O4.

311 61 9
                                    

••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••

Malam ini, Jeremy melakukan rutinitas seperti biasanya, mengunjungi gelandangan nenek-nenek yang berada di pinggir sungai tak jauh dari tempat tinggalnya.

Jeremy adalah anak yang tumbuh dan di besarkan oleh Oma nya. Orangtuanya sudah sibuk dengan keluarga nya sendiri, menelantarkan Jeremy sendirian.

Beruntung ada Oma nya yang penuh kasih sayang merawat nya hingga sebesar sekarang, sebelum akhirnya beliau tutup usia tepat selepas hari kenaikan kelas Jeremy.

Orang tua Jeremy lengkap, namun rasanya seperti sebatang kara. Ia merasa semua orang meninggalkannya, termasuk Oma nya yang berjanji akan hadir di hari kelulusan nya.

Sejak saat itu, Jeremy selalu merasa simpati jika melihat gelandangan tua di sepanjang jalan. Jeremy selalu mampir untuk memberi mereka makan, dan tak jarang pula mengajaknya mengobrol. Seperti sekarang.

"Pulang nak, udaranya dingin disini."

Jeremy menggeleng. "Nenek tau disini dingin, kenapa ga cari tempat yang lain?"

Nenek itu mengunyah habis makanan yang Jeremy berikan. "Nenek udah biasa, ga liat baju nenek yang double double begini?"

Jeremy tertawa, membuat nenek itu tertawa juga. Walau udara dingin, obrolan hangat mereka mampu mengalihkan rasa dingin Jeremy.

•••

Janessa berjalan sambil menenteng beberapa kantong plastik belanjaannya. Dirinya baru selesai membeli bahan-bahan dapur untuk Liora. Sudah beberapa hari numpang di rumah Liora membuat dirinya merasa tak enak jika tak melakukan sesuatu.

Liora tak mempermasalahkannya, toh orang tua Liora juga sudah mengenal baik Janessa. Namun Janessa tak akan tenang jika tak melakukan sesuatu, hitung-hitung balas budi walau tak seberapa.

Tak sia-sia dirinya cekcok dengan Liora karna Janessa ingin ke minimarket jalan kaki. Udara malam yang dingin membuat Janessa betah berjalan sembari melepaskan rasa penat nya.

Janessa berpindah jalan di posisi kanan, menatap sungai yang terlihat cantik dengan pantulan cahaya kota.

Janessa memilih berdiam sebentar, menutup matanya dan menghirup angin malam dengan rakus. Hingga fokus nya teralih pada suara seorang pemuda yang tengah tertawa.

Janessa menoleh ke arah kiri, bisa ia lihat seorang gelandangan tengah bercanda dengan seorang pemuda. Janessa merasa tak asing melihat orang itu. Untuk itu Janessa berjalan mendekat, namun tak sampai menghampiri mereka.

Stalk meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang