panjang satu tinju mendarat dipipi kiri Megan, emosi Biru yang menggebu-gebu sudah tidak bisa ditahan.
" Lo bilang Jingga murahan? lo gak sadar sama kelakuan lo? gue udah bilang sama lo kalau lo gak mau Jingga lepasin. Mulai sekarang gue gak akan biarin lo nyentuh Jingga sedikitpun " Biru menyela.
" Sa bawa Jingga ke basecamp " Biru menyuruh Aksa.
Aku yang sudah pasrah dengan keadaan akhirnya mengikuti apa yang Biru minta, Aksa merangkul tubuhku yang masih bergetar karna menahan amarah yang memuncak dan akhirnya tumpah seluruh bendungan air mata yang sedari tadi ku tahan. Entah apa yang akan Biru lakukan kepada Megan, aku sudah tidak peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUDRA
Novela JuvenilBiru, aku disini menunggumu kembali. entah bertahun tahun lama nya kamu akan selalu menjadi akhir dari tujuanku. tetaplah menjadi Biru yang ku kenal. Aku ingin lebih mengenal samudramu