Katanya masa SMA itu harus dimanfaatkan sebaik mungkin karena masa SMA itu masa yang paling Indah. 'Perbanyak teman perbanyak pengalaman' kata-kata itu yang sudah seringkali kakak pertamanya ucapkan setiap kali Jerricho menceritakan bagaimana hari-harinya yang berjalan dengan begitu monoton.
Jerricho Aditama si penunggu perpustakaan. Kalau kata Rendi satu-satunya sahabat yang ia punya, Jerricho ini tidak pernah punya pikiran untuk bergaul dengan yang lain. Padahal jika anak itu mau mengubah penampilannya sedikit saja, sudah di pastikan akan banyak siswi yang rela duduk di kursi dingin perpustakaan hanya untuk memperhatikan Jerricho yang selalu asik sendiri dengan dunianya.
Jerricho bukan termasuk siswa yang populer karena penampilan. Dia lebih di kenal sebagai si kutu buku langganan olimpiade matematika. Dan sayangnya, lebih banyak orang yang peduli akan penampilan daripada prestasinya.
Yap, sayang sekali karena Jerricho tidak termasuk siswa yang aman dari hal yang menjadi mimpi buruk para murid bayangan sepertinya. Apalagi jika bukan 'bullying'. Meski tak terang-terangan namun bukan sekali dua kali Rendi mengamuk karena perlakuan tak adil yang selalu Jerricho terima dari kakak kelas yang di takuti karena kekuasaan orang tuanya.
Jerricho juga bukannya tak ingin melawan, tapi dia lebih baik cari aman. Siswa yang mengandalkan beasiswa untuk bertahan bersekolah di sekolah elite seperti ini punya kuasa apa?
Tidak ada selain sabar,kan?
♧♧🌼♧♧
Siang itu seperti biasa Jerricho hanya akan menghabiskan waktu luangnya di perpustakaan. Sebenarnya bulan ini dia cukup senggang karena tidak ada olimpiade apapun yang harus ia ikuti. Jadi beberapa hari ini ia tak menghabiskan waktu untuk membaca buku modul ataupun kisi-kisi, tapi mencoba beralih pada buku komik yang ia pinjam dari Rendi.
Asal kalian tau, Rendi itu maniak komik dan anime Jepang. Koleksi komiknya melebihi jumlah buku pelajaran Rendi yang di gabung dari SD sampai sekarang. Terlebih orang tuanya sendiri membebaskan Rendi untuk itu asalkan Rendi bahagia. Hm, Privilege dari Anak Tunggal.
"Ya elah, ni bocah udah menclok aja disini"
Jerricho mengalihkan perhatiannya pada sosok berperawakan lebih kecil darinya. Benar sekali, Rendi datang dengan sebungkus roti dan sebotol air mineral di genggamannya.
"Kok cepet banget ke kantinnya?"
"Gue makan bukan tidur di sono"
Jerricho terkekeh mendengar jawaban sinis itu. Benar-benar Rendi sekali.
"Nih, lo pasti gak bawa bekel lagi kan?"
Eyesmile ciri khas Jerricho itu muncul di balik kacamata lalu di ikuti dengan senyum manis yang membuat Rendi mendengus kesal. Lagi-lagi dia luluh oleh eyesmile itu. Padahal sedari kantin sampai ke pintu perpustakaan tadi dia sudah memantapkan diri dan menyiapkan berbagai kata-kata pedas untuk Jerricho yang selalu saja membuatnya geram karena mengabaikan kesehatannya sendiri.
"Thanks Ren" ucap Jerricho senang sembari menerima roti dan air mineral itu dari Rendi.
"Hm"
Rendi mengambil alih komik yang di baca Jerricho sedangkan Jerricho sendiri anteng dengan Roti coklat favoritnya.
"Bang Iam belum balik ya?" tanya Rendi membuka percakapan lagi, namun hanya di balas anggukan sekilas oleh Jerricho.
"Pantesan lu kayak anak terlantar gak di kasih bekel sama emaknya."
"Gue dapet duit dari Bang Bian kok"
"Terus ngapa lo gak beli makan kalo lo punya duit? Mau sok-sokan diet lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HUMAN (JENO NCT FANFICTION)
Fanfiction"Namanya juga hidup. kadang di bawah kadang nyusruk ke bawah banget." - Jerricho "Lu bisa gak sih marah yang bener-benar marah kek gue? Ngamuk kek sekali-kali!" - Jemicho "Emang sesat temenan sama kalian tuh" - Rendi Bahasa Baku/Non Baku Cerita ini...