pengenalan tokoh

37 1 1
                                    

Kata pepatah!
"Kalau tak kenal maka tak sayang"
Tapi nanti kalau udah kenal, jangan sembarang sayang yaa
Takut salah orang hihii



Debèriamos~


Tring tring tring...

Suara nada dering ponsel yang sedari tadi berbunyi. menandakan banyaknya pesan yang masuk membuat Gadis cantik yang masih berada dalam mimpinya berdecak malas. Ia menggaruk kepalanya yang tak gatal merasa kesal dengan suara notif handphonenya itu

"Apa sih! Berisik banget ni hp trang tring trung mulu." gumamnya seraya meraih ponselnya dan segera membuka aplikasi pesannya

Barudak well🤟
Today

Zee sadgirl
@you lo dimana anjir?

Zee sadgirl
Jam segini belum dateng

Salma alay
Iya anjir, dari tadi kita nungguin lo bangke

Yoga monyet
pasti masih mimpi ini mah, ga akan jauh

Gilang jelek
@you cepet kesekolah udah mau jam 7 neng

📞 Panggilan grup tidak terjawab

Anda
Paan sih masih subuh juga ribet

Setelah membalas pesan satu persatu gadis itu melirik ke arah jam sejenak "Naon sih! masih subuh udah rariweh" gumam gadis itu dengan logat sundanya.

kemudian memejamkan matanya kembali sebelum pada akhirnya matanya dibuka paksa dengan perasaan yang tak karuan

Ara mendudukan tubuhnya dengan cepat seraya kembali menatap jam dinding "UDAH SETENGAH 7 ANJIR!" pekiknya panik

"Udah telat ini mah. Bisa bisanya nenek gak bangunin gue!" lanjutnya dengan langkah terburu buru menuju kamar mandi

Tak perlu waktu lama, kini gadis itu sudah siap dengan seragamnya. Ralat! Hanya seragam atasnya yang ia pake, untuk rok akan ia gunakan saat disekolah nanti mengingat ia juga mengendarai motor ninja besar yang sangat tidak memungkinkan jiga ia memakai rok sekarang

Dengan langkah tergesa gadis itu menuruni tangga dan langsung menghampiri sang nenek yang sedang sibuk membaca majalah di meja makan. Langkahnya sempat melambat kala melihat suasana di rumahnya sangat sepi, ia meremas kunci motor yang berada di genggamannya. Ini bukan lagi hal yang aneh. Tapi entah kenapa hatinya masih merasakan sesak tatkala mengingat bahwa keluarganya tidak seperti yang lain.

"ARA PAMIT YA NEK!" teriaknya berlari keluar dari rumah, berusaha menghalau rasa sedih itu.

Sejak kecil ia memang tinggal bersama Nenek dan kakeknya. Ibu dan ayahnya memang masih ada, mereka masih lengkap. Tetapi tidak dengan kedua hatinya, keduanya sama sama bermain belakang. Saling berkhianat namun saling tidak rela juga untuk melepaskan Sebelum pada akhirnya saat ia menginjak umur 5 tahun. Tepat setelah sang kakek meninggal dunia, Ayahnya membawa ibu, nenek dan tentunya ia sendiri untuk pindah ke jakarta dengan alasan pekerjaan sang ayah yang memang berpindah pusat.

DeberíamosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang