10. Clue

146 20 0
                                    




---------~☆~---------

Sudah sekitar satu minggu Sean menghilang, Juna, Riki maupun Azka belum berhasil menemukan keberadaan nya. Juna sedikit khawatir, pasalnya Sean tidak bersifat seperti ini. Ya, walaupun Juna masih kecewa.

"Gue kayanya udah cukup buat nyiksa lo. Lo udah sekarat begini nih." ucap remaja di depan Sean, "Yang minta adek gue sih, soalnya kasian sama lo." lanjut remaja itu lagi.

"E-ung, a-aku mau dilepasin kemana?" tanya Sean takut, remaja itu tak menjawab segera melepaskan tubuh Sean yang lemas dari kursi. "A-aku lapar." ucapan Sean berhasil membuat remaja itu menatapnya tajam.

"Gue bukan ortu lo ya anjing, ga usah minta makan ke gue. Habis gue lepasin, lo mulung sana." ucap remaja itu menyeret Sean ke dalam mobil yang sedikit berdebu.

Sean memegangi perutnya, sangat lapar dan haus. Apalagi pikirannya, ia khawatir akan di bawa kemana nanti. Anxiety nya mulai kambuh, kepala nya serasa di hantam bebatuan besar. Matanya buram dan berakhir gelap.

***



"Gimana ya kabarnya?" ucap Juna yang berada di rumah Riki bermain game dan mengobrol bersama.

Riki yang semula tiduran kini merubah posisinya untuk duduk dan menghadap Juna, "Gatau, ga dapet info? Coba ntar kita cari lagi." jawabnya sambil meminum coffe lattenya.

Juna masih khawatir dengan satu sahabatnya, ntah apa yang terjadi ia tidak akan tahu sebelum menemukannya.

Hari ini cuaca lumayan cerah saat pagi, namun saat siang cuaca mendadak mendung. Memang cuaca yang tidak bisa di tebak.

Kini Riki dan Juna sedang ada di suatu tempat makan, ya tidak terlalu mewah. Mereka berdua duduk sambil menikmati semilir angin yang menerpa wajah keduanya.
Dengan beberapa makanan dan minuman yang mereka beli.

"Rik, gue pulang sekarang ya?" ucap Juna sambil membereskan barang nya, "Lah, kenapa?" tanya Riki mengalihkan pandangannya dari ponselnya.

"Kayanya habis ini hujan, trus juga ada perlu." jawab Juna, "Oh, kalo gitu yaudah gapapa. Bawa jas hujan ga?" tanya Riki.

"Ga, makanya gue balik sekarang." jawab Juna lagi, "Oh, yaudah. Hati-hati." setelah itu Juna bergegas memakai helmnya dan mengendarai motor hitamnya.

Dan benar saja, hujan turun disaat Juna belum sampai ke rumahnya. Akhirnya ia memutuskan untuk berteduh pada toko yang sudah tutup tersebut. "Sial banget, bisa gasi hujan nya nunggu dulu jing." umpatnya kesal.

Menunggu hujan reda, matanya mulai merasakan kantuk. Seiring suara hujan yang semakin deras telinganya mendengar suara aneh di dekat bak sampah.

Srek...Srek...

Juna awalnya tidak menghiraukan suara itu sebab ia hanya menganggapnya hewan seperti kucing atau yang lain. Namun semakin lama suara itu semakin kuat.

"Eungh..."

DEG!

Jujur saja, Juna terkejut mendengarkan suara kecil di tengah hujan yang lebat ini. Ia takut, beranggapan bahwa itu adalah zombie. Namun ada kalanya ia menganggap itu pengemis jalanan.

TRAITOR? || SunWonKi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang