Satu

272 31 3
                                    

Calista tak pernah berhenti menggerutu saat mendengar suara uminya terus saja mengomel tak jelas. Sepanjang hari ini, uminya hanya mengomel tanpa henti, padahal Calista ingin sekali mengistirahatkan tubuhnya setelah kemarin sibuk dengan pekerjaannya sebagai hair stylist terkenal, belum lagi dia yang bekerja sebagai beauty vlogger. Gadis itu memutar bola matanya malas, kemudian melirik pada uminya yang sibuk menyapu lantai di ruang tamu.

Bisakah ibu Kamila Rahma itu berhenti mengomel? Bahkan nama Calista selalu dibawa-bawa sementara dia sama sekali tak ada berbuat apa pun, hanya duduk serta diam sembari menonton TV.

"Kamu itu udah besar, udah dewasa, harusnya tahu mana yang baik untuk kamu dan mana yang gak baik untuk kamu," ucap Kamila membuat Calista menghela napasnya panjang.

Kamila menghentikan gerakan tangannya menyapu, menyimpan sapu tersebut secara asal, kemudian menghampiri Callista dan duduk di sofa samping Calista. Gadis itu mau protes pada uminya karena selalu mengomel, tapi yang ada nanti dia malah dimarahin habis-habisan dan diceramah.

"Umi itu sampai bertanya-tanya, gimana caranya biar kamu mau dengerin Umi sama abah. Dibilangin malah ngeyel. Auratnya ditutup! Baju kamu yang Umi liat semalam di YouTube itu terbuka banget, Lista," omel uminya lagi.

Kali ini, bukan hanya mengomel saja, tetapi juga pahanya dicubit. Memakai celana pendek di atas lutut dijadikan kesempatan uminya untuk mencubitnya, kini paha mulus nan putih pilih Calista memerah, menimbulkan bekas cubitan Kamila.

"Sakit, Mi," rengek Calista.

"Makanya kalau orang tua ngomong dengerin!" pekik Kamila membuat Calista seketika cemberut.

Kata uminya, menutup aurat itu wajib bagi pria atau pun wanita, dan wanita memiliki aurat yang lebih banyak dibandingkan pria. Sementara kata abahnya, wanita itu istimewa, punya banyak hal yang indah dipandang, tetapi itu akan mendatangkan zina, itu kenapa diwajibkan menutup aurat agar tak terjadi zina. Keduanya sama-sama menyuruh Callista untuk menutup aurat, tetapi dasarnya Calista yang masa bodo hingga sekarang dia sama sekali tak menutup auratnya.

Bagi wanita, aurat itu seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Calista sering mendengar uminya melafalkan surah Al-Ahzab ayat 59 perihal kewajiban menutup aurat, bahkan Calista sampai menghafal surah tersebut saking seringnya dia dengar. Sebenarnya bukan hanya satu saja dalil perintah menutup aurat, tapi masih banyak lagi, tetapi Calista lebih sering mendengar surah Al-Ahzab ayat 59 yang sering didengarkan uminya.

"Aku dengerin, kok, Mi. Umi aja yang gak tahu," balas Callista membuat Kamila semakin geram dengan anak gadisnya.

"Dikasih tahu yang baik malah kayak gini. Baju kamu yang semalam mana?"

"Baju apaan, Umi?"

"Baju yang kamu pake pas syuting di YouTube itu, mana?"

"Itu properti dari tempat syuting, Umi," balas Calista.

Calista memang sering diundang untuk colaborasi dengan beberapa konten kreator lainnya, kadang juga dia diundang di podcast atau diundang di acara televisi. Kalau masalah undangan colaborasi dan podcast, dia selalu memakai bajunya sendiri, berbeda dengan acara televisi yang ditayangkan secara live juga di YouTube, segala sesuatu yang dia gunakan disiapkan oleh tim properti.

"Umi gak mau tahu, kamu harus berhenti jadi artis," kata Kamila.

Calista memutar bola matanya malas. Bagi uminya, artis dan beauty vlogger itu sama saja, sama-sama masuk televisi, tetapi bagi Calista yang memang berkecimpungan di dunia entertainment, artis dan beauty vlogger itu berbeda.

***

Daripada mendengar uminya yang tak berhenti mengomel, Calista memilih jalan-jalan dan bertemu dengan teman-temannya sesama beauty vlogger. Dengan terpaksa dia mengorbankan waktu liburnya. Telinga Calista rasanya sudah berdengung karena terus-terusan diomeli uminya. Bersyukur abahnya tak ada di rumah, sehingga dia bisa bebas.

Sayangnya, kebebasan dan kesenangan gadis usia 25 tahun itu harus berhenti saat abahnya memanggilnya. Kedua teman Calista—Andini dan Noona—sesama beauty vlogger tersenyum canggung pada abahnya Calista. Namun, mata kedua teman Calista melihat pada pria yang ada di belakang ayah Calista.

"Heh, lo berdua, matanya dijaga, zina!" pekik Calista membuat Syakir—abah Calista menghela napasnya panjang.

"Abah kira kamu di rumah," kata Zain.

Tanpa permisi lebih dulu, Zain ikut duduk di samping Calista, pria paruh baya itu juga mengajak pria muda yang ada di belakangnya.

"Abah, ini siapa? Ganteng banget," timpal Andini membuat Calista mendengkus kesal lantaran pertanyaan temannya yang tak tahu malu.

Ah, teman-temannya itu memang tak tahu malu, sebelas dua belas dengan Calista, walau Calista masih malu-malu sedikit. Gadis itu tanpa merasa bersalah melempar Andini dengan tisu bekasnya, membuat Syakir langsung menegurnya.

"Calista, gak sopan."

"Dia lebih gak sopan, ngapain liatin orang segitunya," balas Calista menatap tajam temannya yang hanya mencibirnya.

Syakir melirik pada pria di sampingnya yang hanya diam saja seraya menunduk, mungkin karena dua orang teman Calista memakai baju yang cukup terbuka, sejak tadi juga Syakir hanya melihat pada anaknya, lantaran kedua teman Calista memakai baju yang memperlihatkan belahan dadanya.

Zaman sekarang, baju-baju yang memperlihatkan belahan dada seperti ini sudah menjadi hal yang lumrah, bahkan tak ada yang peduli dengan orang-orang yang memakai baju seperti itu. Syakir kadang takut apabila anaknya memakai baju seperti itu, bahkan saat anaknya membeli baju yang memperlihatkan punggung saja, sudah membuat dia dan istrinya marah besar.

"Umi tadi pagi lapor sama Abah soal—"

"Abah, masa di luar aku juga dapat ceramah gini?" protes Calista.

Pasalnya, ini sedang di luar rumah, rasanya sangat memalukan mendapatkan ceramah gratis dari orang tuanya.

"Tutup Auratmu, Calista! Ingat sama Abah," peringat Syakir lalu mengajak pria muda itu pergi dari tempat Calista dan teman-temannya.

Mana mungkin Calista melupakan hal seperti itu. Dosa tidak menutup aurat bagi wanita mengalir pada ayahnya. Seorang ayah memiliki kewajiban untuk mendidik dan mengarahkan anaknya dalam menjalankan syariat agama Islam. ¹ Begitu juga dengan abahnya, melakukan segala macam cara agar anak-anaknya terdidik dan mau menjalankan syariat Islam, semua yang dilakukan abahnya akan dimintai pertanggungjawabannya. Syakir tak henti-hentinya mengingatkan anaknya untuk menutup aurat, dia juga tak henti-hentinya menyuruh anaknya untuk tidak memakai pakaian terbuka kecuali di dalam rumah, ini semua demi mereka dapat bertemu di akhirat.

Kepergian abahnya membuat Calista terdiam, kenapa masih saja dia diceramahi? Calista sudah besar dan tahu mana yang baik dan mana yang tak baik untuknya. Mungkin menurut keluarganya itu tak baik untuknya, tapi menurut Calista itu yang terbaik untuknya. Mau sampai kapan dia dikekang seperti ini?

Calista rasa, dia bagai burung dalam sangkar. Tak diizinkan untuk terbang jauh.

***

Halooo

Doain aku bisa selesai selama 15 hari yaww

Jangan lupa tinggalkan jejak

Bye bye

Tutup Auratmu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang