Selamat membaca.
Aku tengah bersiap untuk pergi bersama ke dua sahabatku, sesuai dengan rencana yang kami susun sebelumnya. Aku menatap diriku di cermin. Merasa sudah puas dengan penampilan ku kali ini, aku langsung bergegas menuju tempat yang sudah ditentukan.
Dentingan pintu cafe berbunyi saat aku memasukinya. Kali ini agak ramai dari biasanya, sebagian meja sudah terisi. Pandanganku terhenti pada meja nomor 24 yang sudah dihuni oleh Balqis dan Bilqis. Aku langsung menghampiri mereka.
"Vanya!!" Sapa Bilqis saat melihatku berjalan ke arahnya. Aku tersenyum lebar seraya duduk di hadapannya.
"Udah pesan belum?"
Balqis mengangguk dan mengalihkan pandangannya pada pelayan yang membawa pesanan. "Nah itu!"
"Makasih mas!" Ucapku ketika minuman terakhir diletakkan.
Aku beralih pada minumanku, menyesap sedikit mencicipi rasanya. Aku mengangguk-angguk seraya tersenyum lebar, menandakan bahwa aku cocok dengan rasa minuman itu.
"Enak kan?!" Tanya Balqis. Aku mengangguk dengan semangat sembari mengacungi jempol.
"Eh lo tau ngga Nya?" Pergibahan dimulai oleh Bilqis yang tiba-tiba menyeletuk. Ku angkat alisku dengan malas, seolah menjawab pertanyaan tersebut.
"Ziva!! Dia pick me girl banget anjir!"
"Eh iyaa!! Gue liat di Twitter juga kek sok banget, mentang-mentang satu ekskul sama Lio."
Aku berhenti menyesap minumanku saat mendengar nama Lio ikut di sebut dalam pergibahan kali ini. Aku mendongak menatap Balqis meminta penjelasan lebih lanjut.
"Lo ngga tau Nya?!" Tanya Balqis dengan ekspresi wajah yang terlihat terkejut. Aku menggeleng cepat. Balqis memukul meja tanda geram padaku. "Alqis!!" Tegurku.
"Ilqis, kasih tau dia cepet!!"
Aku beralih pada Bilqis yang tengah membuka aplikasi Twitter di ponselnya. Jari-jarinya bergerak kesana-kemari pada layar ponsel mencari sesuatu yang ingin dia tunjukkan.
"Nih!" Foto pertama menunjukkan sosok Ziva sedang berpose di depan cermin dengan seragam karate yang membalut tubuhnya. Kurasa tidak ada yang salah dengan foto itu. Aku menatap Bilqis bingung.
"Captionnya baca!!"
"Ayo semangat, bentar lagi kita ada lomba. Kata paketu xixixi." Paketu? Ketua karate itu kan Lio?
"Nih!" Foto kedua menampilkan seorang laki-laki tengah duduk dihadapan Ziva yang berdiri. Di foto itu hanya terlihat kaki dari sang lawan jenis. Tapi aku mengenali ikat rambut yang melingkar di pergelangan tangan walaupun tidak sepenuhnya terlihat.
"Lio?" Tanya ku tanpa mengalihkan pandangan dari foto itu. "Iyaa!! Itu ikat rambut lo kan? Waktu Ziva ngepost foto ini gue langsung salfok sama ikat rambut itu." Aku berdehem pelan untuk menjawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TENTANG DIRINYA
Teen FictionSingkat saja, Tentang Dirinya adalah Tentang Elio yang membuat Lavanya kagum akan dirinya. Yang selalu ingin tau kehidupan nya. Dan rasa ingin tau yang berlomba-lomba hendak di tuntaskan. ... "Dirinya juga yang menarik ku untuk memasuki kehidupannya...