29. Semakin Dekat

5.7K 606 18
                                    

Salah tingkah dan canggung, itulah yang di rasakan Helena ketika sadar telah menangis dalam pelukan Dante selama sepuluh menit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salah tingkah dan canggung, itulah yang di rasakan Helena ketika sadar telah menangis dalam pelukan Dante selama sepuluh menit. Begitu menyadari sikapnya yang berlebihan, dia pamit ke kamar mandi dengan alasan untuk mencuci muka.

Dante yang paham situasi juga akhirnya kembali ke kamarnya dan berpesan agar gadis itu menghabiskan makan malamnya.

"Mana Sese?" tanya Helena panik menyadari pergelangan tangannya kosong setelah menyeka wajahnya dengan handuk.

"Dia pergi keluar sebentar untuk mencari makan?" jawab Lala bohong. Dia tidak akan mengunkit nama wanita itu lagi agar tidak memancing emosi majikannya. "Nona juga makanlah!"

"Baiklah, aku memang sudah lapar, tapi aku ingin mandi dulu" Badannya memang terasa gerah dan lengket, pakaian yang melekat sejak pagi juga sudah kusut dan lembab.

Selang sepuluh menit kemudian Helena keluar dari kamar mandi dalam kondisi lebih segar dengan mengenakan pakaian tidur terusan berwarna putih. Rambutnya yang habis dikeramas sudah ia sisir dan dibiarkan tergerai lembab. Meski tak ada pelayan khusus yang melayaninya, bak airnya tidak pernah kosong, Dante meminta Paul memastikan itu demi kenyamanannya.

Sese-pun sudah pulang dan langsung kembali berubah menjadi gelang. Ketika gadis itu mulai menyantap makanannya, Dante datang dalam keadaan yang juga sudah berganti pakaian.

'Aku pasti sudah membuat bajunya kotor karena air mata dan ingusku'

Helena lapar tapi karena hari ini ia merindukan dunianya, makanan yang di santapnya jadi terasa hambar, baru beberapa suap, ia meletakkan kembali sendoknya. Dante yang duduk di depannya menyadari hal itu.

"Kau tidak menyukainya?"

"Aku bosan makan roti dan kentang, aku mau makan nasi" jawab Helena spontan sesuai apa yang dibayangkannya sekarang.

Dante yang baru pertama kali mendengar nama makanan itu mengerutkan dahinya. "Nasi?" ulangnya.

"Iya" balas Helena menyandarkan tubuhnya di sofa. "Sejenis makanan pokok dari negeri timur yang warnanya putih serta bentuknya lonjong dan pipih" sambungnya menatap wajah yang mengingatkan pada dunianya.

"Emm.." Pria itu tampak berpikir sebentar berusaha mengingat sesuatu. "Besok aku akan mengajakmu ke restoran yang menyediakan masakan dari timur, tapi kau harus habiskan makananmu sekarang" bujuk Dante yang di tanggapi Helena dengan senyum lebar.

"Kau serius? Bagaimana dengan pekerjaanmu?"

"Semua masalah sudah bisa teratasi dengan bantuan seorang Malaikat. Dalam semalam semua ladang di Dukedom White menjadi subur" terangnya menatap lekat gadis itu.

"Syukurlah kalau begitu" balas Helena pendek, agar tidak perlu bicara lagi dia segera mengisi mulutnya dengan makanan hingga membuat Dante tersenyum melihatnya.

🍎

Seperti anak kecil yang di janjikan akan ke taman bermain oleh orang tuanya, Helena bangun dengan cepat dan mempersiapkan diri sejak pagi. Ia memilih pakaian terbaik yang kemarin di belinya. Atasan longgar berwarna merah hati dan rok panjang berwarna hitam, rambutnya ia kepang satu dan di ikat dengan pita berwarna senada dengan bawahannya. Agar nyaman berjalan, sepatu datar yang terbuat dari bahan lembut sengaja ia pilih untuk membungkus kakinya.

My Helena (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang