'Pernikahan' Sebuah kata yang seharusnya penuh kebahagiaan, namun bagi sebagian orang, kata itu justru menjadi sebuah hal yang menakutkan.
Banyak kisah yang terdengar, dari pernikahan yang berakhir dengan pengkhianatan, kekerasan, hingga hubungan ya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Written by: dindamc14🥀
Chapter 4. Meet Again
Di antara bangunan-bangunan menjulang tinggi di sekitarnya, terdapat satu toko pakaian di antara bangunan kanan dan kirinya. Bangunan ini biasanya banyak di kunjungi oleh masyarakat umum di sana, di karenakan masyarakat umum sekali membutuhkan pakaian untuk mereka pakai. Pakaian-pakaian yang dipajang nampak cantik dan menarik perhatian orang-orang yang berlalu lalang.
Seorang gadis dengan rambut di kuncir kuda sibuk merapikan pakaian yang sedang dipesan oleh pembeli. "Ini Ibu belanjaannya, terima kasih, ya," ujar Keisya seraya memberikan tote bag yang berisi pakaian dan tersenyum.
Tersenyumlah walau hati sedang bersedih, itu dapat merubah mood menjadi lebih baik. Serta, membuat energi positif pada diri sendiri muncul dan tersebar pada orang yang ditemui. Ini juga untuk menunjukkan sisi ramah dalam diri kita.
Tersenyumlah untuk bahagia, tak perlu menunggu kebahagian datang terlebih dahulu untuk tersenyum.
Sang pembeli itu ikut tersenyum. Kakinya langsung melangkah pergi keluar toko.
Lihat? Orang itu ikut tersenyum. Melihat orang lain membalas senyuman kita dapat membuat diri menjadi senang.
Keisya beralih pada pakaian yang sudah lepas dari gantungan. Pakaian-pakaian yang tadinya rapi, kini sudah ada yang berantakan karena pembeli. Dengan sigap, Keisya merapihkan pakaian-pakaian tersebut.
"Permisi Mbak," sapa seorang wanita sembari menepuk pundak Keisya.
Keisya langsung menoleh. "Iya?"
"Di sini ada setelan Cardigan gak, ya?" tanya wanita tersebut dengan kacamata hitamnya.
"Ada di ruangan lantai atas," jawab Keisya dengan jari telunjuk yang mengarah ke tangga tak lupa dengan senyuman.
"Oke, Terima kasih."
Keisya masih setia melihat tubuh wanita tersebut yang sudah berjalan menaiki tangga. Isi kepalanya sedang mencerna sesuatu yang sedikit janggal. "Kok kayak kenal, ya?" monolog Keisya dengan alis yang terangkat satu.
Seorang gadis berambut pendek datang menghampiri, lalu menepuk pundak Keisya. Hal itu membuat lamunan Keisya membuyar. "Kei, lo di panggil Ibu. Disuruh ke ruangannya."
Keisya langsung mengangguk. Kakinya bergerak melangkah menuju ruangan Bos nya.
🥀
Setelah dari ruangan milik Bos nya. Keisya tersenyum-senyum. Kalau dirinya dilihat orang, pasti akan disangka gadis gila.
Keisya tak bisa berhenti tersenyum di karenakan mendapatkan uang gajiannya. Mendapatkan uang memang hal yang paling menyenangkan bagi khalayak orang. Memangnya siapa sih, yang tidak suka uang?