REPOST : PART 6

13K 1K 27
                                    

                Bintang tak henti-hentinya tertawa dan mengejek Friska yang bertingkah begitu bodoh sebelumnya. Ia terus menerus mengatakan kalau Friska harus mencoba mengikuti beberapa Casting untuk sebuah sinetron, siapa tahu dia diterima dan mendapatkan salah satu peran dalam sinetron itu, peran pembantu galak mungkin akan sangat cocok untuknya.

"Ah, Bintang! please berhenti ketawanya!" Rajuk Friska, ia sudah menekuk wajahnya berlapis-lapis tapi Bintang tak juga menghentikan tawanya, saat melihat wajah Friska pria itu akan kembali tertawa sampai air matanya ikut keluar. Dasar menyebalkan.

Suasana diantara mereka menjadi jauh lebih baik sekarang, karena perkenalan menggelikan yang dilakukan Bintang pada Friska beberapa saat yang lalu. Mereka jadi lebih santai satu sama lain dan kembali bersenang-senang mengulangi kejadian satu tahun yang lalu dimana mereka terjebak dalam situasi yang sama. Rasanya seperti bertemu teman lama, benar-benar bahagia dan tak terduga. Setidaknya itu yang saat ini mereka rasakan.

"Omong-omong, kapan lo pulang dari Jepang?" Tanya Friska.

"Tadi pagi, pas gue liat lo nangis-nangis gara-gara di tilang itu gue baru nyampe banget."

"Yayaya.. pliiis gak usah bawa-bawa gue nangis segala."

"Omong-omong, lo nangis nya masih begitu begitu aja ya? Gak berubah." Ucap Bintang lagi. Friska menatap tajam ke arahnya. Saat mobil berhenti dan mereka sampai di sebuah restoran, Friska segera turun dan langsung pergi meninggalkan Bintang. Sementara pria itu malah kembali tertawa melihat tingkah Friska. Aneh sekali, berada di dekat Friska bisa membuatnya tertawa sebanyak itu, sungguh tidak di duga.

"Eh, tunggu gue dong." Dengan cepat Bintang menyusul kepergian Friska, dari jauh ia melihat Friska hanya terdiam di pintu masuk. Bukannya segera mengambil tempat duduk, malah berdiri seperti itu? Lihat apa sih dia?

"Fris―" Belum sempat Bintang memanggilnya, Friska langsung berbalik ke arahnya dengan keadaan panik.

"Eh, kenapa sih?" Tanya Bintang. Friska tersadar, ia menggeleng-gelengkan kepalanya lalu sebisa mungkin bersikap dengan normal.

"Hmm.. eh, nggak. Kayaknya kita makan di tempat lain aja deh." Ucapnya. Bintang mengerutkan keningnya.

"Lo kenapa sih?"

"Hmm.. mendadak.. ah! Mendadak gue pengen ramen!" Seru Friska, ia menatap ke sekelilingnya dengan gelisah lalu menatap Bintang seolah-olah memohon padanya untuk membawanya pergi.

"Tapi lo bukannya lagi sakit perut? Masa makan ramen?" Tanya Bintang. Friska memejamkan matanya Frustasi, Bintang.. kenapa mendadak banyak berbicara begini?

"Perut gue sakit bukan karena masalah pencernaan tapi karena masalah hormon. Lo lama ya? Udah ah ayo. Gue beneran pengen makan ramen Bintaaaang." Dengan cepat Friska mendahului Bintang dan menarik tangannya untuk segera pergi dari restoran itu. Bukan apa-apa, sebenarnya Friska sudah mau masuk ke Restoran itu dan memesan makanan, tapi di dalam ada Raka sedang makan bersama teman-temannya. Apa jadinya nanti jika Raka tau dia berbohong, lagipula dia juga pergi bersama Bintang dan bagaimana menjelaskan pada Raka semuanya? Lalu bagaimana menjelaskan pada Bintang? hey, mereka baru saja bertemu dan menjalin hubungan baik, tidak mungkin Friska mengatakan kalau Raka adalah orang yang sudah melamarnya. Walaupun ia benar-benar menolak, tetap saja mungkin Bintang akan salah paham jika tau Raka adalah orang yang sudah melamarnya. Tunggu dulu, kenapa ia malah berharap Bintang salah paham? Memangnya dia mau apa kalau Bintang salah paham? Pikirannya sedang tidak beres sepertinya.

REPOST : Oh Baby - OTR (Friska-Bintang)  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang