Sisi kini sudah berada di perusahaan milik ayah nya dan ia langsung menaikki lift menuju lantai teratas.
Saat disana, dirinya disambut sekretaris ayah nya.
"halo Nona, selamat datang, Tuan sudah menunggu di dalam"
"terima kasih...."
"Zidan, Saya Zidan"
Sisi mengangguk.
"terima kasih Zidan, saya permisi dulu"
Sisi berjalah masuk ke dalam ruangan setelah mengetuk pintu.
"Pah?"
Ayah Sisi menoleh lalu tersenyum.
"sini, kamu duduk dulu, sudah makan belum?"
"sudah, jadi ada apa Pah?"
"begini, kantor cabang papa di Surabaya terkena masalah, ada oknum yang melakukan penggelapan uang pada perusahaan, bisa kamu tolongin papa cari siapa orang itu?"
Sisi nampak terdiam.
Sang Ayah memahami itu.
"ajak Nak Biwa kesana juga"
Seketika raut wajah Sisi berubah menjadi ceria.
"oke, aku terima, tapi tempatin aku di posisi karyawan magang ya Pah"
"loh?"
Ayah Sisi menatap putrinya terkejut.
"Sisi punya rencana sendiri kok, jadi papa tenang aja, pasti secepatnya masalah ini selesai"
Ayah Sisi tersenyum senang pada putrinya.
"kamu emang bisa papa andelin, terima kasih ya nak"
"tapi selesai dari Surabaya, papa beliiin aku apart ya"
"oke, nanti papa beliin"
Dan selanjut nya, mereka melanjutkan perbincangan mengenai keseharian masing-masing.
Serta sedikit membahas mengenai perusahaan.
Tak lama dari itu Sisi berpamit pulang pada Ayah nya.
"hati-hati nak, jangan ngebut"
Sisi mengangguk mengerti kemudian ia meninggalkan ruangan ayah nya.
Ia kembali bertemu dengan Zidan yang terlihat sibuk.
"Zidan, saya pamit dulu"
"perlu saya antar Nona?" tawar Zidan sembari bangkit dari duduk nya.
"tidak perlu, terima kasih ya, mari, saya pamit"
"hati-hati Nona"
Sisi mengangguk dan berjalan menuju lift.
Kemudian ia menuju tempat motor nya terparkir.
Ia melajukan motornya dengan kecepatan sedang.
Hingga memutuskan untuk membawakan makanan untuk Biwa.
Dan mengirimi nya pesan bahwa Ia akan kembali sedikit lama.
Pesan yang Sisi kirimkan dibalas dengan cepat oleh Biwa.
Sisi sesaat terdiam.
Memikirkan kalimat yang tepat untuk mengajak Biwa pindah menuju Surabaya.
Beberapa waktu kemudian makanan yang dipesan Sisi telah siap.
Ia membayar nya dan segera berjalan pulang.
Sisi membawa kendaraan nya dengan kecepatan sedang, sesekali bersenandung nada lagu kesukaan nya.
Hingga dirinya tiba di dalam rumah dan mengetuk pintu.
Disambutnya Ia dengan pelukan.
"Biw?"
"hmm?" sahut nya yang masih memeluk Sisi.
"ayo masuk dulu"
Keduanya melangkah masuk dan Biwa kembali memeluk Sisi.
"Tumben Biw, kamu kenapa?"
"pengen aja, kamu bawa apa? Wangi banget"
Sisi memberikannya pada Biwa.
"Martabak Asin, maaf ya lama banget pergi nya, padahal janji nya tadi bentar"
"Gapapa, ayo masuk, gak sabar pengen makan martabak nya"
Sisi mengangguk lalu mengambil piring kecil untuk tempat menaruh acar.
Mereka berdua memakan martabak sembari berbincang bincang mengenai pendidikan mereka maupun hal sehari-hari.
Hingga Sisi menyudahi makan nya kemudian menatap Biwa dengan serius.
"Biw, tadi papa manggil aku buat bantuin urus perusahaan nya yang di Surabaya, aku minta pindah kesana setelah ujian sekolah, sekalian kuliah disana juga"
Sisi melihat raut wajah yang berbeda dari Biwa.
"Biw, papa juga minta kamu ikut kesana, kita kuliah disana, bareng-bareng, jadi jangan sedih gitu muka nya"
Biwa tersenyum ketika Sisi menyelesaikan kalimat nya.
"Jadi nanti kamu kerja sambil kuliah disana?"
Sisi mengangguk.
"Keren banget, semangat ya, kalau capek berenti bentar dulu, nanti takut sakit"
Kini raut wajah Sisi yang berubah, dirinya memandang Biwa dengan tatapan berbeda.
"Kok gitu ngomong nya, kamu mau pergi? Kok gitu..., Jangan Biw, jangan tinggalin aku"
Sisi kini sudah nampak akan meneteskan air mata nya.
"Apaan lo mah, gua cuman ngasih wejangan dari sekarang aja, takut nanti kelupaan, gua gak akan kemana-mana kali"
Sisi memandang Biwa sembari cemberut.
"Beneran?"
"Iya cengeng" ucap Biwa mengusap air mata Sisi di pipi gadis itu.
Sisi menarik ingus nya lalu mengusap air matanya.
"Peluk"
"Yeuh mulai manjanya"
Biwa membawa Sisi kedalam pelukan nya.
Memang dasar nya saja Sisi yang sudah terlanjur lemah ketika berhubungan apapun dengan Biwa.
Gadis itu kembali menangis.
Membuat Biwa tertawa ketika mengetahui nya.
"Dasar cengeng"
*-*
Pendek dulu ya, hehe
Makasih udah mampir...

KAMU SEDANG MEMBACA
My Girl(or)Friend?
FanfictionSisi yang menginginkan Biwa menjadi Kekasih nya. Dan Biwa yang menginginkan Sisi hanya menjadi teman nya.