BAB 1

3 1 0
                                    

              Happy reading

Kring........

Bel kembali berbunyi, kali ini menandakan waktunya pulang. Tetapi Anya terlihat masih betah duduk di bangkunya, ia membiarkan keadaan lenggang dahulu baru ia akan beranjak dari sana karena tak ingin berdesak desakan dengan siswa siswi lain.

Rencananya ia belum ingin pulang melainkan menuju ruang ekskul lukis untuk mengambil formulir pendaftaran karena aturan sekolahh yg mengharuskannya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler setidaknya satu.

Untuk pergi ke ruang ekskul antara harus melewati lapangan basket, di sana ia bisa melihat anak anak anggota ekskul basket tengah latihan, terbukti dari segerombolan laki laki tengah asik berlarian memperebutkan bola berwarna oranye itu dengan keringat yg telah bercucuran deras di tubuh mereka.

Namun,Langkah anya terhenti kala netranya menatap sesosok laki laki yg amat sangat ia kenali wajahnya. Wajah yg sampai detik ini sangat membekas di ingatannya juga wajah yg sampai detik ini masih tersimpan dan terukir indah di dalam hatinya. Wajah yg begitu ia sayangi dan rindukan, wajah yg sampai saat ini masih menjadi pemilik setengah hati dan hidupnya.

5 menit lamanya anya menatap lekat dan sendu pria pemilik wajah itu sebelum ia menghela nafasnya panjang dan langsung berbalik, bergegas pergi dari sana sebelum hatinya kian terasa sakit mengingat kembali kenangan indahnya saat bersamanya.

Di sisi lain pria itu membalikkan badannya, menoleh ke arah belakangnya kala ia merasakan tatapan dari seseorang padanya. Namun, saat dirinya berbalik yg ia dapati hanyalah lapangan kosong tanpa seorangpun di sana. Apa dia hanya berhalusinasi saja? Pikirnya

"Woi van! Kenapa lo?!" seru Aidan kala mendapati ka evan yg malah bengong di tengah tengah latihan mereka

"Gak" singkat ka evan kembali melanjutkan latihannya.
Ya, sekelompok pria yg sedang bermain basket itu adalah ka evan dkk yg memang adalah anggota inti dari ekskul basket

.

.

.

MANSION ABRAHAM

"Anya pulang~" salam anya berjalan pelan memasuki mansion mewah itu dan besar itu.

"Sayang, kamu sudah pulang nak? " anggun, ibunda dari anya lalu memeluk hangat putri satu satunya itu

"Gimana hari ini sekolahnya. Lancar? Ada yg buat kamu gak nyaman disana?" tanya anggun dengan raut khawatir sesaat setelah ia melepaskan pelukan hangat mereka tadi

"Gak bun, semuanya aman. Anya nyaman kok-" jawab anya tenang untuk menenangkan sangat bunda
'Tapi aku ketemu orang yg mirip dia' lanjut anya membatin

"Baguslah kalau begitu, semoga kamu betah di sana ya sayang" ucap anggun mengelus lembut surai dang putri. Jika di telusuri lebih dalam, terdapat setitik kesedihan di netral cantik paruh baya itu.

Anya hanya mengangguk, merespon perkataan dari sang bunda

"Anya ke kamar dulu bun, Anya mau bersih bersih" ucap Anya mulai beranjak dari sana dan berjalan menuju kamar yg telah ia tinggalkan bertahun tahun lamanya karena tinggal dengan oma dan opanya

"Yaudah, tapi nanti jangan lupa turun buat makan malam ya" seru anggun yg di dengar oleh Anya

.

.

.

Waktu terus berlalu, detik demi detik menit demi menit dan jam demi jam dengan cepat berlalu. Tak terasa matahari yg tadinya bersinar begitu terang kini di gantikan oleh lembutnya sinar sangat rembulan yg mempesona dan penuh misterius

Seolah tersadar Anya kembali meletakkan kuas yg telah di lumuri dengan berbagai warna ke tempatnya semula. Saat ini, Anya tengah beradaptasi di dalam galeri pribadinya yg di rancang khusus di dalam kamar Anya (jadi di dalam kamar Anya itu ada satu ruangan yg di buat khusus untuk Anya ngelukis, kayak ruang rahasia gitu tapi pintunya gak tersembunyi. Ngerti kan?)

Jika kita memasuki galeri itu ada berbagai macam lukisan seseorang (bisa di bilang galeri khusus yg ini di penuhi oleh lukisan orang itu hasil buatan tangan Anya sendiri)
Tak ada seorangpun yg memiliki akses masuk ke ruangan itu kecuali Anya karna Anya lah satu satunya orang yg memiliki akses masuk keruangan itu. Dan itu adalah permintaan dari Anya sendiri. Bahkan untuk membersihkan ruangan Anya melakukannya sendiri sangking tak maunya ia memasuki galeri nya yg satu itu.

Back to topic

Perlahan Anya berdiri dari duduknya ia melirik ke arah jam yg ada di dinding sekilas lalu kembali menatap rindu lukisan orang itu untuk yg kesekian kalinya. Setelah dirasa puas barulah Anya beranjak meninggalkan ruangan tempat ia menuangkan segala rasa rindunya kepada orang itu.

Cklek....

"Kamu sudah siap sayang? Kalau gitu kamu beres beres gih, bunda papa sama abang udah nungguin kamu di bawah buat makan malam bareng" ucap anggun lembut, ia mengusap kepala sangat putri sebelum meninggalkan kamar bernuansa indigo itu.

"Ia bun" jawab Anya segera memasuki kamar mandi untuk membersihkan dirinya yg di penuhi bercak bercak cat akibat dirinya yg melukis tadi

Tak...

Tak...

Tak...

Suara langkah kaki anya menggema di seluruh mansion yg agak sunyi dikarenakan semua keluarga yg telah standby di meja makan.

"Good night all" sapa Anya dengan raut tenangnya

"Good night to sayang/dear/adek" sapa balik anggun Arga dan Dirga

Anya pun duduk di kursi samping sangat abang. Setelahnya tak berlama lama lagi atta selalu kepala keluarga segera memimpin doa sebelum makan malam di mulai sesuai dengan kebiasaan keluarganya.

Setelah selesai makan malam keluarga kecil itu berkumpul di ruang keluarga hanya untuk sekedar duduk santai ataupun saling curhat tentang hari yg telah mereka lewati hari ini. Hal itu di lakukan untuk membuat ikatan mereka semakin kuat dan erat di tengah tengah kesibukan mereka masing masing.

"Hy adek udah lama gak ketemu ya. Sini peluk sama abang abang kangen" ucap Dirga merentangkan tangannya agar sangat adik masuk ke dalam pelukannya.

"Hum, Anya juga kangen banget sama abang" lirih Anya dengan suara yg teredam di dada Dirga karena pelukannya yg erat memeluk Dirga


′Ka²Ranya_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang