3Jadilah Pembaca bijak yang tau cara menghargai karya orang lain setelah membacanya.
Happy Readinggg!
°°°
Jarum jam sudah menunjukkan. pukul 07.00 pagi, namun Nara belum turun juga. Apa Nara masih tidur? Kemudian Fatimah pun menyuruh Rani buat membangunkan Nara. Rani bergegas menaiki anak tangga buat menuju kamar Nara.
Tok..tok...tok
Tak ada jawaban dari kamar Nara. Kemudian Rani langsung saja membuka pintu kamar Nara.
Ceklekk...
"Assalamu'alaikum, Kak Nar...,"
Kamarnya sudah tertata rapi. Sang Kakak juga sudah tidak ada di atas tempat tidurnya. Rani masuk ke dalam kamar mandi mencari Nara, ternyata kamar mandi itu kosong. Kemana kakaknya?
Mata Rani tertuju kepada jendela kamar Nara yang terbuka lebar. Ia langsung saja menghampiri jendela itu, Rani melihat ke bawah jendela ada kain bergelantungan di luar jendela. Rani terkejut lalu ia berlari dan segera memberi informasi kepada sang bunda.
"Bunda!" teriak Rani menuruni anak tangga.
"Kenapa, Dek? Terus kemana kakak kamu?" tanya Fatimah yang bertanya kepada Rani.
"B-bun, i-itu, kak Nara tidak ada di kamarnya." Ucap Rani yang memegang lututnya sembari berjongkok, nafasnya pun ngos-ngosan.
"Kok bisa? Kapan dia keluarnya? Perasaan dari tadi Nara belum turun." Ucap Fatimah menatap Rani.
"Kak, Nara, keluar dari jendela, bun. Kayaknya kak Nara kabur dari rumah." Ucap Rani yang memegang kepalanya. Kepalanya pusing sekali melihat sikap sang kakak seperti itu.
Fatimah segera mengambil ponselnya di meja. Lalu segera menghubungi Nara. Tetapi, berkali-kali tak diangkat oleh Nara.
"Kenapa, Bun? Gak diangkat ya?" tanya Rani yang bingung harus melakukan apa. Dibalas gelengan sang bunda.
Tiba-tiba Ali keluar dari kamarnya. "Ada apa? Kok kalian panik." Tanya Ali yang sembari menatap Rani dan Fatimah secara bergantian.
"Kak Nara hilang, ba." Ucap Rani memberi tahu.
"Astaghfirullah, kenapa? Kok bisa? Ya sudah ayo kita cari Nara." Ia sembari mengambil kunci mobil diatas meja. "Anak itu lagi-lagi membuat masalah." Gumam Ali ia sembari beranjak keluar dengan Fatimah dan Rani.
Nara duduk di bangku taman bersama seorang pria. Pria itu adalah pacar Nara, mereka sempat putus hubungan. Tapi entah mengapa mereka bisa kembali lagi dan menjalin hubungan lagi. Itu adalah Rama Dirgantara. "Ram, aku dijodohin, mangkanya aku kabur dari rumah.... Aku gak cinta sama dia. Apalagi, dia udah tua gitu," Ucap Nara mengadu kepada Rama.
"Jangan mau lah, enak aja seenaknya jodohin." Ucap Rama yang menghasut Nara.
"Aku udah nolak, tapi di paksa sama bunda." Ucapnya sembari menundukkan kepalanya sedih.
Rama berfikir sejenak dan memegang kepalanya. "Aku punya cara supaya kamu gak di jodohin dan kamu bisa nikah sama aku." Ucap Rama sembari tersenyum sinis.
"Kamu mau gak tinggal di kos-kosan aku?" Ucap Rama sembari menatap wajah Nara. Nara sontak terkejut dengan ucapan Rama.
Seketika ucapan lembut menjadi ucapan yang bernada tinggi. " Gila yah! Mana mungkin gue serumah bareng lo." Ucap Nara yang tiba-tiba mendorong tubuh Rama dan berjaga jarak dengan pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
NARA DAN ABINAF
Teen Fiction{ FOLLOW SEBELUM MEMBACA } Nara gadis kelahiran Surabaya di jodohkan dengan pria yang di sebut sebut Gus dari Semarang, Gadis itu adalah Nara Arabella Sanjaya, dan pria itu Abinaf Fahri Al- hafidz yang mempunyai pondok pesantren bernama Al-hafidz...