Agustus 2011: Part 1

4.9K 507 52
                                    

"Regrets echo louder in the hollow chambers of the heart, reminding us of moments unlived and time unspent. The weight of lost opportunities hangs heavy, a silent lament for the love that slipped away."

*

"Sayang, sorry banget. Aku masih harus lembur jaga, nih."

Kalimat yang datang ke ponsel Adhisty membuatnya mengerang. Wajahnya tertekuk dengan kesal. Malam ini memang masih hari Junat tetapi yang lebih membuat malam itu spesial, malam ini adalah perayaan hari jadi mereka yang ke enam!

Memang, sejak awal, Romi sudah mewanti-wanti bahwa ia tidak bisa merayakan hari jadi mereka malam ini dan menggeser jadwal ke hari Minggu. Tetapi, Adhisty berekspektasi, setidaknya, Romi bisa pulang lebih cepat dan mereka bisa menghabiskan waktu bersama biarpun hanya berpelukan dengan buku di antara mereka. Atau, makan malam dengan menu kesukaan mereka.

Hilang sudah angan yang Adhisty bangun. Semuanya terasa begitu menyebalkan.

Lima tahun bersama, Adhisty tahu bahwa Romi memang seratus persen berdedikasi pada pekerjaannya. Bahkan, saat kini menjadi residen sekalipun. Ada rasa bangga yang menjalar, namun bersamaan dengan itu pula, Adhisty merasa sebal setengah mati. Rasanya, semakin hari, ia semakin jadi nomor dua.

Biasanya, malam-malam seperti ini, jika hatinya sedang kesal karena Romi, Adhisty akan memutuskan untuk pergi ke rumah kakaknya. Tetapi kini, dengan Salsa di rumah itu, ada rasa tak enak menyergap. Ia tak ingin mengganggu sang kakak dengan "keluarga kecil"-nya.

Wira tak ada di rumah. Malam ini, ia pasti pacaran lagi dengan teman Kartika yang Adhisty lupa namanya. Pokoknya, perempuan kecil dengan dada besar itu, deh! Cuma itu yang Adhisty ingat, soalnya, Adhisty yang bertubuh sama kecilnya hanya bisa pasrah dengan bentuk tubuhnya yang rata seperti papan.

Di lini masa Twitter, Adhisty bisa melihat Gayatri yang mengunggah foto bersama teman-temannya di kelab. Sepupunya itu benar-benar gila! Apa dia tidak takut dimarahi ayahnya yang super galak itu? Padahal, ia baru saja membuat masalah dengan bertengkar dengan salah seorang fashion blogger muda yang juga adik ipar dari keluar Javier Garcia. Bisa-bisanya dia malah berpesta begitu!

Adhisty merebahkan kembali tubuhnya. Ia menghela napas sebal.

"Ti, sorry banget. Aku bener-bener minta maaf, ya." Suara Romi masih terdengar walau patah-patah.

Adhisty melirik ke arah jendela. Hujan yang mengguyur membuat sinyal jadi jelek. "Ya, ya, ya!"

"Adhisty..." bujuk Romi.

Suara ketukan di pintu membuat Adhisty terlonjak. "Bentar, Rom." Ia berucap cepat dan tanpa mematikan ponselnya. "Iya, masuk."

*

Romi is fucked up!

Mungkin, itu adalah kalimat yang tepat yang menggambarkan keadaan Romi saat ini. Malam ini, ia berencana untuk pulang lebih cepat dan membuat kejutan untuk Adhisty. Sayangnya, semua buyar ketika ia harus mengganti shift salah seorang temannya malam ini.

Walaupun sebenarnya, Romi tidak berjanji apapun, ia tahu Adhisty pasti kecewa. Hari ini, adalah hari jadi mereka dan setidaknya, ada perayaan kecil yang bisa mereka lakukan-mengingat Adhisty sangat suka pesta.

Romi merogoh tasnya. Di sana, tampak sebuah kotak beludru berwarna hitam dengan cincin berlian di dalamnya. hubungannya dan Adhisty sudah genap enam tahun. Awal tahun kemarin, kedua orang tua dan keluarga mereka sudah bertemu untuk membahas pernikahan.

Dan walaupun perencanaan pernikahan sudah mulai dilakukan secara bertahap dan Adhisty saat ini tengah mencari-cari calon vendor, Romi belum sempat melamar Adhisty dengan cincin.

Miss Oh So PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang