22. Pesta Debut

6.4K 623 7
                                    

Dante langsung membungkam mulut gadis itu ketika sudah berada dalam dekapannya, tindakannya sekarang persis seperti pemuda kampung yang menculik anak gadis orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dante langsung membungkam mulut gadis itu ketika sudah berada dalam dekapannya, tindakannya sekarang persis seperti pemuda kampung yang menculik anak gadis orang.

"Diam! Kalau sampai ada yang tahu kita berdua tengah malam begini, kita bisa di tuduh sedang berzinah" Mendengar itu, Helena yang awalnya meronta langsung jinak seketika hingga Dante-pun melepaskan rengkuhannya.

"Begitu lebih baik" ujarnya lalu kembali menarik tangan Helena untuk ikut bersamanya.

Lala dan Sese masih memantau, mereka tidak berisik atau mendebat Dante karena sadar itu sia-sia. Helena-pun demikian, ia pasrah ikut saja kemana pria itu membawanya. Dia tidak ingin ada drama tengah malam di kediaman orang yang nantinya akan merugikan dirinya, Rose, Tula dan tuan rumah tentunya.

"Aduh!" Langkah Helena terhenti karena kakinya yang tanpa alas tertusuk batu yang runcing, kondisi gelap dan di tarik membuatnya tidak memperhatikan kondisi jalan.

"Astaga, maafkan aku" ujar Dante menyesal saat menyadari kesalahannya. Ia segera memeriksa telapak kaki gadis itu dan benar saja, terdapat goresan kecil di sana.

"Kau pasti kesulitan berjalan, naiklah!" Dengan santainya Dante menawarkan punggung lebarnya agar bisa menggendong Helena di pundaknya dan lagi-lagi karena malas ribut, gadis itu menurut dan jadilah Dante menggendongnya yang entah akan dibawa ke mana.

Setelah hampir sepuluh menit berjalan mereka sampai di kebun apel yang luas milik Marquess Davies. Pohon-pohon yang ada di sana rata-rata tinggi dan besar

Seolah tanpa beban, Dante memanjat dengan lincah dan berhenti di salah satu batang yang paling besar. Dengan hati-hati dia menurunkan Helena dan kemudian ikut duduk di sebelahnya.

Langit malam berbintang dan bulan sabit menjadi pemandangan mereka. Helena baru sadar sudah lama dia tidak menikmati keindahan malam dari atas pohon sejak pindah ke Davies.

"Indah bukan? Sayang jika hanya menikmatinya sendiri, ada teman berbincang seperti sekarang terasa lebih baik" ujar Dante memulai pembicaraan sambil menyandarkan tubuhnya di salah satu batang pohon.

"Kau punya banyak wanita untuk bisa kau ajak, kenapa harus aku"

"Mereka semua berisik, kau juga sebenarnya, tapi paling tidak sikapmu asli tidak berpura-pura dan tidak berusaha membuatku terkesan"

"Menurutmu mereka tidak tulus" dari menatap langit kini Helena memalingkan wajah ke pria di sebelahnya, dia cukup penasaran dengan apa yang dipikirkan pemeran utama pria pada para pemeran wanita di novel ini.

Sebelum menjawab Dante menghela nafas, lalu menyangga kepalanya dengan selah satu lengan, masih menatap ribuan bintang dia-pun berucap.

"Lebih kepada obsesi sampai membuatku risih"

"Termasuk dengan Lady Mariana?" Helena kembali bertanya untuk mendapatkan lebih banyak informasi sudah sejauh mana alur novel melenceng.

"Aku bahkan baru bertemu dia kemarin dan menurutku dia sama saja" pria itu mulai menguap dan kembali menatap gadis berpenampilan berantakan di sampingnya. Bagaimana tidak, Helena hanya mengenakan gaun tidur sederhana dengan rambut tergerai bebas tanpa mengenakan alas kaki. Para wanita bangsawan tidak akan berani menampakkan wajahnya jika seperti itu.

My Helena (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang