REPOST : PART 8

12.7K 1K 31
                                    

            Hari pertama Bintang pergi ke Jepang, Friska merenggut sedih karena makan siangnya hari ini harus berakhir sendirian. Pagi-pagi sekali Bintang mengiriminya pesan dan ia langsung membalasnya, tapi tidak ada balasan lagi dari pria itu. Mungkin dia benar-benar sibuk disana. ah, baru ditinggal satu hari saja ia sudah tidak bersemangat seperti ini. Sepertinya sangat berbahaya, ia sudah ketergantungan oleh kehadiran Bintang, dan entah apa yang akan terjadi kalau Bintang tidak lagi bersamanya. Ya Tuhan, menyeramkan sekali membayangkannya. Tetapi, tidak ada jaminan juga kalau Bintang akan terus bersamanya. Memangnya dia siapa? Lagipula hubungannya dengan Bintang seperti apa? Ah, kenapa di saat mood nya sedang tidak baik ia justru malah memikirkan hal lain yang membuat mood nya semakin buruk saja? Oh tuhan..

"Kayaknya mending gue makan aja deh." Gumam Friska pada akhirnya. Dengan berat hati ia melangkahkan kakinya meninggalkan mejanya, hari ini dengan sangat terpaksa ia harus makan di kantin kantor karena jika keluar, ia harus menyetir sendiri. Bintaaang.. gara-gara pria itu yang selalu mengajaknya makan siang bersama dan selalu menyetir untuknya kenapa membuatnya malas begini?

Langkah kaki Friska akhirnya sampai di kantin, hari ini rasanya ia ingin makan kwetiau goreng, whoaa.. enak sekali sepertinya. Tapi saat ia hendak memesan kwetiau, pesan Bintang padanya untuk makan nasi tiba-tiba saja menghentikannya. Pagi tadi juga pesan Bintang adalah bahwa ia harus makan nasi, tidak boleh yang lain. Oh Bintaaaang, kenapa pria itu banyak mengaturnya. dan kenapa pula Friska malah menurutinya ? bagus, mereka sama sama tidak beres.

"Bu, nasi uduk satu ya" akhirnya Friska menentukan pilihannya. Nasi uduk.

Sembari menunggu datangnya pesanan, Friska memainkan ponselnya sibuk terlarut dalam berbagai aplikasi yang berada di ponselnya, tapi semuanya membuatnya malas. ia berkali-kali mengecek pesan dari Bintang, siapa tahu pria itu menghubunginya. Ah, Bintang lagi!

"Friska, tumben makan disini?" Raka mendekat ke arah Friska seraya membawa piringnya. kapan pria ini ada disini?

"Lagi males keluar kak." Jawab Friska sekenanya.

"Tiap hari aja ya malesnya, biar kakak bisa makan sama kamu." ucap Raka, dan mendapat senyuman kaku dari Friska. pria ini, oh Tuhan kapan dia berhenti berusaha mendekati Friska? bukannya Friska sudah menolaknya? dan mengapa ia begitu gigih untuk mendapatkan Friska? Stock wanita itu banyak, bukan hanya Friska tapi diluar sana masih ada yang bersedia padanya. dan kenapa harus tetap keukeuh ingin Friska ?

Tapi, mendadak saja sebuah kenangan melintas di kepalanya. dulu juga dia seerti Raka bukan? terus menerus mengejar Reza padahal ia tahu tidak mungkin bisa, dan terus menerus bertahan juga berusaha padahal Reza sudah menolaknya. Ternyata rasanya sangat tidak nyaman sekali, selain itu ia juga merasa sangat bersalah pada Raka. Apa Reza juga dulu merasa seperti ini ya padanya? Oh, betapa tidak enaknya.

"Oh iya, minggu depan papa mau bertemu ayah kamu, sekalian kita makan malam." Ucap Raka dan membuat suatu ekspresi keterkejutan di dalam raut wajah Friska.

"Tapi kak―"

"Ini cuman makan malam biasa kok Friska, sempetin waktunya ya?" Bujuk Raka. Friska merenggut kesal. Tidak bisa! Hari minggu itu waktunya bersama Bintang. aah, Bintang lagi?!

"Kamu bisa kan? rasanya gak adil, tiga bulan ini kamu sama sekali gak ada waktu buat ketemu ayah kamu. Kasian dia." Ucap Raka lagi, dan kali ini membuat Friska menatapnya dengan semakin kesal. Demi Tuhan, sebelum mengenal Raka pun ia berbulan-bulan tidak pernah bertemu dengan ayahnya. Hanya karena ayahnya mempercayakannya pada Raka bukan berarti Raka juga bisa ikut campur urusannya dengan ayahnya kan? termasuk intensitas pertemuan mereka.

REPOST : Oh Baby - OTR (Friska-Bintang)  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang