4) net

596 80 9
                                    



JENNIE's POV

Hari yang luar biasa! Tangelo yang bodoh itu jatuh ke dalam perangkap ku.

Begitu dia membuka lokernya, sekaleng cat merah tumpah ke sekujur tubuhnya, itulah yang dia dapatkan karena telah berbuat cabul.

Maksud ku, orang waras mana yang mau menonton dua orang yang akan berhubungan seks? Aku mengerti bahwa Mino dan aku tidak berada di tempat yang ideal untuk melakukannya, tetapi apakah pantas baginya untuk mengintip kami seperti itu?

Dia seperti orang gila.

Aku tidak tahan dengan dia!

Setelah kaleng cat itu menimpanya, murid-murid yang lain mulai tertawa. Aku melihatnya berlari menuju kamar mandi secepat mungkin, aku bersumpah aku hanya ingin melihat gadis itu menangis sekali saja, dia membuat ku kesal untuk beberapa alasan.

"Bagus sekali Jennie," kata Irene sambil memberikan tos kepada ku.

"Terima kasih, lain kali akan ada ember penuh cacing," jawab ku dengan Tzuyu yang ikut tertawa bersama aku dan Irine.

"Jennie, itu tidak terlalu baik, kita sudah senior sekarang, bersikaplah seperti seorang senior" kata Rosé

"Ayolah Chaeyoung-ah, kamu harus mengakui itu cukup lucu" Tzuyu terkikik tapi Rosé hanya memutar matanya pada kami

Aku mengabaikannya, aku cenderung tidak berbicara atau membalas ketika menyangkut Rosé, jadi aku terus tertawa bersama Irene dan Tzuyu ketika seseorang menarik lengan ku dari belakang.

WHO THE FUCK DARES TO-----

"Jennie-ya! apa itu tadi? ada apa denganmu?!"

Ini dia sepupu ku.

Seharusnya aku tahu, dia satu-satunya yang benar-benar memiliki keberanian untuk menarik lengan ku seperti itu.

Aku menepis tangannya '"** menyeringai** Apa Chu? Aku hanya berpikir itu lucu "

"Ya Jisoo, kami hanya bersenang-senang, santai saja" kata Irene sambil melingkarkan tangan kanannya di pundak ku

"Itu sama sekali tidak lucu Jen! Kamu memberi kesan kepada siswa lain bahwa tidak apa-apa untuk menindas orang lain! Kamu harusnya tahu lebih baik! Ini adalah sekolah Kakek kita! Hormatilah!"

"Hei! Kau sudah melewati batas, Chu! Jangan berani-berani membawa-bawa Kakek dalam masalah ini!"

"Kalau begitu, bersikaplah dengan benar! Kau telah berada dibelakang gadis itu selama berbulan-bulan sekarang! Sudah cukup! Kau sangat tidak dewasa, aku bersumpah!"

"Kau menyebutku dengan sebutan apa barusan?!" Aku langsung menghampiri wajahnya dan kami saling menatap satu sama lain.

"Kau dengar aku Jennie. Berhentilah menjadi anak nakal dan hentikan omong kosong ini sebelum aku memberi tahu orang tuamu"

Dia tahu bahwa orang tua ku tidak mentolerir perilaku seperti ini dan aku akan mendapat masalah besar jika sepupu ku benar-benar menceritakannya kepada orang tua ku, yang mana dia akan melakukannya karena dia juga tidak setuju dengan tindak perundungan.

Aku terus memelototinya dan kemudian dia berjalan pergi, menuju ke arah yang sama ke mana Tangelo yang bodoh itu pergi.

Sial! Dia pikir dia pikir dia siapa?!

Hanya karena dia lebih tua beberapa hari dari ku, dia pikir dia bisa memerintah ku!

Ini semua salah si Tangelo yang bodoh!

I see Orange ID (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang