Summary,
Jika sesungguhnya marwah ku adalah untuk melayanimu, mengapa Tuhan malah menuntut ku untuk jauh darimu.
Meninggalkan sebuah jejak jebak luka yang malah melangkahkan diriku untuk memintamu bersanding dengan orang lain selain diriku.
Aku sadar aku salah, tapi aku tak mau jika dirimu semakin menderita karena ku
Sungguh aku benar-benar mencintai mu suamiku, Lee Jeno.
.
.
"Ah Jenhh bagaimana kalau Nana sampai mendengarh, Jenoh,"
Sebuah posisi yang mungkin bisa dibilang tak senooh untuk hubungan antara suami dan sahabat istri dari sang suami,
Berjalan menuju kamar tamu, dimana Renjun diminta untuk menginap sebentar oleh sahabatnya, tapi seperti yang kalian tau apa yang terjadi setelah itu,
Mungkin jika salah satu barang yang ada dikamar itu bernyawa, pasti salah satunya akan berteriak, menggebu sambil mengatakan kepada nyonya rumahnya jika tuan besar sedang dalam keadaan yang tak baik-baik saja.
Dimana ucapan yang berbunyi, "Jaemin kamu jangan gila, mana mungkin aku bisa menikah lagi sayang, jangan pernah memintaku untuk melakukan hal itu?,"
Tunngu, apakah semua laki-laki memang berlandaskan pada mulut sehina itu,?
Bahkan apa nyatanya, sang tuan rumah justru bermain kepada tamunya di tengah malam ketika istri sakit nya terlelap,
Sebuah ikatan yang katanya hanya seorang ceo dokter dan karyawan dokter, tapi apa nyatanya, belum juga Jaemin secara langsung meminta Renjun untuk menggantikan marwahnya untuk Jeno, tapi mother satu anak itu sudah lancang duluan memberikan tubuhnya untuk suami sahabatnya sendiri,
Miris,
Selimut yang sedari awal bersih dengan aroma bunga, sekarang kusut tak tersisa dan cuma menyisakan aroma menjijikan khas orang setelah bercinta,
"Aku tau perasaan mu untukku nggak akan bisa hilang Renjun-ah,"
Pemilik lengan yang saat ini tengah dijadikan penopang sandaran oleh pemilik kepala berwajah cantik tersebut nampak percaya diri, saling memeluk tanpa sehelai benang yang menempel pada tubuh mereka,
"Bahkan nyatanya kau bercerai dengan mantan suamimu juga pasti tak bisa melupakan ku dihatimu bukan?" katakan jika lelaki ini memang memiliki rasa percaya diri yang tidak bisa untuk di kontrol.
"Cepat pakai pakaianmu, aku takut kalau Jaemin sudah bangun,"
Jeno melirik jam yang ada diponselnya, dan ternyata jam suah menunjukan hampir pukul dua dini hari,
"Cepat sekali sudah jam dua, perasaan tadi baru jam sebelas malam," gumam Jeno sebelum keluar lelaki itu menyempatkan mencium kening Renjun sebentar.
Untung malam ini tadi Seokjin meminta untuk tidur bersama si kembar, jadi hanya renjun yang ada di kamar tamu,
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELION | NOMIN FEAT RENJUN 🔞
RomanceMembiarkan cinta yang seharusnya milik kita justru cinta itu seolah dituntut untuk berbagi dengan orang lain demi alasan luka. "Jen, kumohon menikahlah dengan Renjun untuk menggantikan peranku sebagai istrimu, sumpah demi apapun aku hanya ingin meli...