bab 05

1 0 0
                                    

"Ayah sama bunda lagi pergi ke luar kota, makanya gue bawa lo pada nginap di sini malam ini, kebetulan juga besok libur kan" jawab dirga sambil mendudukkan bokongnya di salah satu sofa yg ada di ruang tamu

"Oh pantesan sepi, ternyata lagi di luar kota toh" ucap arkan ber oh ria

Trus bang juna sama ade lo itu kemana dir?" tanya Aidan

"Iss, kbanyakan nanya ya lo pada" sebal dirga

"Ye tinggal di jawab aja apa susahnya sih, lagian gue pengen kenalan ama ade lo itu. Sekalian penasaran hehe" ucap arkan di akhiri cengiran

"Bg juna lagi di AS kalo ade gue kayaknya lagi di kamar nya deh" jawab dirga malas

"Udah lah gue ke kamar dulu mo ganti baju" lanjut dirga beranjak dari duduknya berjalan menuju kamarnya yg ada di lantai 2

Setelah kepergian dirga Aidan dan yg lainnya sibuk dengan HP mereka masing-masing

"Gaes, kalian haus gak sih? Kedapur yok ambil minum. Kebetulan haus nih gue" ucap Aidan sambil mengelus elus tenggorokan nya membuktikan bahwa dirinya benar benar haus

"Males, lo sendiri aja lah kesana. Kayak yg gak pernah aja" ucap arkan sambil terduduk malas di salah satu sofa panjang, bahkan tangannya telah gencar mengambil cemilan yg memang di sediakan di atas meja ruang tamu itu sembari bermain HP

"Oh ia sekalian bawain buat gue ya dan, lagi mager nih gue, sofa nya kayaknya lengket banget ampe gk mau gue tinggal" kolah arkan agar Aidan mau membawakannya minum

"Sa ae lo jaban! Liat nanti lah, kalo tangan gue gk malas bawanya" jawab Aidan dengan raut datarnya mulai berjalan memasuki area dapur untuk menuntaskan tujuannya

"Ayo, gue juga mau minum" ucap axel ikut bangkit menuju dapur

Di sisi lain, ka evan cio dan arkan dengan entengnya melanjutkan permainannya pada HP masing masing tak menghiraukan keadaan sekitar lagi. Dan untuk Rafael? Entahlah, entah kemana perginya cowok kutu buku itu pergi yg jelas ia sudah tak terlihat sejak mereka memasuki mansion
.

.

.

.

Cklek...

"Nia.... "

Panggilan dari suara lembut bercampur berat khas seorang pria mengulum lembut memasuki pendengaran anya. Membuat fokus gadis itu terpecah pada si pemilik suara, anya menoleh melihat Siapakah orang itu, sebelum bibirnya mengulum senyum karna telah memastikan siapa sangat pemilik suara itu.

"Bang el?" gumam anya pelan namun masih terdengar jelas oleh telinga pria itu

Pria itu lalu tersenyum lembut, menghampiri anya dengan tatapan teduhnya. Ada kerinduan yg amat dalam di sana, rindu yg selama ini ia pendam untuk si gadis yg sampai saat ini masih saja mengisi penuh hatinya

"Hmm, masih ingat?" ucap pria itu mengusap lembut surai halus anya

"Bang el, ini beneran abang kan?!" antusias anya langsung menerjang dan memeluk erat pria itu. Memastikan bahwa pria itu benar-benar adalah salah satu orang yg paling ia sayangi di dunia

"Iyalah, kenapa belum percaya hmm?" ucap si pria dengan jari yg masih betah mengelus lembut surai anya

"Hiks.. Hiks... Hiks.. Abang el~ aska pergi ninggalin nia abang hiks... Hiks... Hiks" adu anya dengan is akan tangis yg terdengar kembali, memeluk erat pria yg mampu membuatnya nyaman, anya mengadukan semuanya, menumpahkan keluh kesah serta sesak yg sudah lama ia tahan

"Udah ya.. Jangan nangis lagi nia nya el hmm? Nanti aslinya sedih loh kalo liat tezanya nangis kaya gini. Emang nia mau kali aska sedih di sana?" gumam lembut pria itu mencoba menemukan gadis yg paling ia sayangi itu, meski tak ayal hatinya seolah tersyat kala melihat gadis yg ia cintai sepenuh hati menangisi pria lain. Namun yg membuatnya lebih sakit ialah saat melihat lelehan kristal bening itu dengan nakalnya mengalir deras di netra indah gadisnya

"Hiks.. E-enggak mau~ tapi nia gak tahan abng~ hati nia sakit banget hiks.. Nia liat.. Hiks dengan mata kepala nia sendiri aska pergi hiks.. Hiks.." ungkap anya dengan is akan yg semakin menjadi sembari memegangi dadanya yg terasa amat enyi kala mengingat lagi kejadian itu

"Stttt, udah ya. Jangan nangis lagi, gakpapa ada bang el di sini yg selalu ada buat nia" bujuk pria itu, sembari memejamkan matanya menahan gemuruh yg melanda hatinya saat ini

HAP_

dengan sekali gerakan, pria itu menggendong tubuh mungil anya ala koala. Ia mengelus lembut punggung mungil anya agar gadis cantik itu merasa tenang dan nyaman

"Udah ya, jangan nangis lagi, kasian tau mata cantiknya cape nangis terus. Udah ya, ini waktunya tidur. Gak baik mata cantik ini begadang terus" ucap pria itu sembari meletakkan tubuh anya di atas kasur queen size nya, setelah dirasa posisi anya nyaman pria itu lalu mengelus pelan kedua mata anya yg terlihat bengkak karena kelelahan menangis

"Eum~ tapi abang el temani nia tidur ya" pintar anya lirih dengan mata yg sayu, mungkin efek kelelahan menangis.

Tak lama anya memasuki alam mimpinya, tetapi tangan gadis itu masih setia memeluk erat pria itu

"" ia el gak akan pergi, el akan di sini jagain nia" jawab pria itu ikut berbaring di samping anya dengan mendekap hangat tubuh mungil gadis itu

′Ka²Ranya_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang