Hal yang paling membuatnya muak adalah berpura-pura mematuhi norma-norma sosial yang diatur oleh masyarakat, terutama dalam hal gender dan hubungan romantis. Secara harfiah, norma-norma tersebut menyiratkan bahwa seorang pria harus menunjukkan maskulinitasnya dengan menjalin hubungan romantis bersama seorang wanita, menikahinya, memiliki anak, dan hidup bahagia selamanya.
The End of the fairly tale story.
Tapi, sungguh, itu terlalu klise dan membatasi!
Jeffrey tidak termasuk dalam kategori itu.
Thank God!
Pria akhir 30 tahun berjiwa melankolis dan sensitif, sangat memperhatikan penampilan rambut, perawatan, riasan, dan mengikuti arus mode yang setiap hari selalu berubah, serta belum menikah.
Berdasarakan sikap dan pilihannya saja, kalian sudah pasti mengetahui bahwa Jeffrey ini jauh dari kata 'ideal' bagi mereka yang memandang konservatif seorang lelaki dewasa.
Dia mungkin tampan, berbadan menarik, memiliki pekerjaan yang menjanjikan, dan memiliki banyak sifat baik lainnya yang membuat para calon ibu mertua menginginkannya sebagai menantu. Namun, sayang seribu sayang, dia secara terbuka menyatakan bahwa dia seorang gay yang bangga.
Catat itu dikepala kalian!
Seorang. Gay. Yang. Bangga!
Orang-orang sering mengunjingnya dengan frasa yang terkesan mengejek; "jika 'pride month' adalah seorang manusia, maka orang itu adalah Jeong faggot."
For the name of God!
Satu-satunya yang dia permasalahkan dari ejekan itu adalah penggunaan nama depan "Jeong". Dia tidak menyukai marga kakek buyut dari pihak ayahnya itu, dan dia juga tidak pernah menginjakkan kaki di Korea. Jadi sudah jelas jika dia juga tidak mengerti bahasa yang digunakan.
Dia adalah orang Amerika dengan setidaknya 30% keturunan Korea, sehingga dia masih dianggap sebagai orang asing. Jeffrey tidak pernah menggunakan nama "Jeong" lagi sejak hampir 20 tahun yang lalu; "Jung" terdengar lebih enak di telinganya.
Meskipun marga itu tetap ada sebagai nama 'resmi' sialan! dia tetap tidak ingin mengakuinya.
Maka dari itu, untuk kedepannya saat kalian ingin menuliskan artikel, berita, ataupun naratif yang mengejek, tolong gunakan 'Jung' untuk setiap subjek didalamnya.
Sementara itu, terhadap hinaan tersebut, Jeffrey hanya menertawakannya. Mereka terus berbicara, dan dia berhasil menghasilkan lebih banyak uang daripada seluruh harta gabungan keluarga mereka.
So ladies, for those of you thinking you can sweep Jeffrey off his feet? Thank you, next.
Also, to all of you bitches—jangan memulai membuka kamus lama tentang asal usul orientasi seksnya dengan mengatakan;
"Dia pasti telah mengalami trauma di masa lalu."
"Mungkin dia pernah terluka oleh seorang wanita dan memilih jalur yang kontroversial dalam hidupnya."
"Jelas bahwa dia tidak memiliki figur orang tua yang stabil dalam kehidupannya."
"Mungkin dia terlalu sering berinteraksi dengan perempuan."
"Ini mungkin disebabkan oleh kutukan untuk kesombongannya itu!"
Kira-kira begitulah praduga yang sering diucapkan orang-orang sepanjang hidupnya. Meskipun begitu, Jeffrey sama sekali tidak mempedulikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil Wears Prada
Fiksi Penggemar"I am so GAY for him- but wait! Already I AM." Jeffrey terperangkap dalam belitan takdir yang tak terduga ketika dia bertemu kembali dengan Lee Taeyong, cinta pertamanya. Meskipun ia tidak pernah meminta pertemuan itu, takdir terus memainkan perann...