chap 3

12 2 1
                                    

"Ya, aku adalah seorang ilmuwan" ucap biksu itu.

"Terus kenapa nyamar jadi biksu?" tanya Nao.

"Sebenernya biar identitas aku gak ketauan, ilmuwan itu kerja di tempat tersembunyi juga."

Semua tidak menyangka bahwa biksu itu merupakan ilmuwan yang tidak sengaja ditemui oleh mereka. Seharusnya ilmuwan bersifat rahasia, tetapi ilmuwan ini tidak tega karena mereka hanya seorang pemudi yang tersesat karena di tipu, di hutan yang tidak layak di huni sama sekali oleh manusia.

Akhirnya sang ilmuwan memperkenalkan dirinya, ia bernama Kamado Benjiro, umur 30 tahun, ia lahir di Kyoto. Akhirnya mereka semua memperkenalkan diri mereka masing-masing kepada ilmuwan itu.

Miku lupa menceritakan, kalau dia mendapati teror dari sang penyihir. Miku memutuskan untuk menceritakan itu kepada Benjiro.

Ketika penyihir itu lewat, Benjiro selalu merasa takut dan tidak mau mengeluarkan suara sedikit pun. Karena Benjiro pernah menyiram sebuah cairan anti radiasi kepada penyihir itu.

Kondisi penyihir itu semakin parah karena cairan yang disiram oleh Benjiro. Kulit penyihir itu melepuh, dan membuatnya semakin buruk rupa.

kali ini sang penyihir mempunyai dua musuh, yaitu Miku dan Benjiro. Mereka sudah membuatnya terluka dan kesakitan. Benjiro juga merasa di teror oleh penyihir itu, nasibnya sama seperti Miku.

"Tenang aja ya, aku bakal berusaha buat keluarin kalian dari tempat ini segera!" ucap Benjiro dengan ekspresi nya yang tulus.

"Emang kamu entar gak ikutan kabur dari sini?" tanya Akari.

"Enggak, karna aku harus bertugas disini dalam kurun waktu dua mingguan hehe"  jawab Benjiro.

Setelah berjam-jam mendiskusikan bagaimana cara untuk mengeluarkan dari daerah berbahaya itu dengan cepat.

*Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu dengan keras*

Benjiro langsung memerintahkan mereka untuk mengumpat di ruang bawah tanah. Di saat Benjiro membuka pintu, Miku mengintip sedikit siapakah yang mengetuk pintu.

Ternyata itu adalah Tomita, ia masih hidup. Ia mengalami luka yang cukup parah di bagian paha karena setruman kawat listrik itu. Tomita sempat terkejut karena ada yang menghuni rumah ini saat dia mengetuk pintu itu.

Setelah Miku melihat Tomita yang sedang terluka di bagian paha, Miku berinisiatif keluar dari ruang bawah tanah untuk mengecek keadaan Tomita.

Miku tidak peduli jika Tomita telah terinfeksi, Miku hanya ingin memastikan jika teman baiknya tidak apa-apa.

Tomita tidak menyangka adanya keberadaan Miku di dalam rumah "biksu" itu. Miku dan Benjiro mengajak Tomita untuk duduk di kursi terlebih dahulu, karena kaki Tomita berlumuran darah yang terus mengalir.

Tomita sedikit heran kepada Miku, kenapa Miku mau mengobatinya tanpa rasa takut, tetapi dengan rasa yang tulus. Tomita juga bertanya-tanya kenapa Miku ada di rumah orang asing itu.

Semua pertanyaan, Miku jawab dengan lengkap. Pertama dia memang jika sudah menyayangi orang sangat tulus.

Untuk menjawab pertanyaan kedua, Miku bertanya terlebih dahulu kepada Benjiro apakah dia boleh memberitahu Tomita kalau Benjiro itu adalah ilmuwan bukan biksu.

Benjiro memperbolehkannya, dan Miku menjawab pertanyaan kedua dengan terperinci. Karena khawatir, Nao keluar dari ruang bawah tanah untuk mengecek keadaan Tomita.

"Tom? Lu gapapa kan?" Nao menanyakan keadaan Tomita.

"Ya paling sakit di bagian paha doang, gua tadi jalan udah gak kuat, tapi gua paksa. Paha gua robek gini gara-gara di cakar hewan predator disitu. Tadi sebenernya gua udah mau mati, pas ngetok pintu ini gua udah gak kuat jujur. Gua ngetok buat bunuh diri sama ngehibur diri sebenernya, karna gua berpikir kalo di dalem ada mahluk aneh agresif, taunya gua ga sengaja ketemu lu." Tomita menceritakan betapa menderita dia berjalan sendirian dengan kaki yang terluka.

"Syukurlah kalo gitu lu bisa ketemu sama kita" ucap Nao sambil mengelus pundak Tomita.

Benjiro menyemprotkan obat anti radiasi ke paha Tomita yang terluka. Tomita langsung merintih kesakitan, karena sakitnya melebihi saat ia di lukai oleh hewan predator yang ia temui saat di jalan. Tomita seperti di siksa di neraka karena sakitnya tidak kunjung henti.

"Ini y-yakin a-ampuh?!" Tomita merasa tidak yakin.

"Ampuh kok Tom... tadi siang gua sempet diobatin gara-gara luka ketabrak pohon, karna lagi kabur dari tuh penyihir."  ucap Miku.

------------------------------------------------------------

TRIMSS❗️<33
(Tolong di vote yaa temen-temen! love you all:>)

MutationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang