"Semua orang sejatinya memiliki kedudukan yang setara.Maka dari itu, tidak perlu merasa hebat atas diri sendiri!"
•
•
•
Debèriamos~"Nanti malem, biasa kan?" Tanya Zee saat kelimanya sudah berada di parkiran
"Gue gak, dulu." jawab Ara
Gadis dengan rambut curly berwarna hitam lebat itu segera menaiki motor besarnya. Memakai helm nya, dan bersiap untuk pergi, begitu juga dengan teman temannya yang lain. "Ra! Gue ikut kerumah lo. Udah lama gak liat nenek!" seru yoga yang dibalas acungan jempol oleh Ara
Kemudian Kedua remaja itu pun pergi meninggalkan tiga temannya yang lain, melihat itu. Zee segera merangkul salma menuju gerbang, tentunya setelah berpamitan dengan gilang yang memang juga sudah bersiap melajukan motornya.
"Lo. Dijemput?" Tanya Salma kepada Zee saat keduanya sudah berada didepan gerbang. Tepatnya disamping pos satpam
Zee mengangguk seraya mengeluarkan ponselnya dari saku. Guna untuk menghubungi kakaknya, "Lo, sendiri. Dijemput juga?" Tanya Zee menoleh kepada salma yang sedang fokus melihat lihat jalanan
Salma menggeleng. "Gue, naik ojol kayaknya." Jawab salma
"Mau gue, tungguin. Sampe lo dapet ojolnya gak?" Tanya Zee
Dan lagi lagi salma menggeleng. Gadis berjepit bunga itu bersedekap dada sembari terus melirik jam yang berada di lengan kirinya, "Gak usah Zee. Gue tungguin lo dulu sampe dijemput, baru gue pesen ojolnya. Gampang lah masalah itu mah!" Jawab Salma tersenyum sejenak
Melihat temannya tersenyum, lantas Zee pun dengan spontan ikut tesenyum. Gadis itu mengedarkan pandangannya kemudian dengan cepat menoleh ke salma saat ia melihat motor kakaknya disebrang sana.
"Lo, pesen ojolnya sekarang! Abang gue. udah ada didepan tuh!" Ucap Zee melirik ponsel yang digenggam oleh temannya itu
Salma memutar bola matanya malas, kemudian mengulas senyum sekilas. "Yaudah. Lo sana pulang! Gak usah khawatir, Gue aman kok." Imbuh Salma berusaha meyakinkan Zee yang sepertinya membingungkan bagaimana dirinya pulang. Mengingat ini juga sudah sore dan jarang angkutan umum lewat
Menatap Salma sebentar lalu Zee mengangguk, gadis itu melambaikan tangannya dan segera menyebrang menghampiri kakaknya yang sudah menunggu. Salma membalas lambai-an itu.
Setelah Melihat Zee sudah pergi bersama kakaknya, Salma menghela nafasnya sejenak. Sebenarnya ia bingung, saat ini bagaimana caranya ia pulang. Ponselnya mati, Pada pukul segini juga biasanya jarang ada angkutan umum lewat atau ojek lokal yang sedang mangkal. Salma yang sedang menunduk itu kemudian mengangkat kepalanya dan menoleh dengan terkejut kala melihat 5 motor besar berhenti didepannya.
Ia tahu jelas kelimanya siapa, Walaupun mereka memang bukan orang yang sangat sangat terkenal disekolahnya. Namun satu sekolah pasti hampir tau mereka siapa. Salah satu dari kelimanya merupakan kapten Futsal di Sekolah.
"Lo. Temennya si Ara kan?" Tanya salah satu dari mereka
●●●●●●●
sore hari memang kerap menjadi waktu waktu yang rawan padat pengendara. Apalagi di kota yang besar seperti jakarta ini. Hampir seluruh jalan dipadati oleh orang orang yang memang kebetulan baru saja pulang dari kegiatannya, seperti para pekerja, Pelajar dan sebagainya.Melihat jalanan macet membuat Ara-gadis berwajah jutek itu berdecak kesal. Ia mengintrupsi Yoga untuk beralih mencari jalan pintas, yang pastinya tidak sepadat ini. Keduanya berbelok kala melihat sebuah gang besar di pinggir jalan, dan sangat tepat sekali karena itu merupakan jalan pintas berupa jalanan sepi yang tidak sepadat di jalan raya tadi. Ara dan yoga tahu jalan ini, jadi jangan khawatir mereka akan tersesat
KAMU SEDANG MEMBACA
Deberíamos
Teen FictionHidup memang tidak selalu tentang kebahagiaan. Terkadang kita harus siap merelakan salah satunya demi kebahagiaan yang lain, namun dengan rasa sakit kita dapat mengerti apa itu arti perjuangan yang sesungguhnya. Walaupun sebenarnya dalam hati bertan...