Bab;2

59 4 0
                                    

Bab;2

"Kita sudah kehabisan waktu Hyung.... Barang ini harus segera dikirimkan segera." Jungkook berucap gusar di balkon apartements mewahnya. Menguarkan asap nikotin dari batang tembakau terbaiknya.

"Keadaan belum stabil Jeon ~ Jangan gegabah." Namjoon pun juga sudah tak sabar ingin segera melenyapkan barang terlarang itu segera. Menukarkannya dengan lembaran dollar dan lalu segera pergi meninggalkan negara Korea selatan selama beberapa tahun. Setidaknya sampai situasi aman lebih dulu. Namun tidak untuk waktu dekat ini. Namjoon masih ingin menghirup udara haram. Dia belum siap untuk ditimbang dosa dan kejahatannya di meja pengadilan.

Mereka berdua terlihat begitu frustasi. Dua orang yang berbeda marga itu kini tengah menjadi burunoan oleh kepolisian Korea dengan dugaan kasus pengedar obat-obatan terlarang terbesar di Korea dan juga di negara-negara Asia lainnya.

Bukan hanya pengedar, mereka juga adalah bandar. Otak dari otaknya para pelaku kejahatan yang telah merusak generasi bangsa. Tingkat kasus kejahatan dan kematian yang disebabkan oleh barang setan itu.

Sebegitu besar dosanya para penjahat itu, hingga hukum alam pun geram pada mereka, sudah tak sabar ingin melihat kepala mereka tergantung sembari melafalkan do'a pengampunannya.

Jungkook terlihat kesal, hingga amarahnya pun meluap tiba-tiba. Memukul tembok di sampingnya bak si idiot keparat. Andai saja Yonggi tak tertangkap saat melakukan transaksi di Macau beberapa bulan lalu.... pasti sekarang Jungkook sudah berlibur dengan riang di salah satu tempat wisata ternama di dunia. Dengan keindahan pantainya dan menikmati lubang-lubang lapar milik para pelacur yang telah disediakan di hotel ber bintang 5 di Bali Indonesia.

Tapi apa~ Yoongi yang sekarang mendekam di sel tahanan menunggu putusan sidangnya, tapi Jungkook yang merasa terpenjara di dalam kamar apartementnya. Tak berani bergerak sembarangan jika tak mau ditangkap.

Namjoon hanya dapat melihat tanpa berani mendekat atau menenangkan Jungkook jika sudah dalam keadaan di luar kendali seperti sekarang ini. Emosi Jungkook buruk, dan temperament Jungkook juga sangat kacau. Jungkook bahkan tak segan untuk membunuh siapapun orang yang berani menghalangi jalannya. Dan sekarang pun Jungkook juga sudah mengucap sumpah, jika sampai Yoongi bebas, ia akan membunuhnya.

Jungkook yakin jika Yoongi hanya akan dipenjara dalam beberapa bulan saja. Koneksi yang kuat dan uang yang banyak, akan menjadi penyelamat. Namun itu tak akan berlaku untuk Jungkook jika sampai dirinya tertangkap. Jungkook bukan hanya buronan polisi dalam negeri, tapi juga polisi luar negeri. Itu akan menjadi kesulitan tersendiri, jika sampai ada polisi gabungan yang berhasil menangkap Jungkook.

"Carikan aku jalan agar aku bisa segera membuang barang sialan itu." Mata Jungkook berkilat merah, menatap tajam ke arah Namjoon yang sedang menuangkan minuman ke dalam gelasnya.

Namjoon terdiam mulutnya, tapi tidak dengan otaknya. Sembari meneguk kembali minumannya, otak Namjoon yang terus berputar seperti gangsing akhirnya mememukan satu titik jalan keluar, meski Namjoon yakin jika sampai ia mengutarakan idenya ini, maka akan ada perang antara dirinya dengan Jungkook.

Melihat gelagat Namjoon yang tiba-tiba aneh, Jungkook meletakkan gelas minumannya dengan sangat kasar, hingga bunyi dentumannya sukses membuat Namjoon terhenyak kaget.

Tapi bukan Namjoon namanya jika tak bisa mengontrol emosinya. Dengan tatapannya yang tajam, namun raut wajahnya tenang, Namjoon hanya mengulas senyum dan mengatakan pada Jungkook untuk pergi mengobati tangannya yang luka akibat ulahnya sendiri itu.

"Kita bicarakan lagi besok, emosimu kacau Jeon, aku tidak mau berakhir menjadi samsakmu." Namjoon pergi meninggalkan Jungkook, selain tak mau membuat situasi semakin panas, Namjoon juga perlu menyelesaikan satu hal, dan itu juga berhubungan dengan Jungkook.

Jungkook menghela nafasnya panjang sembari mendorong punggungnya untuk bersandar pada frame sofanya. Seketika suasana langsung menjadi hening begitu Namjoon keluar dari apartment mewah yang Jungkook tinggali kali ini.

Meski sudah tidak ada Namjoon, emosi Jungkook masih meluap-luap. Yoongi memang harus diberi pelajaran. Selain membahayakan komplotannya, penis baperan milik Yoongi ini memang perlu dirantai agar tak mengacung sesuka ereksinya. Jika saja waktu itu Yoongi tidak tergiur dengan bujuk rayu dari detektif sialan yang menyamar menjadi jalang, maka hal seperti ini pun tidak akan pernah terjadi.

Prang

Jungkook melemparkan gelasnya, menghantam lantai dan pecah menjadi berkeping-keping. Memikirkan jalang, tiba-tiba penis Jungkook mendadak tantrum. Jungkook ingat sudah 3 hari ini penisnya tidak mendapati belaian.

Berbicara penis dan juga cara memanjakannya, Jungkook dan Yoongi tentu punya cara yang berbeda. Jika Yoongi akan bermain langsung dengan benda hidup, maka Jungkook akan bermain dengan benda mati.

[ Sebenarnya ada gambarnya di sini gaes ... tapi kena sensor sama pihak wp ]

Pantat flash toys. Jungkook mengeluarkan sex toys andalannya itu dari dalam kotak. Bentuknya mirip sekali seperti pantat orang. Teksturnya juga lembut dan kenyal. Berbahan dasar dari silikon, yang di mana tampak padat dari luar, tapi empuk di dalam.

Jungkook menepuk-nepuk sayang mainannya itu. Jungkook ingat ketika membelinya dulu. Jungkook sampai membayar pembunuh bayaran untuk membunuh pemilik aslinya, agar Jungkook bisa membelinya. Saat itu edisinya sangat terbatas, dan hanya dijual 100 pcs saja. Sedangkan penasarannya hampir di seluruh asia. Alasannya untuk menemukan bahannya sangatlah susah.

"Akhhhh ..." Baru saja ujung penis Jungkook yang masuk. Tapi sensasi yang dirasakan Jungkook langsung ser-seran, membuat bulu-bulu halus Jungkook berdiri semua.

Jungkook meletakkan benda itu di meja khusus yang sudah Jungkook siapkan khusus untuk dirinya melakukan ritual fantasynya. Selain Jungkook tak mau sembarangan menusuk lubang seperti Yoongi. Sejauh Jungkook bermain lubang depan dan belakang, belum ada yang membuat Jungkook merasa puas. Kalau tidak kesempitan, hingga membuat Jungkook berteriak aw ... aw ... sakit. Mala lubang itu akan kelebaran hingga membuat Jungkook menggerutu ih ... ih ... anjir.

Sejak saat itu Jungkook lebih memilih menggunakan sex toys, di mana ukuran dan rasanya akan tetap stabil.

"Oh .... yeach ... ahhh ... ahhh ...." Jungkook menggerakkan pinggulnya maju dan mundur, menumbuk lubang silikon mainannya, sambil menonton porn bxb dari situs illegal yang pernah dikirimkan oleh Namjoon.

Permainan semakin mendekati inti, apalagi setiap kali Jungkook menabrakkan ujung penisnya ke depan, dan terkantuk karena mentok. Di sana Jungkook akan menggeram resah, karena dalam fantasy nya, Jungkook memasukkan penisnya di bagian terdalam hingga menyentuh g-spot dari lawannya.

Suara erangan Jungkook semakin menginvasi ruangan apartmentsnya. Dan Namjoon yang tiba-tiba kembali karena melupakan ponselnya, hanya bisa menonton aksi Jungkook sambil mengemut jari jempol-nya. Namjoon sangat ingin sekali meminjam mainan Jungkook itu, tapi Jungkook tidak pernah mau meminjamkannya. Alasannya, Jungkook tak mau berbagi lubang. Dasar gila.

Semakin dekat ke puncak klimaks, mata Jungkook semakin terpejam, dan dorongan pinggulnya juga semakin brutal. Andai yang ditumbuk Jungkook ini adalah benda hidup, maka sudah pasti akan berteriak ... Ahhh ... ahhh ... enak .... eughhhh ....
.
.
.

Tbc

ENCOUNTER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang