10.Problem

187 30 1
                                    

10

Jadilah Pembaca bijak yang tau cara menghargai karya orang lain setelah membacanya.

Happy Readinggg!

°°°

Ponsel Nara berdering di  genggamannya. Ia mendongakkan kepala melihat kearah layar ponsel, yang menelfon nya adalah Fatimah, Nara mengangkat telfon dari sang bunda.

"Assalamu'alaikum, nak, kamu dimana? Kenapa pergi dari rumah? Suami kamu cariin itu," ucap Fatimah dari panggilan telfon.

"Wa'alaikumussalam, Bun, aku ada di rumah Citra, tadi habis dari makam Rani," ucap Nara sembari melihat ke arah Citra,

"Cepat pulang, nak, kasihan suami kamu, kalau ada masalah hadapi dengan kepala dingin, jangan lari dari masalah," pintah Fatimah.

"Enggak, Bun. aku gak mau pulang, biarin aja, lagian ini semua salah Kak Abinaf," gerutunya sembari menundukkan kepalanya.

"Kalau ada masalah selesaikan dengan baik-baik, kamu harus belajar dewasa, " pinta sang bunda.

"Tapi, Bun ..., " ucap Nara terhenti setelah mengetahui sang bunda telah mematikan telfonnya lebih dulu.

Citra menatap wajah Nara, " kenapa? Lo pasti di suruh pulang, gue anterin, ya," ucap Citra sembari mengusap bahu Nara dan tersenyum samar.

"Cit, gue gak mau pulang, " ucap Nara tak terasa air matanya berhasil lolos,

"Lo harus pulang, Kak Abinaf kasihan, jangan kaya gini yah, gue tau perasaan lo gimana. Nanti gue bantuin cari informasi tentang tu cewek, " ucap Citra sembari mengusap air mata Nara. Dibalas anggukan lemah Nara.

Citra pun mengantar Nara untuk pulang, ia segera mengeluarkan mobil merahnya dari garasi, lalu Nara masuk kedalam mobil dan segera Citra melajukan mobilnya.

Citra berbincang-bincang dengan Nara didalam mobil sembari Citra terfokus pada jalanan yang nampak sepi pengendara.

"Hubungi suami lo dulu deh mendingan, biar dia gak khawatir." Ucap Citra ia sesekali melihat ke arah Nara.

"Gak, biarin aja, dia yang salah, seharusnya dia yang minta maaf," rocos Nara sembari melihat ke arah lain.

"Lo jangan keras kepala deh, jangan egois, Nar," ucap Citra yang mencoba menasihati Nara.

Disaat mereka berbincang tapi tiba-tiba ada yang menghadang mobilnya, seperti ada segerombolan gang motor, sontak citra terkejut karena tiba-tiba pria itu muncul di depan mobilnya.

Citra langsung menginjak rem, "lo tunggu disini gue mau turun, lo telfon suami lo, cepat, " pinta Citra sembari menatap wajah Nara yang sudah terlihat ketakutan.

"Jangan, Cit, telfon polisi aja, dia bawa senjata, gue gak mau lo kenapa-kenapa. Lo disini aja ya, gue mohon, " ucap Nara sembari memegang lengan Citra dan menahan Citra untuk keluar.

"Lo telfon Kak Abinaf, biar gue yang hadapi mereka," ucap Citra sembari membuka pintu kemudinya dan segera keluar, sedangkan Nara memencet tombol di ponselnya dan segera menelfon sang suami. Setelah Nara menelfon Abinaf ia ikut turun dan membantu sahabatnya untuk menghadapi gang motor itu,

NARA DAN ABINAF Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang