PART 9

15.2K 977 33
                                    

                Friska sudah duduk dengan nyaman di kursi mobil Bintang, seperti biasa kakinya ia angkat ke atas kursi jok mobil Bintang. sekarang masih jam dua belas siang, dua jam setelah Friska bangun dan pria disampingnya ini sudah menculiknya untuk pergi bersamanya. Entah mau kemana mereka sebenarnya. Setelah melepas rindu dengan saling berdebat, Bintang dengan tanpa dosanya meminta sarapan pada Friska, padahal Friska pun belum sarapan dan masih kebingungan harus sarapan dengan apa, hingga pada akhirnya Friska memasak nasi goreng untuknya dan Bintang, meskipun Bintang terus saja mengomel kalau perutnya akan sakit jika diisi nasi goreng, dan Friska hanya bisa menggerutu seraya bergumam dalam hatinya bahwa ia bersumpah Bintang yang suka mengomel ini adalah Bintang yang paling berbahaya bagi kesabaran dan kesehatan telinganya.

Lalu setelah mereka makan, Bintang menyuruh Friska mandi dengan cepat padahal niat Friska hari ini adalah untuk bermalas-malasan di rumahnya dan datanglah satu makhluk yang mengacaukan acara bermalas-malasannya, dan jadi.. disinilah mereka. Berada di dalam mobil di tengah kemacetan kota Jakarta.

"Kita gak akan ke Ragunan kan Bintang?"

"Oh, lo mau kesana? Oke kalau gitu kita kesana."

"Ah? Apaan? Nggak, nggak! Gue cuman nanya aja! Kita mau kemana? Ini kok muter-muter gak nyampe-nyampe. Jangan bilang lo mau hipnotis gue biar gue pusing di ajak muter-muter begini terus pas gue gak sadar, lo mau culik gue!"

"Friska please, imajinasi lo kenapa liar begitu? Gue culik lo juga buat apaan? Emang lo bisa dijual?"

"Gini-gini gue bernilai jual tinggi tau."

"Oh ya? gak percaya!"

"Elah, lo so' gak mau sama gue aja. Kalo gue nyosor juga lo pasti mau kok! Gue gak nyosor pun lo kayaknya ngebet deh, apaan.. cium cium sembarangan, emangnya gue bayi yang gak akan protes kalo di cium?" Oh, betapa merahnya muka Friska saat ia mengatakan tentang ciuman itu, dan Bintang.. dia sedang tertawa dengan begitu bahagia.

"Kalo lo mau gue cium lagi, bilang dong. Jangan ngode gini Fris.. lo hidup di zaman apa sebenernya mainnya kode-kodean." Goda Bintang, dan berhasil membuat muka Friska semakin merah disertai gerakkan jantungnya yang seperti mengikuti senam Zumba. Cepat sekali.

"Tau akh! Gue masih kesel sama lo!" Dengan ketus Friska memalingkan wajahnya dari Bintang dan memfokuskan pandangannya pada jalanan diluar.

"Daripada liatin jalanan, mending lo liatin gue. Nyata. Ganteng, ada dipinggir lo. I'm here.. honey!" Ucap Bintang seraya bersiul pelan dan berkedip ke arah Friska, lalu dibalas oleh sebuah pekikan keras dari mulut Friska.

"BINTANG DIEM LO BIKIN TELINGA GUE SAKITTT !!!"


*****


Setelah hampir satu jam perjalanan, akhirnya mobil yang di kendarai Bintang menepi di Basement. Friska keluar lebih dulu lalu menunggu Bintang. dan setelah pria itu keluar dari mobilnya, Bintang merangkul pundaknya, menggiringnya untuk masuk ke dalam. Kalau pasangan lain mungkin akan terlihat romantis, tapi tidak dengan mereka berdua karena Bintang merangkul Friska seperti seorang penculik yang akan menodongkan pisau pada sandranya, memang dasar Bintang yang begitu menyebalkan.

Setelah perdebatan panjang mengenai tempat apa yang akan mereka tuju hari ini, akhirnya sebuah kesepakatan muncul dan mereka setuju untuk menonton film saja di bioskop, setelahnya mereka akan makan, atau mungkin pergi ke tempat yang lain.

REPOST : Oh Baby - OTR (Friska-Bintang)  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang