Bab 03

1 0 0
                                    

Matahari kembali datang menyinari dunia menggantikan sang rembulan yg telah bersinar untuk menyinari gelabnya malam

Di sebuah ruangan yg di penuhi lukisan lukisan indah, seorang gadis melenguh pelan kala sinar sang mentari mulai mengusik tidur nyamannya. Gadis itu membuka matanya perlahan melirik jam yg ada di dinding sekilas.

Jam itu menunjukkan pukul 06;20, ia bangkit secara perlahan, berlalu meninggalkan ruangan itu untuk memulai segala aktivitas nya hari ini.

Tap

Tap

Tap

"All Anya berangkat duluan, Anya gk ikut sarapan ada jadwal piket hari ini" terangnya cepat mengalami satu persatu keluarganya lalu bergegas pergi dari sana.

Dan di sini lah Anya, tepatnya di taman belakang sekolah yg sangat jarang di datangi oleh murid murid sekolah.
Sebenarnya ia bohong saat tadi mengatakan jika hari ini dirinya ada piket kelas, itu hanyalah alasannya saja agar berangkat sebelum banyak siswa/i berdatangan ia benci dengan keramaian.

Anaya duduk di salah satu bangku yg di sediakan di taman itu, ia menghirup nafas dalam. Menghirup segarnya udara di taman yg asri itu apalagi dengan banyaknya pohon serta bunga bunga yg menghiasinya.

Anya duduk tenang dengan perasaan yg nyaman, berbeda dengan jari jari lentiknya yg begitu lincah menari nari di atas sketsa putih yg selalu ia bawa kemana mana. Anya, gadis itu membiarkan tangannya mengirim irama sesuai imajinasinya yg menghantarkannya pada karya di atas buke sketsa nya yg telah di banjiri oleh imajinasi imajinasi yg ia miliki.

Ini adalah hobi Anya, yg membuatnya merasakan kebebasan yg tiada tandingnya. Juga sebuah pelampiasan yg mampu mengalihkannya dari segala masalah yg sedang berkecamuk di dalam otak dan hatinya.

"Anya..." suara lembut yg menyapanya dari arah belakang mampu membuat Anya kembali terseret kedalam kenyataan yg menyakitkan.

"Ada apa bang?" jawab Anya mengangkat kepalanya melihat si pemanggil yg kini telah berada tepat di hadapannya

"Kenapa masih di sini hm? Bentar lagi udah mau bel loh. Masuk gih ke kelas kamu" titah Dirga mengusap lembut surai sang adik

Seolah tersadar Anya melirik jam yg ada di tangannya yg kini telah menunjukkan pukul 06.55.itu artinya lima menit lagi bel tanda masuk akan berbunyi.
Anya menganggukkan kepalanya tanda mengerti, segera membereskan buku sketsa nya lalu bergegas dan berlalu dari hadapan sang abang

"Anya pergi dulu bang" pamit Anya berjalan menjauh meninggalkan kursi yg telah ia duduki tadi menuju kelas baru nya.

     Di sisi lain Dirga hanya diam menatap punggung sempit sang adik yg mulai menghilang tertelan oleh jarak mereka. Ia juga ingin beranjak dari sana, namun langkahnya terhenti saat eyes-nya menangkap sebuah buku sketsa tergeletak yg
Tepat di bawah kursi yg adiknya duduki tadi Dirga segera mengambil buku itu lalu beranjak meninggalkan taman menuju tempat para sahabatnya berada

BRAK!!!

tanpa rasa bersalah sama sekali Dirga berjalan dengan santai ke arah bangkunya tanpa memperdulikan jantung warga kelas yg tengah berdisko karena ulahnya

"Anjing lo Dir. Kalo datang kelakuannya gak kira kira, untung gue gak punya penyakit jantung kalo enggak dah otw kw akhirat nih gue" sungut Aidan menatap tak santai kepada Dirga.

Dirga adalah salah satu sahabat dari Ka evan dkk bahkan mereka semua satu kas, yaitu di kelas 12 IPA 1.

"Bodo.jantung jantung lo, peduli apa gue" balas Dirga cuek menatap tak minat pada Aidan

"Agh... Jahat banget sih, kalo gue mati lo bakalan kehilangan sahabat paling the best lo tauk" lirik Aidan dengan muka sedih yg di buat buat sembari memegangi dadanya dramatis

"Huek🤮 jijik banget gue liat muka lo sumpah!!" jijik arka berlaku seperti orang yg menahan muntah.

"Btw lo dari mana dir?" tanya axel pada Dirga

"Kepo" singkat Dirga dengan muka menyebalkannya

"Njir kok gue pengen banget ya nampol muka tu anak" gemas arka yg melihat wajah menyebalkan Dirga

"Iya njir gue juga!! Lo kenapa sih dir hari ini? Muka lo tampoleble banget hari ini sumpah!!" sungut Aidan menatap Dirga jengah

"Mang gue pikirin" bodo Dirga

Plak!!

"Njir sakit ege!!" ringis Dirga kala merasakan panas pada belakang kepalanya

"Nama gue axel bukan ege" ucap axel dengan senyum ramahnya dia sama sekali tak menampakkan wajah bersalah setelah menampol kuat Dirga

"Wkwkwk rasain tu. Emang enak hahaha" tawa arka dan Aidan terpikal pikal

"Wuoh!! Dirga, buku sketsa ini punya kamu? Gambarnya² canti banget" seru cio kagum dengan mata penuh binar mengagumi setiap coretan membentuk sketsa² indah yg ada di dalam buku sketsa bercover hitam itu

"Hah masa sih? Gak mungkin lah, gak percaya gue si Dirga bisa gambar" ucap Aidan penuh ketidakpercayaan

"Anjir!! Ini beneran bagus banget coy sketsa nya. Setiap goresan nya kayak nyata banget, gue yg gak tau apa apa tentang seni aja terkagum kagum ama ni gambar²" seru arkan ikut mengagumimu gambar gambar yg ada di dalam buku sketsa itu

"Apaan sih? Sini gue juga mau liat" ucap Aidan yg menjadi penasaran, ia segera merebut buku sketsa itu dari hadapan cio dan arka

"Njir kok bisa!! Gak mungkin banget lah!! " ucap Aidan ikut terkagum

"Jujur deh Dir, ini beneran lo yg gambar?" ucap arkan menatap Dirga penuh selidik

′Ka²Ranya_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang