Selama ia dan Jemicho akhirnya berteman rasanya masih banyak hal yang tidak Jerricho ketahui tentang Jemicho. Yang mulai Jerricho ketahui masih hal-hal sederhana seperti apa yang Jemicho suka dan tidak, Bagaimana kebiasaan-kebiasaan Jemicho sehari-hari dan mungkin mulai bisa menebak-nebak mood Jemicho yang ternyata lumayan merepotkan bila mereka tidak sedekat sekarang.
Jemicho itu sebenarnya lumayan tidak terkontrol emosinya. Jika dia sedang merasa senang dia bisa berubah cerita atau bahkan nyerempet menyebalkan. Sedangkan jika dia sedang merasa tidak nyaman atau biasa di sebut badmood maka Jemicho benar-benar diam. Jika sedang seperti itu biarkan dia semaunya, jangan di senggol kalau tak mau di beri tatapan tajam dan peringatan.
Jemicho juga pandai menempatkan diri dan memanipulasi rasa takut seseorang. Jerricho sudah mengamati itu sedari Jemicho membelanya tempo hari dan beberapa kali saat dia Jemicho adu mulut dengan seseorang yang mengganggunya.
Satu hal yang sejauh ini Jerricho amati, Jemicho itu provokator ulung dan tak terbaca.
"Rik, Gue duluan ya ke parkiran. Lo beres-beresnya santai aja gue tungguin di mobil" Ucap Jemicho yang di jawab dengan anggukan dan acungan dua jempol oleh Jemicho. Hari ini mereka berencana mencari baju untuk acara yang di selenggarakan di rumah Jemicho untuk menyambut kedatangan kakek nenek Jemicho.
Kenapa Jerricho ikut? Karena keluarga Aditama juga Rendi ikut di undang, undangan khusus yang di minta langsung oleh kakek Jemicho. Mendengar cucu kesayangannya kini punya 'sahabat' tentu saja membawa kebahagiaan tersendiri dan Kakek Jemicho ingin bertemu langsung dengan mereka.
Sebenarnya hanya makan malam biasa, namun Jerricho dan Rendi juga di besarkan di lingkungan yang bertata krama tinggi. Apalagi dari segi bisnis yang akan mereka sambut ini Kakek Nenek Jemicho alias tuan dan nyonya besar Januartha.
Jerricho mengaitkan tasnya pada bahu kanannya. Ia berjalan dengan santai hendak keluar kelas namun naas sekali karena tiba-tiba pintu ruangan kelasnya terhalangan oleh Caspian dan gengnya. Caspian terlihat menyeringai begitu melihat wajah terkejut Jerricho.
"Gimana? Udah seneng lo punya backingan Januartha?"
Tanpa sadar langkah Jerricho perlahan mundur. Perasannya tidak enak sekarang. Semakin tidak enak saat geng Caspian kini mengelilinginya.
"Bawa dia ke gudang" Kode Caspian. Sebelumnya ia mendekat pada Jerricho. Tiba-tiba keringat dingin keluar begitu Jerricho merasakan ujung dari sebuah benda keras menyentuh perutnya.
"Diem kalo lo gak mau pisau ini berakhir nancap di perut lo."
Akhirnya Jerricho hanya bisa diam saat ia di tarik paksa ke gudang. Dalam hati Jerricho hanya bisa berdoa semoga ia akan berakhir baik-baik saja meskipun ia tak yakin.
Begitu sampai di gudang belakang sekolah, Jerricho di paksa masuk dan di dorong dengan keras hingga ia tersungkur. Jerricho hanya bisa meringis lalu mengernyit bingung begitu ia sadar tenyata ada lebih banyak orang di ruangan itu.
Seseorang mendekat.
"Ini orangnya si Jay?"
Seseorang yang tak pernah Jerricho lihat sebelumnya. Orang itu tinggi dengan luka-luka di wajahnya yang sepertinya sedang dalam pemulihan.
"Cih! orang lemah kaya gini? Lu gak lagi ngibulin gue kan?"
"Mereka jadi saksi bos kalo bocah ini yang di bela si Jay."
Dalam diam Jerricho merenung, 'Jay? Maksud dia Jemicho?'
Orang itu kembali berdecih. "Kalo gitu kita tunggu si Jay dateng buat nyelametin dia lagi. Gue pastiin kali gue bakal ngabisin dia. udah di pastiin area ini bersihkan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HUMAN (JENO NCT FANFICTION)
Fanfiction"Namanya juga hidup. kadang di bawah kadang nyusruk ke bawah banget." - Jerricho "Lu bisa gak sih marah yang bener-benar marah kek gue? Ngamuk kek sekali-kali!" - Jemicho "Emang sesat temenan sama kalian tuh" - Rendi Bahasa Baku/Non Baku Cerita ini...