Hari itu Sera dan aku memutuskan untuk hangout, menikmati masa masa setelah ujian osce yang cukup menguras otak. Ceritanya si self reward.
Aku dan Sera memasuki satu cafe yang selalu ramai dikunjungi anak muda zaman sekarang, Gen z katanya.
Dan memang benar tempat itu ramai saat aku dan Sera masuk ke dalam nya.
" Jingga, kita duduk disini aja deh " Sera menunjuk meja dekat jendela kaca yang transparan.
Aku dan Sera duduk sementara menunggu pelayan nya kita memilih makanan dan minuman yang akan dipesan.
" Mba aku mau pesen " Sera memanggil pelayan.
" Iya silahkan mau pesan apa? "
" Aku ice cappucino sama cake coklat aja "
" Aku iced coffe latte sama carbonara pasta " Sera meneruskan dan pelayanan mencatat pesanan kami.
" Baik kak silahkan ditunggu " pelayan meninggalkan meja kami.
" Ra, aku mau ke toilet dulu ya sebentar " aku beranjak ke toilet.
Sementara Sera menunggu di meja, ia sibuk memotret cafe untuk story instagram nya, tapi tiba-tiba fokus Sera teralihkan kepada sepasang kekasih yang baru saja datang dan duduk dimeja yang bersebrangan dengan Sera. Betapa terkejutnya Sera, melihat seseorang yang ia kenal berada didepan nya, seseorang yang selama ini ditunggu oleh sahabatnya, seseorang yang membuat Jingga menutup hatinya sampai sekarang. Hari ini ia melihat dengan mata kepala nya sendiri, ya, dia adalah Biru. Ternyata yang dikatakan Jingga benar bahwa Biru sudah kembali kesini. Sekarang laki laki itu sedang kencan dengan wanita lain.
" Astaga, aku harus memotret ini " Sera memotret sepasang kekasih itu, ia berencana memberitahu Jingga apa yang sudah ia lihat.
Tapi saat ini Sera tidak ingin menggangu mood Jingga, jadi ia memutuskan untuk membayar makanan yang sudah dipesan dan segera menyusul Jingga dikamar mandi, lalu keluar dari cafe itu secepatnya.
" Sera kenapa sih? Kenapa tiba- tiba kita pergi dari sini " aku melepaskan genggaman tangan Sera yang menarik ku keluar dari cafe.
" Gak bisa Jingg, aku ada urusan mendadak kamu harus antar aku " Sera beralasan.
" Ck padahal ini hari libur kita " aku menghela nafas.
" Aku janji besok kita hangout, aku yang traktir "
" Janji ya " aku mengulurkan jari kelingking.
Sera mengangguk dan menyatukan jari kelingkingnya.
***
Sore itu aku dan Sera memutuskan untuk ke pantai, kami ingin menghabiskan waktu melihat cahaya senja yang hangat. Sudah lama aku tidak mengunjungi laut semenjak sibuk dengan kegiatan kampus. Aku kembali teringat Biru ketika bertemu laut.
Aku dan Sera duduk ditepi pantai, ditemani sinar senja dan lembayung yang berwarna oranye. Semilir angin membelai lembut rambutku.
" Sera, menurut kamu Biru udah lupain aku belum ya? " Aku memecahkan keheningan.
" Jingga, kamu benar-benar ingin tau jawabannya? "
Sera menatapku seperti ingin mengungkapkan sesuatu. Aku mengangguk.
" Jingga, sudah betahun tahun lamanya kamu masih menunggu Biru. Kamu gak tau kan keadaan dia sekarang gimana? Dia pasti udah punya cewe baru "
" Gak mungkin Ra, Biru bilang sayang sama aku kan " aku mencoba meyakinkan Sera.
" Aku mau nunjukin sesuatu sama kamu " Sera mengambil handphone nya dan membuka galeri. Ia menunjukan foto Biru, tapi bukan hanya Biru, ada wanita lain bersamanya.
Aku melihat foto itu, aku terdiam sesaat dan menghembuskan nafas.
" Gak mungkin Ra, mungkin itu teman nya" aku mencoba berfikir positif.
" Dan yang kamu lihat dikampus waktu itu memang dia, dia berpelukan dengan wanita lain, itu memang pacarnya " Sera meneruskan
Aku sudah kehabisan kata-kata, seakan duniaku berhenti saat itu, tak terasa air mata membasahi pipiku. Sera memelukku dan menenangkanku, ia mengatakan bahwa aku harus beranjak dari kepiluan ini.
Senja waktu itu benar-benar menjadi senja yang menyedihkan untukku.
Sebagian orang bilang sangat menyakitkan menunggu seseorang,
sebagian lagi bilang menyakitkan itu ketika harus melupakan.
tapi yang paling sakit adalah ketika kau tidak tau apakah harus menunggu atau melupakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUDRA
Fiksi RemajaBiru, aku disini menunggumu kembali. entah bertahun tahun lama nya kamu akan selalu menjadi akhir dari tujuanku. tetaplah menjadi Biru yang ku kenal. Aku ingin lebih mengenal samudramu