Ponsel seorang gadis terus bergetar di atas nakas hingga gadis itu terpaksa membuka kedua matanya untuk melihat siapa yang berani mengganggu tidurnya pagi pagi buta. Setelah Evita menggeser ikon berwarna hijau, muncullah suara berat seorang laki-laki yang langsung membuat Evita beranjak ke arah jendela.
Spot jantung anjir kirain udah di depan. batin Evita.
"Kenapa sih, Pak! Ganggu saya tidur aja." Kesal Evita membaringkan tubuhnya secara kasar.
"Saya otw ke rumah kamu pukul 10 siang. Kamu hari ini ada kelas saya." Ucap Nara di seberang sana.
"NGGA MAUU!!" Tolak Evita dengan nada keras membuat orang seberang terdiam.
"Lanjutin, kenapa diem hm?"
"Saya udah janjian sama fifi, lala, fairus buat berangkat bareng. Lagian nanti juga ketemu disana kan??" Ucap Evita berharap Nara menerima bualannya.
"Fifi sama lala hari ini ngga ada kelas saya, Evita. Saya jemput kamu pukul 10 siang, jangan telat saya ngga suka nunggu." Kalimat terakhir Nara sebelum mengakhiri panggilannya.
Evita hanya menghembuskan nafas kasar. Ia tau mau sepintar apapun alasannya pasti akan terbongkar dengan dosen itu tapi apakah dia tidak bisa memiliki waktu bersama teman temannya?? setidaknya ia juga butuh waktu sendiri.
Setelah melihat jam yang terletak di atas nakas, Evita segera mengambil handuk lalu berjalan ke kamar mandi untuk bersiap-siap sebelum dosen sialan itu kesini. Namun, karena terlalu kesal sampai membuat Evita tidak fokus berakhir ujung kakinya menabrak ujung meja. Rasa sakit langsung menjalar keseluruh tubuhnya.
"ANYINGGG!!!" Teriak Evita sambil mengelus titik sakitnya.
"PAK NARAAA GUE SUMPAHIN LUU KESEDAK KOPIIII!!"
UHUK UHUKK
Nara menyudahi kopinya saat tenggorokannya gatal akibat arus kopi yang salah jalur. Laki-laki itu berjalan ke lemari es untuk mengambil air putih untuk meredakan batuknya. Pikirannya tiba-tiba berpusat pada gadis yang baru saja menerima telponnya itu.
Beberapa menit kemudian, ponselnya bergetar dan menampilkan panggilan dari "Papa". Dengan raut wajah malas, Nara menggeser ikon berwarna hijau itu.
"Kenapa, Pa??" Ucap Nara ketika panggilan tersebut terhubung.
"Kamu hari ini mau ke kampus, Kak??" Tanya ..
"Iya. Nara mau ke kampus bareng Evita."
"Hari ini libur dulu ya, Kak?? Papa butuh bantuan kamu."
"Bantuan?? Ada apa, Pa?"
"Kamu ke rumah dulu nanti papa jelasin apa yang harus kamu lakukan. Jangan lupa kabarin Evita kalo kamu ngga jadi berangkat bareng."
"Ngga bisa. Nara udah janji mau nganter Evita kalo papa butuh bantuan aku, tunggu kegiatan Nara selesai dulu."
"Jadi kamu mau nganter Evita dulu??"
"Nara ngga mau dicap ingkar janji."
"Yaudah terserah kamu aja, Kak. Kegiatan kamu selesai langsung ke rumah ya."
"Nara usahain." Nara langsung mengakhiri panggilan tersebut.
Papa butuh bantuan?. batin Nara bertanya-tanya.
●●●
Evita menyiapkan buku mata kuliahnya hari ini dan tak lupa laptop yang tak ketinggalan. Setelah selesai, Evita duduk di ruang tengah sembari memakai sepatunya sebelum mendengar klakson mobil berbunyi.

KAMU SEDANG MEMBACA
YOSHINARA
Fiksi RemajaEvita Amoureta, seorang mahasiswa di Universitas Fadeon harus menerima takdir bahwa ia dijodohkan dengan dosennya sendiri di kampus. Kaget, sedih, bahagia menjadi satu ketika ia tau ternyata kehidupannya sudah ditata rapi oleh keluarganya. Yoshinar...