08. Gara-gara mobil rusak

147 30 40
                                    

Hallo gaes,
Maaf banget karena telat uploadnya kebangetan T_T
Mau bilang kalo semua author itu sangat senang kalo pembacanya meninggalkan jejak dicerita mereka^^
Yang mau follow akun medsos aku bisa cek bio profil ya^^^

.
.
.

"Fisik dapat menentukan apakah keberadaanmu dilayak atau tidak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Fisik dapat menentukan apakah keberadaanmu dilayak atau tidak."
- Alzena Artatiya -

Alzena tersenyum senang, sarapan paginya sudah datang di antar Abang ojol. Dia harus cepat-cepat sarapan sebelum nanti membawa mobilnya ke bengkel lagi.

Langkahnya terhenti ketika melihat Maminya yang baru keluar dari kamar yang telah lama kosong sedangkan kamar sebelahnya masih tertutup rapat mungkin papinya belum pulang. Kedua orang tua Alzena memang sudah pisah kamar dari lama, bukan karena sering ribut ataupun sudah tidak saling cinta. Tetapi karena memang dari awal ikatan yang terbangun ini bukan atas dasar cinta.

Alzena menghampiri seseorang itu yang sangat dia rindukan, yang memang jika dirumah hanya beberapa jam karena pekerjaannya.

"Morning Mami," sapa Alzena riang, namun sapaan itu tidak mendapatkan respon apapun. Membuat Alzena menunggu.

"Mami hari ini dirumah?" Alzena bersuara lagi sembari menghampiri, mengira kalo maminya itu belum menyadari keberadaannya.

"Hmm..." respon Zenala—maminya itu. Dia merenggangkan tubuhnya yang baru istirahat sebentar karena jadwal syuting dan pemotretannya banyak.

Alzena mengikuti langkah maminya itu ke dapur, berusaha menghabiskan waktu lebih banyak bersama. "Mami mau makan bareng Alzena?" tanya Alzena sambil mengangkat dua kantong plastik berisikan chiken dan burger.

"Beli apa?" tanya Zenala dingin. Hubungan ibu dan anak ini memang tidak baik, atau lebih tepatnya Zenala yang tidak menyukai Alzena sepihak.

"Chiken sama Burger Mi, mami mau yang mana?" Alzena tetap semangat walau di respon seperti itu.

"Gak usah. Mending saya minum air putih aja," Zenala mengambil sebotol air dingin dalam kulkas. "Kamu pagi gini udah makan-makanan berat aja? Inget badan Al, mami jijik banget sama bentukan badan kamu tuh, bikin malu aja. Coba tiru tuh temen kamu Vania, dia cantik, manis, bodynya bagus banget mami nilai, pasti disekolahnya banyak yang suka, mami jamin." Zenala membayangkan teman anaknya itu, mengingatkan dirinya saat muda dulu.

Alzena tidak tau harus merespon apa selain, "Maaf mi." Dia sudah biasa dibandingkan namun responnya tidak bisa lebih dari 'maaf'.

"Siniin makanannya!"

Alzena menyerahkan dua plastik itu. "Buat apa Mi?"

Zenala tidak menjawab, dia langsung memasukkan makanan itu ke tong sampah di dapur. "Sarapan susu aja, benci banget saya kalo liat kamu bisa santai makan, padahal badan kamu melar terus. Mami tuh model Al, malu kalo punya anak badannya kayak kamu. Bisa gak sih, kurus gitu."

BUKAN Itik Buruk Rupa [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang