Tiga

78 11 0
                                    

Suara berisik dari luar kamar asrama membuat tidur Calista terusik, beauty vlogger yang kini pensiun dini itu berdecak kesal, lalu menarik selimut hingga menutup seluruh tubuhnya. Selain di luar kamar asramanya yang berisik, kini yang berisik adalah suara di dalam kamarnya, orang ke sana kemari membuat tidurnya terganggu.

Calista rasanya ingin berteriak saat ini juga, kemudian dia melihat pada tiga orang teman sekamar asramanya, ketiganya sibuk ke sana kemari, ada yang sibuk mengambil Al-Qur'an dan ada yang sibuk mengambil kitab yang sama sekali Calista tak tahu kitab apa itu. Melihat ketiganya sibuk, membuat Calista sama sekali tak peduli, dia kembali melanjutkan tidurnya.

Sayangnya, kesenangan Calista terganggu karena suara wanita begitu keras, terdengar galak hingga membuat ketiga teman sekamarnya langsung keluar dari kamar asrama.

"Saya hitung sampai sepuluh kalau gak bangun bakal saya hukum," teriak wanita itu.

Bidang Ibadah dan keamanan pesantren telah masuk di kamar asrama mereka, sayangnya Calista malah tak mengetahui itu, dia masih juga membaringkan tubuhnya. Pasalnya, semalam gadis itu tak bisa tidur karena ranjangnya berbunyi tiap kali dia membalikkan badan, bukan hanya ranjang yang dia gunakan, tapi juga ranjang yang digunakan ketiga teman sekamarnya.

"Kamu santriwati baru, bangun!"

Kata santriwati baru yang terdengar membuat Calista sadar kalau itu adalah dirinya. Rasanya, Calista ingin marah pada wanita yang mungkin seumuran dengannya itu. Wanita itu memakai mukena berwarna putih, menatap Calista galak. Selain itu ada juga satu gadis di belakangnya.

Calista dulu cuma melihat di TV yang seperti ini, dia juga mengira kalau yang datang untuk membangunkan saat subuh di pesantren adalah bidang keamanan saja, sayangnya tidak, yang membangunkan juga ternyata bidang ibadah.

"Cepat wudhu terus ke masjid," ucap wanita itu.

"Apa sih?! Gak, ah. Males, gue capek," balas Calista membuat wanita itu beristighfar.

"Orang yang malas, sama saja dia sedang membuang-buang waktu dengan sia-sia. Kamu sepertinya perlu belajar soal surah Al-Asr," tutur wanita itu membuat Calista memutar bola matanya malas.

Calista juga sering mendengar ini dari uminya, bagi orang yang malas hanya akan membuang waktu dengan sia-sia. Dalam Islam, sifat malas sama sekali tak diperbolehkan, ada banyak kerugian yang diperoleh apabila malas. Dalam surah Al-Asr telah dijelaskan perihal manusia berada pada kerugian karena malas. Sayangnya, Calista memelihara rasa malasnya, membuat dia kadang kurang disiplin. Contohnya saat dia terlambat pemotretan, padahal awal perjanjian mereka, hadir satu jam sebelum pemotretan dimulai, tetapi Calista datang dua puluh menit sebelum pemotretan dimulai sampai membuat managernya marah.

"Berisik!"

"Kamu mau ibadah saja malas. Sifat malas gak boleh dipelihara, apalagi untuk ibadah. Cepat wudhu dan ke masjid!"

Calista mencibir, tetapi tetap saja menuruti perkataan wanita itu untuk berwudhu, gadis itu melangkah keluar dari kamar asrama, dengan keadaan celana yang digunakan di atas lutut serta baju lengan pendek.

"Astaghfirullah, pakai dulu baju kamu," teriak wanita itu tak percaya dengan Calista yang begitu berani keluar hanya memakai celana pendek dan baju berlengan pendek.

Aurat Calista bisa-bisa dilihat oleh pria yang bukan mahramnya, hukumnya adalah haram. Karena Calista tak mendengarkan perkataannya, satu wanita tadi yang hanya diam saja melangkah mengambil selimut Calista, kemudian melingkarkan selimut tersebut di tubuh Calista hingga Calista tak bisa bergerak.

"Heh, apaan sih lo?" protes Calista.

Wanita itu tak peduli, dia berkacak pinggang kemudian melihat pada Calista dan berkata, "Saya Salsa, anaknya ustadzah Halimah, saya juga ditugaskan untuk terus memantau kamu kalau kamu banyak tingkah. Sekarang di mana lemari kamu, saya ambilkan gamis sama jilbab."

Calista tak bisa bergerak, dia pasrah dan menunjukkan lemarinya di sana. Baru saja membuka lemari Calista, wanita yang tadi mengenalkan diri itu menggeleng tak percaya melihatnya bagaimana berantakannya lemari Calista, baju-baju tak dilipat rapi, skincare berantakan, dan ada beberapa alat makeup juga.

"Di pesantren, gak boleh bawa alat makeup. Kalau skincare boleh. Terus ini nanti lemari kamu dirapikan, sebelum bidang kebersihan periksa," ucap Salsa.

"Enak aja lo main atur-atur, itu gue mau gue pake ngevlog," pekik Calista.

"Sudah, Sal. Sepuluh menit shalat tahajud dimulai, kita malah lambat ngurusin dia," ucap wanita itu.

Salsa mengangguk, kemudian membuka selimut yang tadi digunakan untuk menahan pergerakan Calista yang banyak melawan dengan mereka.

"Segera ke masjid, kita akan shalat tahajud," pungkas Salsa, kemudian meninggalkan Calista di kamar asrama seorang diri.

Gadis yang kini tinggal sendirinya di kamar asrama, bersungut-sungut, dia juga berkali-kali mengumpat lantaran perbuatan Salsa tadi padanya. Bagaimana pun caranya, dia harus bisa kabur dari sini, Calista tak suka di pesantren, dia tak bebas, tak juga bisa berekspresi apa-apa. Kalau tadi kemarin uminya membawa dia ke pesantren, mungkin saja Calista sudah akan kabur ke luar negeri, dan akan pulang kalau uminya batal membawa dia ke pesantren.

Tiba-tiba saja di otaknya muncul ide gila. Bagaimana kalau dia bersembunyi, berpura-pura hilang sampai membuat uminya khawatir dan membawa dia pulang? Ah, rasanya Calista sudah tak sabar menunggunya, dia harus secepatnya pulang, kebebasan serta kebahagiaannya ada di Jakarta, bukan di tempat antah berantah ini.

***

Yahoooo

Kemarin aku gak update karena sibuk, tapi hari ini update lagi.

Jangan lupa tinggalkan jejak yah

Dan jangan lupa ikutan PO novel Kalila tanggal 25 Maret sampai 20 April

Bye bye

Tutup Auratmu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang