"Jen ada apa dengan Jaemin, apa yang terjadi? Kenapa dia bisa kambuh di jam semalam ini?"
Renjun datang dengan rasa khawatir yang berlebihan, entah harus siapa lagi yang harus Jeno hubungi, dan pikiran lelaki itu hanya nama Renjun yang ada di dalam benaknya,
"Aku hanya ingin meminta kewajiban nya sebagai istriku itu saja,"
Renjun sontak mengarah tajam kepada Jeno, entah mengapa jelaganya seolah ikut berbicara, hatinya ingin menyeruak tidak terima, akan tetapi tubuhnya menahan dengan mengabaikan sebuah perintah jika dirinya tak layak untuk protes.
"Kau gila? Jen kau ini seorang dokter, seharusnya tau mendalam apa yang dirasakan oleh istrimu, seharusnya kau tau bukan jika Neuroblastroma itu tak boleh menerima rangsangan syaraf yang berlebihan,"
Mereka berdua kacau, dibuat kacau oleh salah satu orang, Jeno terus mengusak kasar rambutnya, melihat permai surganya terbaring lemah begitu, rasanya sakit sangat sakit,
"Tapi aku hanya merindukan istriku Renjun-ah, aku hanya ingin menghabiskan waktu dengan Jaemin seperti dulu, apa sepasang suami istri diharamkan untuk berhubungan?"
Bukankah sekarang terlihat lemah, seorang Lee Jeno menangis terisak, meringkuk memeluk lututnya seperti seorang anak yang akan kehilangan orang tuanya, jelas sekali jika rasa ketakutan Jeno sangat besar,
Seseorang yang menjadi satu-satunya orang disana hanya tersenyum kecut, sembari merengkuh tubuh bongsor yang seharusnya tidak selemah itu untuk menangis,
"Apa jika seandainya aku yang ada diposisi Jaemin, apakah kau juga akan melemah untukku Jen?" batin Renjun.
Sekarang bukankah semuanya sudah adil, jika Jaemin sakit maka Jeno juga hancur termasuk juga Renjun yang rasanya ikut sakit,
.
Jeno Pov,
Untuk Istriku Lee Jaemin,
Apa aku pernah memiliki dosa di kehidupan ku dulu Na, hingga rasanya melihat kabar bahwa dirimu akan sangat sukar disembuhkan benar-benar membuatku hampir limbung dengan segala bentuk penderitaan,
Apa salahku sampai-sampai kau saja ingin meninggalkan ku seperti ini Nanaku, kau lupa dengan janji kita dulu Na?
Bukankah kita ingin bersama melihat Axel dan Aeri tumbuh dewasa? Bisakah aku memintamu bertahan untuk mereka,
Jika saja dirimu memiliki dendam kepadaku, setidaknya anak-anak masih sangat butuh akan peranmu istriku,
Na Jaemin. nama yang sebelum resmi menjadi pasangan hidupku, seorang anak yang terkenal sangat berwibawa dalam langkahnya, dan seseorang yang benar-benar berhasil merebut atensiku karena sikap yang menurutku tak semua orang bisa memiliki sikapnya,
Lembut jika bertutur kata, cantik dengan paras dan wajahnya, rupawan dalam pembawaannya, apa seharusnya lelaki sepertiku tak berhak atas dirimu Nana?
Bahkan saat itu, masih teringat dalam benakku, permintaan yang menurutku sangat aneh untuk bisa kuwujudkan demi dirimu sayang,
Kau memintaku untuk aku menikah dengan Renjun, sahabatmu dengan alasan jika Renjun baik karena ingin menggantikan marwahmu untukku,
Bisa-bisanya dirimu masih memikirkan kebahagianku, ketika kebahagianku saja rasanya tak berguna jika saja melihat kebahagiaan sesungguhnya bagiku yang perlahan menghilang.
Mungkin jika diibaratkan, sebuah bunga memang tak pantas untuk berharap lebih pada tangkainya itu benar,
Aku terlalu bahagia denganmu hingga lupa cara berfikir jika suatu saat kau benar akan meninggalkanku, apa yang akan kulakukan Jaemin,
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELION | NOMIN FEAT RENJUN 🔞
RomanceMembiarkan cinta yang seharusnya milik kita justru cinta itu seolah dituntut untuk berbagi dengan orang lain demi alasan luka. "Jen, kumohon menikahlah dengan Renjun untuk menggantikan peranku sebagai istrimu, sumpah demi apapun aku hanya ingin meli...