01. Kantin sekolah

861 99 70
                                    

Hallo gaes,
Mau bilang kalo semua author itu sangat senang kalo pembacanya meninggalkan jejak dicerita mereka^^
Yang mau follow akun medsos aku bisa cek bio profil ya^^^

.
.
.

"Menjadi tidak cantik itu, menyakitkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Menjadi tidak cantik itu, menyakitkan."

- Alzena Artatiya -

Ramai. Sesak. Berisik.

Itu cukup untuk menggambarkan suasana kantin sekolah di jam istirahat kedua ini.
Dengan keadaan seperti ini terlihat banyak murid yang memutuskan untuk makan ditempat lain ataupun tidak jadi membeli. Seperti dua siswi yang tengah mencari tempat duduk kosong dengan nampan ditangan mereka.

"Nia, udah yuk makan dikelas aja," bisik siswi yang berbadan gemuk itu- dia Alzena.

Vania melirik sedikit pada Alzena lalu kembali mengedarkan pandangannya, mencari tempat yang bisa mereka tempati. "Nanti ke buru selesai Istirahatnya, Zen."

Seperti menemukan mangsanya, Vania langsung berjalan terlebih dahulu meninggalkan Alzena dibelakang menuju salah satu meja yang sudah terisi penuh empat siswa.

"Permisi, boleh gabung ga kak?" tanya Vania pada beberapa siswa di meja tersebut.

"Lu gak liat ini penuh?" dumel Sigit yang tengah asik memainkan ponselnya tanpa menyadari siapa yang meminta tersebut.

Pletak.

Teman disampingnya itu baru saja menggeplak kepala temannya ini yang bodoh, bisa-bisanya menolak adik kelas yang cantik begini.

"Boleh-boleh, sebentar aa cariin kursi lagi ya," kata Agus- siswa yang baru saja memukul Sigit itu.

Sigit yang baru saja sadar siapa yang minta bergabung dengan mereka itu buru-buru berdiri, dia mengambil alih nampan yang dipegang Vania dan meletakkannya ditempat Agus tadi.

"Eh, sorry kakak ga sadar kalo yang minta gabung primadona kelas sepuluh. Duduk yuk, masih luas banget buat kamu mah." Sigit dengan sifat playboynya itu menarik Vania untuk duduk disebelahnya.

"Wah, baru kali ini ada cecan yang gabung sama kita ya," tutur Adit yang cengengesan salting duduk berhadapan dengan Vania.

"Ah, kakak bisa aja nih," saut Vania yang merona. Sangat imut, menurut mereka bertiga itu.

Agus menghampiri mereka dengan membawa kursi plastik tambahan. "Woy Sigit, lu malah curi Start," dumel Agus yang melihat Vania sudah duduk disamping Sigit.

"Kelamaan lu," seru Sigit. "Udah duduk gih," lanjutnya.

Bagas yang dari tadi diam saja melihat interaksi ini, melirik ke arah Alzena- siswi gemuk yang dari tadi berdiri agak jauh dari mereka. "Itu temen kamu bukan?" tanyanya pada Vania.

BUKAN Itik Buruk Rupa [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang