REPOST : PART 4

12.9K 1.1K 15
                                    

                Keesokan harinya, Bintang benar-benar menepati janjinya untuk melupakan semuanya dan pura-pura tidak mengenali Friska. Pagi itu, ia datang ke kantor Reza dan tak sengaja ia bertemu Friska di parkiran, mereka sempat bertatapan tapi Bintang langsung berlalu begitu saja tanpa menoleh sedikit pun pada Friska. Friska sempat terdiam sejenak, ada sebuah rasa tidak nyaman dalam hatinya. Tapi ia pun harus menepati janji yang ia buat, jadi ia hanya mengikutinya saja. Saling melupakan dan berpura-pura tidak saling mengenal? Siapa takut. Hanya melakukan hal seperti itu bukanlah sesuatu yang sulit, lagipula pria itu juga tidak berarti apa-apa dalam hidupnya. ya, benar. Diatas segala-galanya, dia juga membenci Bintang!

Friska berjalan memasuki kantornya dengan senyuman di wajahnya, ia berjalan sambil bersenandung pelan lalu mendekat ke mejanya dan duduk disana. kepalanya maju mengangguk-angguk mengikuti irama yang ia ciptakan sendiri, wajahnya ceria dan semua kesedihan dalam hatinya menguap begitu saja. Pagi ini ia terbangun dengan mood yang baik sekali, dan Friska beruntung mengenai hal itu.

Ke asyikannya terganggu oleh suara pintu ruangan Reza yang terbuka dan menampakkan seorang pria dalam balutan jaket hitam keluar dari ruangan itu,oh dia kenal dengan jaket itu! Friska sempat melihatnya tetapi ia cepat-cepat mengalihkan pandangannya menuju ponselnya dan berkutat menyibukkan diri bersama ponselnya. Padahal ia hanya menekan home, menu, home, menu.

"Loh? Friska? Kok ada disini?" Suara seseorang membuatnya mendongak.

"Eh, bapak." Ucapnya. ia tersenyum dengan menunjukkan gigi-gigi nya pada Reza.

"Kamu bukannya mau pindah divisi?" Tanyanya. Friska menngeleng.

"Gak jadi pak, saya udah membatalkan kepindahan saya. Enakan kerja sama bapak sih." Jawabnya. "Lagian bapak juga membutuhkan saya kan?" Ucapnya. Reza tertawa.

"Iya, saya membutuhkan kamu."

"Ugh, so sweet ya pak?"

"Hahaha kamu bisa saja. Jadi bagaimana? Kamu mau tetap jadi asisten saya? Memangnya tidak apa-apa?" Tanya Reza. Friska mengangguk. Ia menatap Reza dengan senyuman tulusnya. Perih di hatinya tak separah kemarin, saat ini ia lebih bisa menghadapinya. Sejak pergi dari rumahnya tadi pagi pun ia sudah mentekadkan dirinya untuk bersikap biasa, dan mulai melupakan semuanya lalu melangkah melanjutkan hidupnya. baginya, tidak mendapatkan Reza bukanlah akhir dari segalanya. Tuhan sudah menentukan dan mempersiapkan kebahagiaan untuknya, ia tinggal menunggunya saja. Dan itulah yang membuatnya bisa dengan percaya diri duduk disini dan bekerja bersama Reza.

"Saya gak apa-apa kok pak, beneran. Ini bapak gak liat muka saya pagi-pagi seneng begini?" Tanya Friska. Reza tersenyum penuh arti padanya.

"Iya saya tahu, kamu sudah dapat yang baru ya? Tadi malam saya lihat mobil kamu masih ada di parkiran komplek saya. Kamu pergi sama siapa?"

DEG!

Friska mematung di tempat. Gawat! Ini gawat! Apa Reza tahu dengan siapa ia pergi semalam? Tapi, memangnya ia kemana semalam? Kan setelah dari pernikahan Reza ia langsung pulang ke rumahnya dan beristirahat. Ya, ia tidak pergi kemana-mana.

"Friska?"

"Eh.. ia pak? Hehe maaf saya melamun." Ucapnya.

"Pagi-pagi kok udah ada tamu pak?" Friska memilih untuk mengalihkan pembicaraan, berharap Reza melupakannya dan tidak menanyakannya lagi.

"Bintang maksud kamu?" Tanya Reza. Friska mengangguk. Ya, Bintang. tapi, siapa Bintang? ia tidak mengenali orang bernama Bintang.

"Iya bapak itu.." Jawab Friska. Reza mengerutkan keningnya. "Bapak itu? Kamu kan kenal sama dia Fris, dia Bintang.."

REPOST : Oh Baby - OTR (Friska-Bintang)  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang