6. Susulan

118 15 1
                                    




---------~☆~---------

Pagi hari kembali datang, matahari menyapa dunia dengan sinar terangnya. Kini satu anak sedang buru-buru mengenakan seragamnya.

"Juna! Kok lama banget sih? Udah setengah tujuh loh, emang ga ketinggalan bis?" Teriak sang wanita yang tidak lain adalah mamanya.

"Bentar mah! Duh kesiangan jadi repot deh." jawab Juna diiringi gumaman kecil.

Segera Juna berlari menghampiri mamanya setelah selesai mengenakan seragam dan menyiapkan buku-bukunya.

"Mah, Juna berangkat ya." ucap Juna sambil mengecup punggung tangan mamanya. "Iya, hati-hati." Juna langsung keluar dari rumahnya menuju halte bus. Jalanan sudah ramai, ia beranggapan kedua temannya sudah sampai ke sekolah duluan.














Beruntungnya saat Juna sampai, gerbang belum ditutup. Juna berlari menuju kelasnya.

"Huh, huh. Maaf, pak saya terlambat." ucap Juna sambil bertumpu pada kedua lututnya.

"Jangan diulangi lagi, cepat duduk!" ucap guru tersebut, Juna mendapati kedua temannya sudah duduk di tempatnya masing-masing.

"Kok lo bisa terlambat sih? jarang banget." ucap Riki bermain bolpoin nya, "Gue kesiangan bangun tadi." ucap Juna, Juna menyadari satu temannya terlihat murung.

"Sean, lo kenapa?" tanya Juna, "Eum, aku belum bilang sama Pak Yuda soal ulangan kemarin." jawab Sean sembari mengerucutkan bibirnya lucu.

"Nanti istirahat gue temenin ke ruang guru." ucap Juna mengusap punggu Sean.

"Eh, Pak Yuda bilang ga bisa ikut susulan." ucap Riki menyela, "Kapan bilang?" Juna bertanya juga.

"Kemarin. Tapi bisa lo coba dulu tanya." ucap Riki.

Pelajaran dimulai pukul tujuh pas. Semua anak menjalani pelajaran dengan tertib, namun Sean masih memikirkan ulangan Matematika nya kemarin yang ia lewatkan.

















Teng, teng
First break begins..





Bel istirahat berbunyi, para siswa menuju kantin. Namun Sean, Juna dan Riki menuju ke ruang guru untuk mencari sang guru Matematika.

Tuk, tuk, tuk..

Sean mengetuk pintu yang terbuka meminta izin untuk masuk.

"Cari siapa dek?" ucap salah satu guru wanita, "Cari Pak Yuda, bu." jawab Sean. "Oh masuk aja, Pak Yuda di dalam." Ketiga anak itu bergegas masuk mencari tempat guru matematika tersebut.

"Permisi, Pak." ucap Sean, "Ada apa ya ramai-ramai kesini?" tanya Yuda tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.

"Eum, s-saya mau bilang soal ulangan Matematika kemarin." ucap Sean menunduk dengan suara sedikit gemetar karna takut.

Riki menyadari temannya gugup merangkul kecil pundak Sean. "Ada apa? Bukannya sudah saya bilang tidak ada susulan?" ucap Yuda santai.

DEG..

Sean terkejut, pasalnya Yuda bukanlah orang yang pemarah. Sean mengenal Pak Yuda yang baik dan pemaaf. Namun kali ini benar-benar berbeda.

TRAITOR? || SunWonKi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang