07

17 1 0
                                    

"Tataplah aku selama mungkin
Dan katakan bahwa kau bahagia"




Debèriamos~

Sebuah bendera bermotif catur diangkat begitu tinggi oleh seorang wanita, berpakaian mini berwarna maroon dengan rambut pirang dan bibir merah menyala. Posisinya berada ditengah tengah jalan, Suara riuh sorakan dan tepuk tangan dari orang orang sekitar mulai terdengar.

Kedua motor yang sudah menunggu waktu start dimulai itu pun mulai melajukan motornya dengan kecepatan maksimun. Tikungan demi tikungan mereka lewati dengan mudah, Tidak ada yang ingin mengalah. Keduanya sama sama sengit dan memiliki ambisi yang besar untuk menang.

Kedua kuda besi itu kini sejajar, Mata ke mata mereka salurkan rasa tidak suka dan dendam satu sama lain. Reyfaldi, laki laki yang kini menambah kecepatan laju motornya itu tersenyum miring. Ia sangat yakin bahwa lawannya dibelakang kini pasti sudah mengumpat tak terima.

Dewa—laki laki berkalung pedang kecil itu berdesis kesal, kedua tangannya yang berada di stang motor mengerat begitu saja. Ia tak boleh kalah lagi kali ini!

"WOAH! MAJU TERUS, REY!" Seru Fauzi Mengangkat tangannya keudara guna menyemangati temannya.

Rama dan Rion melakukan hal yang sama. Sementara Deran, Laki laki dingin itu kini bersedekap dada seraya terus memperhatikan aksi temannya yang kini sedang balapan melawan seorang ketua geng yang terkenal dengan julukan rajanya jalanan itu.

"Gue, sebenernya bingung." Celetuk Rama memegang dagunya seolah sedang berpikir

"Ini gue harus berdoa, rey menang atau engga? Masalahnya mau menang ataupun kalah. Kita bakal tetep berurusan sama si dewa"

Rion dan Fauzi mengangguk setuju, keduanya mengangkat kepala menatap langit seolah sedang menerawang. "Iya, juga. Ya!" Komentar Fauzi

"Kalau Rey kalah, tuh geng pasti bakalan nantangin lagi dan lagi! Sampai dapet validasi dari kita. Tapi kalau Rey menang, juga. Dia pasti gak terima, dan pasti bakal balas dendam terus sama kita!" Sahut Rion

Fauzi mengacak rambutnya Frustasi. Laki laki itu berkacak pinggang, dengan tatapan malas menatap sekumpulan orang berjaket hitam seragam didepan sana. "Serba, salah banget! Deewa, Dewa. Nama aja lu Dewa, kelakuannya nyebelin banget kayak Tai!" Gerutu Fauzi.

Finish, Satu kata yang dapat membuat senyum kecil Reyfaldi mengembang. Lagi! Ia mengalahkan Dewa kesekian kalinya, Sebenarnya Reyfaldi tak habis pikir dengan ketua geng itu. Mengapa laki laki itu senang sekali mencari masalah terhadapnya, padahal ia bukan seorang ketua geng motor atau seorang anggota geng. Ia hanya seorang siswa biasa, perihal teman temannya. Mereka ber-lima itu memang pure berteman tanpa embel embel geng ataupun komunitas.

Reyfaldi membuka helm fullface-nya. Ia dapat melihat teman temannya mendekat, kemudian memberikan tos untuk memberikan ucapan selamat karena ia menang. Namun kesenangan itu tak berlangsung lama ketika tiba tiba saja seorang wanita berpakaian pendek menghampiri mereka dan membelai bahu Reyfaldi menggoda.

"Selamat ya! Rey sayang." Ucap wanita itu menatap rayu wajah Reyfaldi yang kini hanya menatapnya datar tak berminat.

"Woi! Lonte dari manakah ini?" Sahut Fauzi menatap jijik wanita itu

Wanita itu mendelik, menatap tidak suka atas sahutan Fauzi. Ia kembali menatap wajah Reyfaldi dan tersenyum lebar.

"Kali ini, gue biarin lo menang. Rey!" Celetuk Dewa memarkirkan motornya di samping motor Reyfaldi.

DeberíamosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang