3. Unpredicted

2.2K 186 2
                                    

Kota Timur memiliki 5 petinggi berandalan. Mereka adalah yang terkuat, terhebat dan terdahsyat.

Kelima gang itu berasal dari lima sekolah elit yang berbeda juga. Urutan pertama ditempati oleh Adiwijaya, disusul oleh SMA Bimasakti, lalu kelompok berandalannya Reas yang akhir akhir ini berhasil mengalahkan top three, SMA Garuda dan yang terakhir adalah Bintara yang menantang Reas balapan itu.

Sisihkan Bintara yang memang suka cari ribut dengan kelompoknya Reas, tapi sepertinya Reas sudah mulai dilirik oleh para top three karena keberhasilannya mengalahkan si Garuda. Reas tidak tau ini akan menjadi keberuntungannya atau awal dari kesengsaraannya. Garel sendiri sudah mewanti wanti agar Reas tidak terlalu berurusan dengan ketiga petinggi itu. Bos kecil mereka harus dilindungi.

Sekarang dihadapan keduanya berdirilah ketua tiga kelompok terkuat itu.

Sagara G. Oery Adiwijaya

Alva Arasy

Leol Lakshy Leviaro

Gara berdiri ditengah mereka dengan tangan yang terlipat di depan dada dengan fokus pandangnya kearah Reas yang kini berada di belakang tubuh Garel. Sebelah kiriya berdiri Rasy dengan smirik menyebalkannya, seperti biasa. Lalu di sebelah kanan Gara berdiri Leol yang hanya diam menatap Garel yang tampak waspada.

"Buru buru amat, mau kemana sih?" tanya Rasy dengan senyuman yang masih belum hilang dari wajahnya.

"Minggir, yang penting ga ketemu lo lo pada." Reas menatap Garel kagum, ngesalty in orang orang kaya mereka.

Rasy tergelak mendengar jawaban blak blakan Garel. "Cok ga mau ketemu sama kita mereka." Tangannya sibuk memukul mukul pundak Leol. Soalnya kalau dirinya mukul mukul si Gara udah pasti langsung dibuang ke laut dia.

"Kami cuma mau nyapa doang kok. Sombong banget sih. Ayo main bareng abang adek adek." Rasy masih berniat menjahili dua bocah itu, ia mengedipkan sebelah matanya yang membuat Garel memutar bola matanya kesal. Rasanya Garel ingin menonjok muka Rasy sekarang juga.

Bugh!

Eh?

Garel melirik kebelakangnya, kearah Reas. Tidak ada. Garel panik, saat ia melihat kedepan dirinya mendapatkan pemandangan yang cukup mencengangkan. Jadi suara pukulan itu asalnya dari si Reas yang meninju pipi sebelah kanan milik Sagara. Garel tercengang melihat itu. Apa apaan?!

Reas mengibas ngibaskan tangannya yang selesai memukul Gara. Ia tersenyum remeh kearah Gara yang wajahnya masih tertoleh kesamping akibat pukulannya itu.

"Itu pukulan karena kroco kroco lo berani ngelukain Garel!"

Bukan hanya Garel yang terkejut dengan kejadian barusan, Leol bahkan Rasy yang tadi sibuk ngebacot juga speechless dengan perbuatan Reas yang sangat tiba tiba. Keduanya langsung menoleh kearah wajah Gara, apakah dia akan ngamuk setelah ditonjok dede gemes kesayangannya ini.

Gara meringis, ia meludahi darah di dalam mulutnya. Reas bersiap dengan kuda kuda bertarungnya, jikalau Gara tiba tiba membalas pukulannya. Namun bukan wajah amarah yang Reas dapatkan, Gara hanya menunjukkan wajah biasanya seperti tidak terjadi apa apa sebelum ini. Bahkan dari depan sini Reas sempat melihat bibir Gara sedikit tertarik keatas, membentuk senyuman tipis. SENYUM?! yang benar aja. Udah dipukul, bukannya ngebales malah senyum. Masokis pasti.

Hal tersebut tidak membuat Reas mengendurkan pertahanannya, malah ia jadi semakin waspada.

Tangan Gara yang besar itu terulur kedepan menuju Reas. Reas hendak mundur menghindari tangan gede mirip titan itu. Bisa saja Gara menggenggam kepalanya kaku menghancurkan kepalanya dengan satu tangan. Reas bergidik ngeri, ia harus segera menghindar.

BERANDAL - Adreas Gea WijayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang