“Di dalam hatimu yang penuh cinta, ada aku yang sedang menenun kebahagiaan.”
Jaehyun sudah ada di sana menunggunya, ekspresinya tampak cemas. Lelaki itu setengah berdiri ketika melihat Lisa mendekat.
“Lisa.” Gumam Jaehyun menatap Lisa dengan penuh kerinduan. Tiba-tiba Lisa merasa kasihan kepada lelaki ini, lelaki yang begitu kuat dan berkuasa. Tetapi sekarang tampak begitu lelah dan berantakan, apakah itu karena dirinya?
“Lisa.” Jaehyun menatap Lisa dalam ketika perempuan itu duduk di depannya, “Terima kasih sudah mau bertemu denganku dan memberiku kesempatan kedua. Aku.. aku ingin menjelaskan semuanya padamu..”
Lisa tersenyum lembut pada Jaehyun, “Aku sudah tahu semuanya.”
“Sudah tahu semuanya?” Jaehyun mengerutkan keningnya
“hm.” Lisa menganggukkan kepalanya, “Jeno memberitahuku semuanya tentang kisah pertunanganmu dengan Yeri. Dia meluruskan semua kesalahpahaman.”
Itu adalah salah satu hal yang tidak pernah terpikirkan oleh Jaehyun. Jeno memberitahu Lisa? Semuanya? Apa maksud Jeno? Selama ini Jaehyun masih menyimpan kecurigaan dan mengira bahwa Jeno juga menyukai Lisa. Tetapi dengan memberitahu Lisa dan meluruskan semua kesalahpahaman, bukankah Jeno sama saja membantu Jaehyun?
“Apa yang Jeno beritahukan kepadamu?”
“Semuanya.” Lisa menatap Jaehyun dengan lembut, merasa tidak tega ketika menemukan kepedihan di mata itu. Dia yang menyebabkannya. Kemarahannya waktu itu, ketika dia tidak mau menerima penjelasan Jaehyun telah membuat lelaki itu menderita.
“Dan apakah dia mengatakan bahwa aku tidak mencintai Yeri sama sekali?” suara Jaehyun menjadi serak.
Lisa menganggukkan kepalanya, “Maafkan aku atas semua kesalahpahamanku kepadamu. Aku mengataimu pria jahat, aku menganggapmu sama brengseknya dengan Jungkook. Ternyata kau hanyalah lelaki yang terlalu baik hati.”
Jaehyun mengernyit pedih. “Dan kebaikan hatiku ternyata membuatku tersiksa. Dulu aku mengira bisa menjalaninya bersama Yeri. Karena pada awalnya aku mencintainya, aku pikir aku bisa menerima dan memaafkan... Tetapi kemudian seperti katamu, mudah memang untuk memaafkan, tetapi sulit untuk melupakan...” Jaehyun mendesah, “Setiap melihat Yeri aku merasa muak, membayangkan harus menjalani hidupku bersamanya membuatku sangat tersiksa... Tapi janji sudah diucapkan dan harus ditepati, aku bertekad untuk menjalankannya.” Mata Jaehyun menatap Lisa dalam-dalam, “Sampai akhirnya aku bertemu denganmu.”
Lisa membalas tatapan Jaehyun dan membiarkan lelaki itu meraih jemarinya dengan lembut,
Jaehyun lalu melanjutkan. “Aku tidak pernah menyapa pelanggan manapun sebelumnya, apalagi seorang perempuan, sama sekali tidak pernah... Tapi kau membuatku tidak bisa menahan diri, kau dengan tubuh kurusmu dan ekspresi seriusmu ketika menghadap laptop membuatku melupakan semua aturanku. Aku menyapamu dan kau membalas sapaanku.” Jaehyun menatap Lisa dengan penuh cinta, “Detik itu juga, ketika kau menyapa kepadaku, kau sudah memiliki hatiku.”
Sebuah pernyataan yang sangat indah. Mata Lisa tiba-tiba terasa panas. Lelaki ini sungguh tak disangka telah menumbuhkan cinta yang begitu dalam dan tulus kepadanya.
“Maafkan aku karena tidak mempercayaimu.” Bisik Lisa lemah.
Jaehyun mengangkat bahunya, “Situasinya seperti itu, aku tidak menyalahkanmu. Aku sendiri juga salah, tidak menceritakan keadaanku dari awal padamu. Aku pikir aku bisa melepaskan diri dari masalah ini.”
“Melepaskan diri?”
“Ya. Aku sedang berencana melepaskan diri dari Yeri.” Jaehyun tampak malu, “Rupanya aku tidak sebertanggungjawab yang kau kira. Ketika aku jatuh cinta, aku rela melakukan apapun demi memiliki kekasihku.” Jaehyun tersenyum sedih, “Kau mungkin merasa aku lelaki yang rendah.”
Bicara tentang Yeri membuat Lisa teringat akan kata-kata Jeno, wajahnya berubah serius,
“Jeno.. dia melakukan sesuatu untuk melepaskanmu dari Yeri.”
Jaehyun tampak terkejut, “Melakukan apa?”
“Dia bercerita bahwa sebenarnya yang diincar Yeri adalah dirinya.”
“Ah ya.” Jaehyun tersenyum, “Yeri mengejarnya setengah mati, tetapi kau tahu Jeno. Dia tidak serius menanggapi Yeri, hingga Yeri berpindah padaku. Aku waktu itu kesepian, masih memendam kesedihan karena harus meninggalkan sekolah kokiku. Dan Yeri menghujaniku dengan perhatiannya, pada akhirnya aku menerima bahwa dia adalah wanita yang akan berada di sisiku.”
“Jeno menceritakan pengkhianatan Yeri kepadaku.” Gumam Lisa dengan wajah prihatin.
“Ya. Itu juga.” Wajah Jaehyun tampak serius, “Karena itulah aku memahami penderitaanmu. Bagaimana sakitnya ketika kita dikhianati oleh orang yang kita percayai. Aku paham sekali bagaimana rasanya, tetapi mungkin aku tidak sesakit dirimu karena pada akhirnya aku menyadari bahwa aku tidak mencintai Yeri sedalam itu. Dan kurasa Yeri juga tidak mencintaiku, mungkin aku hanyalah pelariannya dari Jeno.”
“Jeno mengetahui itu Jaehyun, dan dia sudah bertekad untuk melepaskan Yeri dari dirimu. Dia mendatangi Yeri dan melamarnya.”
“Apa?” Jaehyun terperanjat, menatap Lisa dengan kaget, “Apa katamu?”
“Jeno merasa bahwa ini adalah waktunya dia yang bertanggung jawab untukmu. Dia berkata bahwa dia sudah begitu egois selama ini, dan membiarkanmu menanggung semuanya.”
“Jeno mengatakan itu kepadamu?” Jaehyun sungguh tidak menyangka Jeno yang begitu tidak peduli kepada apapun mau melakukan ini untuknya.
“Ya. Dan Yeri menerima lamaran Jeno, dia akan membatalkan pertunangannya denganmu.”
“Oh Astaga.” Jaehyun tidak tahu bagaimana perasaannya. Di sisi lain dia merasa sangat lega karena bisa melepaskan diri dari Yeri. Tetapi di sisi lain perasaan bersalah yang amat dalam memukulnya karena itu berarti dia membuat Jeno yang terjebak bersama Yeri selamanya, berakhir bersama orang yang tidak dia cintai. Jeno akan sangat tersiksa, dan Jaehyun tidak mungkin membiarkan Jeno menanggung semuanya.
⧫⧫⧫
Jaehyun mengetuk pintu apartemen Jeno dengan keras, dan butuh sepuluh menit dia menunggu sampai Jeno membuka pintunya. Adiknya itu tampaknya baru terbangun dari tidurnya,
“Ada apa hyung? Kenapa kau kemari tengah malam?” Jeno mengangkat alisnya dan meminggirkan tubuhnya, memberi jalan Jaehyun untuk masuk.
Jaehyun melangkah masuk lalu berdiri di tengah ruangan dan menatap Jeno dengan tajam.
“Aku sudah mendengarnya dari Lisa, kau melamar Yeri.”
Tidak ada ekspresi apapun di wajah Jeno, “Oh. Ya hyung, maafkan aku belum memberitahumu. Tetapi aku dan Yeri berencana untuk datang ke kantormu besok pagi dan mengatakan semuanya.”
“Jangan berbuat bodoh demi diriku, Jeno.” Jaehyun bergumam pelan, ada kesedihan dan kesakitan di wajahnya, “Aku tahu kau sama sekali tidak mencintai Yeri, kau akan menyiksa dirimu seperti yang kulakukan selama ini. Jangan lakukan Jeno, Jangan lakukan demi diriku.”
Jeno tersenyum, lalu menepuk pundak kakaknya, “Jangan memohon kepadaku seperti itu hyung. Aku tahu kau melakukan segalanya untuk memikul tanggung jawab atas diriku, dan kurasa kini saatnya aku yang membalas budi.”
“Kau adikku, dan aku tidak mungkin menjerumuskanmu dalam penderitaan seperti ini.” Sela Jaehyun keras.
Jeno mengangkat bahunya, “Dan kau hyungku, aku tidak akan rela kau kehilangan cinta sejatimu hanya karena sebuah tanggung jawab.”
Jaehyun kehabisan kata-kata mendengar kata-kata Jeno. Dia tersentuh. Selama ini dia mengira Jeno egois, berniat menjalani hidup sesukanya dan tidak memikirkan orang lain. Adiknya ini ternyata sangat menyayanginya.
“Meskipun aku berterima kasih, aku tetap tidak akan membiarkan kau berakhir dengan Yeri.” Gumam Jaehyun akhirnya.
Jeno menatap Jaehyun dengan bingung, “Tidak ada cara lain kakak, inilah satu-satunya cara. Pulanglah, milikilah Lisa, dan berbahagialah. Dan aku akan berusaha menjalankan peranku dengan sebaik-baiknya. Kalau dipikir-pikir Yeri tidak terlalu buruk.” Gumam Jeno sambil tersenyum masam.
Jaehyun menggelengkan kepalanya, “Kau tidak tahu, aku merencanakan menjauhkan Yeri dengan menggunakan Mark.”
“Mark? Sahabatmu dari sekolah memasak itu?”
“Ya. mark yang itu, aku menyuruhnya untuk mendekati Yeri dan merayunya dengan segala pesonanya.” Pipi Jaehyun tampak merona, sedikit malu, “Yah, memang aku menggunakan cara pengecut di sini, menusuk Yeri dari belakang. Tetapi cara ini juga bisa menjadi bukti untukku apakah Yeri benar-benar setia dan mencintaiku. Dia pernah mengkhianatiku sekali, dan aku ingin melihat, jika ada kesempatan, akankah dia mengkhianatiku lagi?”
“Dan ternyata?” Jeno bertanya meskipun sepertinya dia sudah tahu jawabannya.
“Dan dia mengkhianatiku, dia menjalin hubungan dengan Mark, bahkan Mark bilang Yeri tidak menolak ketika dia menciumnya. Yeri mengira aku tidak tahu karena itu dia tetap memaksa melanjutkan pernikahan ini sambil terus mengungkit rasa tanggung jawabku.”
“Dasar perempuan jalang.” Jeno mengumpat kasar, lalu mengangkat bahunya meminta maaf ketika Jaehyun melemparkan pandangan memperingatkan kepadanya, “Maafkan aku hyung, aku sudah sejak awal tidak menyukainya, apalagi ketika pada awalnya dia mengejarku, lalu mengejarmu, dan kemudian mengkhianatimu.”
Jaehyun tersenyum lembut, “Dan kau dengan sukarela mau mengorbankan hidupmu untuk berakhir dengannya, hanya demi kakakmu ini.”
“Bukan ‘hanya’. Kaulah satu-satunya keluargaku yang tersisa di dunia ini. Aku akan melakukan apapun untuk membuatmu bahagia.” Gumam Jeno pelan.
Mata Jaehyun berkaca-kaca, “Dan aku akan melakukan semuanya juga, untuk membuatmu bahagia, Jeno.”
Kedua kakak beradik itu berpelukan, lalu Jaehyun melepaskan pelukannya dengan canggung, karena sudah lama sekali dia tidak memeluk adiknya. Dia mengangkat alisnya dan menatap Jeno ingin tahu, “Tantangan untuk memperebutkan Lisa dulu itu, kau sengaja ya?”
Jeno terkekeh, “Aku hanya ingin sedikit mendorongmu.”
“Sudah kuduga.” Jaehyun mencibir, “Walaupun aku sempat sangat marah padamu, kau pandai sekali berakting.”
“Dan kau sangat pencemburu, aku hampir tidak kuat untuk menyembunyikan tawa geliku waktu melihatmu marah dan mulai mengancamku.” Jeno akhirnya tertawa.
Jaehyun tersenyum malu, “Lakukan semua seperti rencanamu Jeno, kurasa aku akan menggunakan Mark untuk menyelamatkanmu.”
“Bagaimana caranya?” Jeno menatap Jaehyun bingung.
“Kita akan menemukan cara.” Jaehyun menghela napas panjang. Dia harus menemukan cara, karena dia tidak mungkin tega membiarkan Jeno menanggung semuanya untuknya.
⧫⧫⧫
“Jeno mengorbankan diri untukmu? Sungguh tidak terduga,” Mark terkekeh, “Bersyukurlah Jaehyun berarti kau sangat disayangi.”
Jaehyun melemparkan pandangan serius kepada Mark, “Tetapi aku masih membutuhkanmu untuk menyelamatkan Jeno, bagaimana hubunganmu dengan Yeri akhir-akhir ini?”
Wajah Mark tampak masam, “Dia menghindariku akhir-akhir ini, kurasa dia mulai serius dengan Jeno.” Mark mengangkat alisnya menatap Jaehyun, “Sepertinya kali ini dia sungguh-sungguh ingin memiliki Jeno.”
Gawat. Jaehyun menghela napas panjang, kalau begini caranya, rencananya untuk menggunakan Mark sebagai senjata tidak dapat digunakan.
“Tetapi aku punya satu pemikiran untukmu.” Mark bergumam misterius, membuat Jaehyun langsung memperhatikaannya. “Pemikiran yang mungkin harus kau selidiki Jaehyun, karena kupikir Yeri membohongi kalian semua.”
“Membohongi kami?” Jaehyun mengernyitkan keningnya, “Apa maksudmu?”
“Aku punya seorang nenek yang sudah tua di panti jompo, dia tidak dapat berjalan dan harus berada di kursi roda. Beliau hidup bersama kami di rumah keluarga kami dan aku menghabiskan banyak waktuku untuk merawatnya.” Mark memajukan tubuhnya, “Dari pengalamanku itu, sepatu atau sandal yang dipakai oleh orang yang lumpuh biasanya solnya masih bagus seperti baru, karena sama sekali tidak pernah dipakai. Tetapi... kau tahu aku sering berkunjung ke tempat Yeri, dan dia memakai sandal rumahnya di dalam... aku beberapa kali menggendongnya dan membantunya berpindah tempat. Dan aku sempat melihat, sol sandalnya sudah tidak seperti baru lagi dan sedikit aus... seperti sering dipakai berjalan-jalan.”
Jaehyun tertegun, pemikiran itu sama sekali tidak pernah terbersit olehnya. Dia mendengar sendiri diagnosa dari dokter rumah sakit bahwa Yeri akan lumpuh selamanya. Dan dia mempercayainya sampai saat ini. Tetapi mungkinkah Yeri membohonginya? Batinnya langsung mengiyakan, yah, mungkin sekali Yeri membohonginya, kelumpuhan itu adalah satu-satunya pengikat rasa tanggung jawab Jaehyun terhadap Yeri. Dan jika Yeri tidak lumpuh lagi, sudah pasti Jaehyun akan meninggalkannya.
“Mungkin kau bisa menghubungi dokter pribadi Yeri dan meminta informasi.” Mark bergumam memberi usul.
Jaehyun sudah pasti akan melakukannya, dan jika sampai dokter itu berbohong, dia pasti akan menyesalinya. Jaehyun akan melakukan segala cara untuk mendapatkan kebenaran.***
To be continued**
Hiks sebelumnya aku mau minta maaf sudah 1 bulan lamanya gaupdate cerita😭🙏makanya hari ini ku upload 2 part ehehe
Dukung aku vote+comment ya untuk lanjut
KAMU SEDANG MEMBACA
Bonjour (The Story of Jung Jaehyun x Lalisa)
FanfictionJaehyun tidak pernah merasakan ketertarikan seperti ini pada perempuan manapun. Tetapi semalam, ketika kebetulan dia sedang berdiri di tempat ini, tempat yang sama, mengawasi cafenya, dia melihat perempuan itu masuk, menatap keraguan perempuan itu...