08.Mimpi buruk

220 31 0
                                    

8

Jadilah Pembaca bijak yang tau cara menghargai karya orang lain setelah membacanya.

Happy Readinggg!


"Aku tidak butuh bunga atau barang mewah lainnya. Aku hanya butuh agamanya. Aku lebih mengharapkan dia membimbingku ke surga dan menjadikanku sebagai ratunya."
{•Nara Arabella Sanjaya•}

°°°

Sesampainya di rumah sakit, Nara dan Abinaf keluar dari mobil dan segera memanggil suster. Gadis itu segera dibawa ke IGD untuk diberi penanganan. Ia bernama Hafa Azhara Syafiqah. Keduanya mengetahui identitas Hafa dari KTP/ Kartu tanda sekolah yang terjatuh dari tas saat Hafa tertabrak.

"Bi," panggil Nara sembari melihat ke arah Abinaf.

"Iya, kenapa Ra?" tanya Abinaf ia sembari mendekati Nara dan mendekap tubuh Nara sangat erat. Terlihat jelas ada ketakutan di raut wajah Nara.

"Bi, aku takut," Ucap Nara sembari menangis di dekapan sang suami.

"Hei, sini duduk dulu. Gak usah takut, sayang, kita berdoa saja ya," ucap Abinaf sembari membawa Nara untuk duduk lalu mengusap kepala Nara yang terbalut jilbab pashmina.

"Kalau perempuan itu kenapa-kenapa gimana?"

"Buang jauh-jauh pikiran buruk kamu zaujati, sesungguhnya Allah maha penolong, pasti Allah menolong perempuan yang di dalam sana," Jelas Abinaf yang mencoba menenangkan sang istri. "Sayang, kamu tunggu disini dulu yah, aku mau belikan kamu makanan. Kamu harus makan," Ucap Abinaf, ia sesekali mencium kening Nara.

"Tapi, jangan lama-lama ya Bi," pintah Nara sembari melihat manik mata Abinaf.

"Iya, zaujati," sahut Abinaf. Kemudian, ia beranjak menuju kantin yang ada di rumah sakit, ingin membelikan makanan untuk istrinya - Nara.

Setelah Abinaf pergi, melihatnya langsung berdiri mendekati dokter yang masih berdiri di ambang pintu. "Dok, gimana pasien yang ada di dalam? Dia baik-baik aja kan?" tanya Nara, ia bergegas mendekati dokter itu dan bertanya terhadap dokter yang baru saja keluar.

"Maaf. Kakanya keluarga pasien?" tanya dokter itu sembari menunjuk ke Nara.

"Nggak, dok. Dia tadi tertabrak mobil suami saya mangkanya segera aku bawa ke rumah sakit," ucap Nara sembari menatap Dokter tersebut.

"Pasien yang didalam membutuhkan donor darah. Dirumah sakit ini golongan darah yang sama dengan pasien sedang kosong, Kak. Siapa tahu ada saudara kakaknya punya golongan darah yang sama dengan pasien," jelas dokter itu sembari menatap Nara.

"Baik, Dok. Nanti aku hubungi saudarah, siapa tau ada yang sama golongan daranya. Tapi, saya boleh masuk gak, Dok, untuk menemani pasien," ucap Nara yang canggung.

"Boleh-boleh, kak. Silakan, saya pamit dulu," ucap dokter itu berpamitan.

"Terimakasih, dok."

"Assalamu'alaikum," salam Nara memasuki ruang rawat. Ia melihat ke arah gadis itu yang terbaring lemah dan terpasang alat-alat medis yang menempel.

Ia duduk disebelah gadis itu sembari menatap lama gadis yang terbaring lemah itu.

°°°

Ada seorang perempuan yang berdiri di depan pintu ruang rawat, itu adalah Nara. Ia melihat ke arah bangsal, terdapat gadis yang terbaring lemah. Sedangkan disebelah bangsal ada banyak orang, sepertinya ingin melakukan ijab qobul, siapa yang akan menikah?

NARA DAN ABINAF Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang