Prolog

597 33 1
                                    



---------~☆~---------

Semua ini berawal dari ketiga anak yang sedang berjalan menuju ke halte bus di pagi hari.

"Kapan ya kita bisa naik bus tanpa harus jalan kaki, capek banget gila." umpat anak berambut coklat seraya menghapus keringat di keningnya.

"Ya udah bangun rumah depan halte, ga perlu jauh- jauh jalan 'kan?" canda salah satunya lagi. Sementara satu dari kedua nya hanya terkekeh pelan menghadapi candaan yang ada di pagi hari.

Mereka sampai di halte bus, tidak menunggu lama bus datang dengan warna kuning khas dari bus sekolah.

"Nih Jun, aku bawa tisu. Keringet kamu kenapa banyak banget?" Tanya anak memiliki mata fox cantik. "Ga tau, kayanya cuaca deh." jawab Juna.

"Kalo cuaca kenapa gue sama Sean kaga? aneh." jawab Riki memicingkan matanya.
"Ya kan siapa tau, Rik." Setelah perdebatan kecil terjadi mereka sampai di sekolah.

Mereka memasuki ruang kelas yang belum ramai, karna jarum pendek jam analog menunjuk angka enam pagi, sedangkan jam masuk sekolah memulai pelajaran jam tujuh. Mereka bertiga mendapat kelas yang sama, alias satu kelas.

"Sean! lo udah makan belum?" tanya Riki, pasalnya Riki dan Juna tahu biasanya Sean tidak sarapan dirumah. Dengan alasan lupa.

"Eh? em, udah kok." jawab sean sambil memegang perutnya. "Jangan bohong Sean, kita mau ke kantin. Ayo sarapan, aku maksa." Juna segera menggandeng tangan Sean ke kantin serta diikuti Riki.

"Lo kalo belum makan tuh bilang! Kita ga setega bokap lo." kesal Riki sambil mengusap pundak Sean.

"Maaf Rik." jawab Sean.


"Udah gapapa, asal ga di ulangin lagi." timpal Juna datang membawa 3 makanan untuk mereka, "Nah bener tuh." Mereka menikmati makanan dengan keheningan, mereka berada di kantin hingga jam enam lewat empat puluh lima menit.

Juna membayar makanan mereka bertiga, walau sebelumnya ada perdebatan dari mereka yang berebut mau membayar.

"Kenyang deh, makasih ya. Cuma kalian yang aku punya." ucap Sean, Juna merangkul Sean dengan angkuh.

"Kalo ada apa-apa cerita ke kita, okay?" Juna mengajak mereka bertiga tos, setelahnya mereka menuju ke kelas.

Susana kelas kini sudah ramai, empat belas menit lagi mereka mendengar bel masuk. Sean sibuk dengan kegiatannya, yaitu mengerjakan tugas dadakan dari guru MTK karena kemarin Sean tidak ikut ulangan karna sakit.

Sedangkan Juna dan Riki bermain ponsel, tempat duduk mereka berdekatan. Juna mendekati Sean sembari kengecek satu persatu soal.

"Perlu gue bantu Sean?" tanya Juna, tentu mengejutkan Sean yang kini tengah fokus.

"Gausah Jun, makasih." jawab Sean dengan senyum manisnya.

Sean segera mengerjakan kembali tugasnya hingga selesai. Sean menyelesaikan dua menit sebelum bel masuk berbunyi, buru-buru Sean lari ke ruang guru untuk mengumpulkan tugasnya.

Namun, ruang guru lumayan jauh dengan kelasnya. Sean tergesa-gesa agar tidak telat masuk kelas. Nihil, ia sampai di kelas dengan sudah adanya guru killer yang menatapnya marah.

TRAITOR? || SunWonKi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang