5

310 46 2
                                    


Pagi harinya Lisa masih tertidur dan meringkuk di atas ranjangnya ketika suara interkom pintunya berbunyi. Lisa mengernyit, meraih jam beker di sebelah ranjangnya. Masih jam enam pagi. Siapa yang berkunjung sepagi ini?

Dengan susah payah Lisa turun dari ranjang, matanya pasti bengkak karena dia menangis semalaman sampai ketiduran, dan kepalanya pening karenannya.

Dia memijit tombol interkom yang berhubungan langsung dengan resepsionis di depan.

“Nde?” gumamnya dengan suara yang masih serak.

“Nona Lisa, ada tamu untuk anda.”

Lisa langsung waspada, apakah Jungkook masih belum menyerah juga?

“nuguseyo”

“Tuan Jaehyun meminta akses untuk naik dan menemui anda.”

Jantung Lisa langsung berdebar, teringat akan kecupan lembut di dahinya malam itu. Kenapa Jaehyun datang menemuinya pagi ini?

“Nona Lisa?” resepsionis di bawah memanggilnya lagi karena dia terdiam lama.

“Ah, nde, perbolehkan beliau naik.”

Setelah mematikan interkom, dalam sekejap Lisa melompat ke kamar mandi, menggosok gigi, dan mencuci mukanya. Dia mengernyitkan kening ketika menatap wajahnya di cermin, ada lingkaran hitam di matanya, bengkak seperti panda. Rasanya malu menemui Jaehyun dengan penampilan seperti ini, tetapi mau bagaimana lagi. Kedatangan Jaehyun sama sekali tidak diduganya. Dia selesai mengganti baju tidurnya dengan kaos longgar dan celana jeans yang nyaman ketika bel pintu apartemennya berbunyi. Dengan gugup Lisa membuka pintu itu.

Jaehyun berdiri di sana, tampak luar biasa tampan dengan kemeja warna hitam dan celana jeans abu-abu. Lelaki itu membawa kantong plastik di tangannya. Dan tiba-tiba saja Lisa merasa malu ketika membayangkan penampilannya yang berantakan ini dihadapkan dengan penampilan Jaehyun yang begitu sempurna.

“Selamat pagi.” Jaehyun menyapa dengan lembut.

Lisa sejenak hanya terpaku, terpesona dengan senyum itu, “Se...selamat pagi juga.”

“Aku membawakan sarapan.” Jaehyun menunjukkan plastik di tangannya, “Boleh aku masuk.”

Saat itulah Lisa sadar bahwa dia hanya berdiri terpaku sambil menatap Jaehyun. Dia langsung memundurkan langkahnya, memberi jalan bagi Jaehyun untuk melangkah masuk.

Lelaki itu tampak nyaman, tidak canggung sama sekali ketika memasuki apartemen Lisa,

“Di mana aku meletakkan makanan ini? Kau punya meja makan?”

Apartemen Lisa adalah apartemen model kecil dan sederhana, dengan ruang tamu, menyambung ke dapur yang menyatu dengan meja makan kecil,  satu kamar mandi, dan satu kamar tidur di ujung ruangan. Jaehyun hanya tinggal berjalan sedikit untuk menuju dapur.

“Di sebelah sana ada meja makan, tapi mungkin lebih baik kita duduk di sini saja.” Lisa yang merasa canggung di sini, tidak pernah sebelumnya dia berduaan dengan seorang lelaki apalagi di dalam apartemen yang cukup privat.

“Aku meminta Jackson untuk menyiapkan makanan kita.” Jaehyun meringis, “Omelet dan sup dari cafe, juga cokelat panas andalan kami. Ada untungnya juga menjadi pemilik cafe.” Jaehyun lalu duduk di sofa itu sementara Lisa berdiri canggung di dekat pintu, membuat Jaehyun mengerutkan keningnya,

“Sini, cicipilah omelet buatan kokiku, ini menu andalan cafe untuk sarapan. Oh ya ambilkan piring ya.”

Lisa ke dapur menurut seperti kerbau yang dicucuk hidungnya mengambil piring dan sendok, lalu melangkah pelan, dan akhirnya duduk di sofa samping Jaehyun. Lelaki itu membuka kantong-kantong kertas makanannya, dan memindahkan omelet yang beraroma sangat harum itu ke dalam piring.

Bonjour (The Story of Jung Jaehyun x Lalisa) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang